Home » Ilmu Psikologi » 12 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kepercayaan Diri Anak

12 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kepercayaan Diri Anak

by Arby Suharyanto

Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Setiap anak memiliki karakter dan bakat yang berbeda. Ada anak yang ceria, ada yang pendiam dan pemalu, ada yang nakal dan masih banyak lagi karakter anak. Namun tak bisa dipungkiri, sebagian anak memiliki karakter pemalu dan pendiam sehingga terkesan minder dalam pergaulan.

Nah,  sebagai orang tua, Anda tentu ingin anak lebih percaya diri. Karena rasa percaya diri merupakan salah satu bekal sukses bagi anak kelak. Lagipula rasa minder adalah salah satu musuh terbesar seseorang, perasaan tersebut dapat dibawa hingga seseorang tumbuh dewasa sehingga kelak dapat mempengaruhi kehidupan pribadi serta sosialnya di masa depan.

Lalu bagaimana melatih seorang anak agar memiliki rasa percaya diri yang baik? Berikut adalah 12 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kepercayaan Diri Anak yang harus diperhatikan.

1. Hindari pola asuh pernah menakuti anak

Terkadang untuk membuat anak menghentikan kenakalannya, orang tua menakuti-nakuti anak. Misalnya dengan mengatakan “Kalau kamu masih nakal, nanti dimakan hantu”. Kebiasan menakut-nakuti anak, dapat membuat seseorang menjadi mudah pesimis, Baca juga mengenai : gejala epilepsi pada anak

Kebiasaan tersebut dapat tertanam dalam benak anak sehingga pengaruhnya baru kelihatan ketika seseorang akan membuat keputusan. Sebaiknya Anda memberi tahu alasan sebenarnya mengapa hal tersebut dilarang untuk dia lakukan, dengan cara demikian anak memiliki alasan yang jelas untuk tidak melakukannya. Baca juga mengenai : konsep dasar emosional anak

2. Hindari pola asuh memarahi tanpa sebab yang jelas

Saat emosi karena banyak masalah, kadang orang tua melampiaskan kemarahannya pada anak. Sehingga anak bingung dan ketakutan. Anak juga tak tahu penyebab kemarahan orang tuanya. Sebagai manusia biasa boleh saja Anda marah, tapi kemarahan Anda haruslah memiliki alasan. Sehingga  anak akan tahu kesalahannya dan diharapkan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Baca juga mengenai : dampak poligami bagi anak

3. Hindari pola asuh memberi predikat buruk

Banyak orang tua yang memberi predikat atau label tertentu pada anaknya. Misalnya si pemalas, si nakal, si lemot dan lain-lain. Meskipun dengan tujuan bercanda kebiasaan memberi label buruk ini tidak dapat dibenarkan. Baca juga mengenai : dampak orang tua tunggal bagi anak

4. Pola asuh yang berhubungan dengan komunikasi

Seorang anak belum memiliki pemahaman yang baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Label buruk yang dia terima akan membuat dia minder dan merasa bahwa label itu benar adanya.  Jika anak memiliki kekurangan, lebih baik beri dia semangat untuk merubahnya. Dukung anak untuk melakukan yang terbaik. Baca juga mengenai : hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar anak

5. Lakukan pola asuh yang Melibatkannya dalam membuat keputusan

Dalam hal-hal tertentu melibatkan anak untuk membuat sendiri keputusan patut Anda coba. Seperti apa yang harus dia pakai dalam acara perpisahan sekolah atau kado apa yang harus dia berikan kepada temannya. Membiasakan anak untuk membuat sendiri keputusan akan melatih dirinya untuk lebih percaya diri bahwa keputusan yang dia ambil adalah benar dan hal tersebut hendaknya Anda dukung.

6. Hindari pola asuh memanjakan anak

Sebagai orang tua wajar jika Anda memanjakan anak, terutama seorang ibu. Tapi hindari pola asuh kelewatan ya moms. Karena anak yang dimanja yang selalu dilayani dan dituruti keinginannya, akan sangat bergantung seluruhnya kepada orang tuanya. Hal tersebut akan terbawa hingga dia dewasa nanti.

7. Pola asuh tentang tanggung jawab

Mulai saat ini latihlah anak Anda untuk mengerjakan sendiri tugas sehari-harinya dan pujilah dia atas apa yang telah dia lakukan. Hindari pola asuh memenuhi semua permintaan dan keinginannya. Jelaskan padanya bahwa tidak semua permintaan harus dituruti. Karena selalu ada prioritas dalam hidup ini. Dengan demikian anak akan memahami keadaan dan dapat membangkitkan rasa percaya diri seorang anak.

8. Komunikasi yang aktif dalam pola asuh

Sesibuk apa pun Anda, sebagai orang tua sebaiknya Anda selalu meluangkan waktu untuk berbincang atau sekedar ngobrol dengan mereka. Topik-topik ringan seputar sekolah, teman-temannya atau berita-berita terhangat dapat menjadi bahan obrolan Anda dan buah hati.

Mintalah mereka mengomentari sebuah isu dan mintalah pendapat mereka akan sebuah perisitiwa. Ajaklah anak untuk berpikir kritis dalam menyikapi segala sesuatu. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya dirinya dalam mengemukakan pendapat.

9. Biarkan anak bereksplorasi dalam pola asuh

Terapkan  pola asuh yang baik pada anak sejak ia masih bayi, dengan cara memberikan kesempatan untuknya untuk melakukan eksplorasi terhadap segala hal yang ia inginkan. Tentu saja lakukan pengawasan, apabila si kecil melakukan aktivitas, eksplorasi atau hal lainnya yang beresiko membahayakan untuknya. Biarkan si kecil tumbuh dan berkembang membangun citra dirinya.

10. Pola asuh yang Selalu mendukung

Dukungan serta dorongan orang tua adalah hal paling penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak. Saat anak belum berhasil melakukan sesuatu, hindari pola asuh pernah mengucilkan atau menganggapnya lemah, hal ini hanya akan membuat anak tertekan dan semakin tidak percaya diri. Untuk itu, tetap berikan motivasi dan kepercayaan  bahwa anak bisa melewati dan melakukannya.

11. Latih ketrampilan sosialnya dalam pola asuh

Sejak kecil, latih ketrampilan sosialnya dengan sering mengajaknya bertemu dengan orang lain. Ajak dia bermain ke tempat dimana banyak dijumpai anak kecil seusianya. Dan biarkan dia berinteraksi dan bersosialisasi. Biarkan dia belajar berkomunikasi dengan orang lain, selain keluarganya.

Kalau perlu masukan dia ke sekolah bermain (play group) untuk mengasah ketrampilan sosialnya. Namun hindari pola asuh memaksakan diri ya moms, jika anak belum siap sekolah. Karena usia di bawah lima tahun belum ada kewajiban sekolah. Lebih baik Anda ajarkan ketrampilan sosialnya secara alami dengan mengajaknya bermain dengan anak tetangga atau siapapun orang di lingkungan Anda.

12. Berikan pujian dalam pengasuhan sehari hari

Berikan pujian atas apapun hal postif yang dia lakukan, sekecil apapun itu. Ingat ya moms, pujian tidak mesti diberikan atas prestasi di sekolah. Keberhasilan dia mengambil minum sendiri tanpa tumpah juga merupakan prestasi yang perlu Anda apresiasi. Atau saat dia berhasil memakai sepatunya sendiri. Ungkapkan rasa bangga Anda padanya dengan mengatakan “Pinter banget sih anak bunda, makasih ya sayang..”.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih, salam hangat.

You may also like