Rasionalisasi merupakan upaya seseorang mempertahankan diri dengan beragam alasan untuk menjadikan alasan tersebut menjadi suatu pembenaran.
Rasionalisasi juga diartikan sebagai upaya untuk membuktikan bahwa perilakunya itu masuk akal (rasional) sehingga dapat diterima oleh dirinya sendiri dan masyarakat.
Rasionalisasi mampu membenarkan berbagai tingkah laku spesifik dan dapat melemahkan berbagai kenyataan yang berkaitan dengan kekecewaan.
Dalam teori kepribadian, rasionalisasi diartikan upaya individu menyelewengkan, membelokan atau memutar balikkan kenyataan.
Pada konteks ini kenyataan yang dapat mengancam diri melalui dalih atau alasan tertentu yang terkesan masuk akal sebagai upaya pembenaran sehingga kenyataan tersebut tidak lagi mengancam dirinya. Artikel ini akan membahas tentang 8 contoh rasionalisasi dalam psikologi.
Baca juga:
Rasionalisasi berkaitan erat dengan daya logika seseorang, karena sebagai alat untuk membenarkan alasan yang dia buat – buat.
Menurut beberapa psikolog senior, rasionalisasi merupakan bentuk pelarian diri dari frustasi akibat kenyataan yang tidak seseuai dengan keinginan.
Rasionalisasi menggunakan teknik pembenaran dalam menolong diri sendiri secara tidak wajar dan membuat sesuatu menjadi rasional dari kondisi yang tidak rasional guna menjadikan hal tersebut sebagai media untuk membuat senang dan puas bagi diri sendiri.
Jadi pada prinsipnya rasionalisasi dianggap sebagai salah satu bentuk pertahanan diri dengan cara menipu diri sendiri dalam menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.
Bentuk rasionalaisasi ini dengan mempermainkan kata-kata atau menafsiri keadaan yang dapat menguntungkan dirinya, dan tidak mempedulikan kenyataan yang terjadi terutama kegagalan-kegagalan yang sedang dialami.
Contoh rasionalisasi dalam psikologi
- Gagal dalam melaksanakan tugas sekolah
Seorang murid yang gagal melaksanakan tugas sekolahnya akan berkata “tugas itu terlalu berat bagi pribadi saya yang masih amat muda ini”. Atau dengan alasan lainnya seperti “tugas semacam itu bagi saya tidak ada harganya, dan tidak masuk dalam bidang perhatian saya dan saya tidak akan peduli, apakah tugas itu gagal atau berhasil”.
2. Menyerah sebelum kalah
Dalam urusan asmara pun ternyata ada kondisi rasionalisasi di dalam hubungan percintaan. Berikut ini kisahnya :
Ada seorang pemuda berniat mendekati seorang gadis cantik yang dia suka. Namun, karena takut cintanya ditolak, maka si pemuda tersebut membatalkan niatnya.
Ketika ditanya oleh temannya kenapa dia tidak jadi mendekati gadis tersebut maka pemuda tersebut memberikan alasan yang berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa gadis tersebut tidak lagi menarik baginya.
3. Menyakinkan diri sendiri
Seseorang tidak mendapatkan posisi atau jabatan yang diinginkannya dalam suatu pekerjaan maka mereka akan memikirkan dan mencari alasan-alasan yang rasional mengapa mereka tidak mendapatkan jabatan tersebut.
Kondisi ini terkadang membuat mereka berusaha membujuk dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa sebenarnya dia tidak menghendaki posisi tersebut. Baca juga tingkatan kesadaran dalam psikologi.
4. Bersikap pesimis
Salah satu contoh dari rasionalisasi dalam psikologi adalah orang tersebut memiliki sikap pemisis. Seperti yang dijelaskan dalam contoh sebelumnya.
Seorang pria menyerah sebelum perang atinya belum melakukan sesuatu atau memulai sesuatu sudah takut gagal. Namun, kondisi kegagalan ini dia limpahkan ke hal yang berupa pembenaran atau di luar kenyataannya, Baca juga: Hubungan Perilaku Dengan Sikap
5. Menyalahkan orang lain
Dalam organisasi sering dijumpai kegagalan dalam melaksanakan suatu acara dengan baik kondisi ini memungkinkan suatu anggotanya dalam kecenderungan menyalahkan orang lain. Setiap anggota organisasi tersebut memeiliki andil yang sama dan saling bekerja sama.
Apabila ada kesalahan dalam satu orang akan berdampak pada kesalahan orang lain, karena setiap pekerjaan dalam organisasi pastilah terhubung.
6. Egois
Kondisi egois atau memintingkan diri sendiri membuat rasa ketidakpedulian terhadap suatu hal ini adalah salah satu contoh rasionalisasi dalam psikologi.
Seperti yang dijelaskan dalam contoh pertama diatas, bahwa ketidakpedulian terhadap nilai atau hasil dari tugas sekolah akan membawa siswa tersebut cenderung egois dan akan menumbukan sikap masa bodoh.
Sikap ini yang akan memperburuk citra baik siswa tersebut baik dari segi kognitif maupun attitude dari guru maupun rekan sekolahnya.
7. Suka berbohong
Kemampuan berbicara seseorang tidak hanya ditentukan oleh pendidikan, namun juga pengalaman. Begitu juga dengan kemampuan berbicara dengan bukan kenyataan atau pembohongan juga ditentukan dengan pengalaman.
Semakin sering dia berbahong maka semakin mudah dia untuk memberikan alasan – alasan yang bertujuan untuk proses pembenaran.
Contoh seorang siswa datang ke sekolah terlambat, ketika ditanya oleh seorang guru tentang alasan keterlambatannya maka siswa tersebut menjawab terjadi kemacetan.
Memang macet adalah alasan klasik namun masuk akal. Namun kenyataanya siswa tersebut datang terlambat dikarenkan siswa tersebut bangun kesiangan.
Kondisi seperti ini dapat terjadi karena proses pengalaman baik secara pribadi maupun lingkungan sosial bahwa sudah menjadi alasan ketika datang terlambat maka alasannya adalah macet.
8. Menyepelekan pekerjaan
Salah satu tipe dalam orang yang suka membuat rasionalisasi yaitu menyepelekan pekerjaan. Tipe orang seperti ini ketika pekerjaannya salah atau tidak tepat waktu akan menyalahkan orang lain.
Orang tersebut akan terus mencari pembenaran dengan beragam alasan yang tidak rasional dan dia buat seakan – akan rasional.
Contoh : Seorang manager perusahaan mmberikan tugas kepada anggotanya. Dimana anggota ini menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
Tugas tersebut diserahkan ke manager dan manager melanjutkan pekerjaan sesuai dengan porsinya sebagai manager, akan tetapi manager tersebut terkesan nyantai dan menyepelekan pekerjaan tersebut.
Suatu saat deadline pekerjaan berakhir, seorang direktur sekaligus atasa manager tersebut meminta pekerjaan tersebut maka si manager beralasan bahwa pekerjaan tersebut belum selesai dikerjaan oleh karyawannya dan mencoba menyalahkan karyawan tersebut karena tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat waktu.
Artikel terkait :
Demikianlah penjelasan singkat tentang 8 contoh rasionalisasi dalam psikologi. Bagi anda yang sering melakukan rasionalisasi seperti contoh diatas maka sebaiknya jangan lakukan hal tersebut agar terhindar dari beragam dampak baik dari dampak internal ( psikologis) maupun dampak eksternal ( sosiologis).