Ada hal menarik ketika kita membahas mengenai aplikasi modifikasi perilaku psikologi olahraga terutama mengenai bagaimana efek yang ditimbulkannya. Modifikasi perilaku merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk membuat perubahan secara signifikan dari perilaku atau kebiasaan seseorang. Banyak yang menggunakan modifikasi perilaku ini dengan tujuan menuju ke arah lebih baik, atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang dinilai menghambat perkembangan seseorang. Teknik dalam modifikasi perilaku ini pun bisa dikatakan hampir diterapkan di banyak bidang psikologi.
Salah satu penerapannya yaitu ada dalam bidang psikologi olahraga. Para atlet biasanya mendapatkan modifikasi perilaku tertentu dengan harapan meningkatkan kemampuan dan performanya. Melalui hal ini, diharapkan seorang atlet bisa mencapai tingkat paling maksimal dari kemampuannya selama melakukan performa olahraga. Berikut ini adalah uraian ringkas mengenai beberapa macam modifikasi perilaku yang diterapkan di dalam psikologi olahraga. Kita bisa mengetahui pula apa yang menjadi prinsip dasar dalam modifikasi perilaku tersebut.
- Penguatan (Reinforcement)
Penguatan atau reinforcement merupakan modifikasi perilaku yang dilakukan dengan cara memberikan dukungan penuh terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang sebelumnya. Konsekuensi yang terjadi kemudian dikuatkan sehingga seseorang menjadi lebih percaya diri untuk meningkatkan hal tersebut. Dalam psikologi olahraga, ini akan berguna terutama untuk meningkatkan motivasi seorang atlet.
- Penguatan positif (Positive Reinforcement)
Penguatan positif merupakan bagian dari penguatan itu sendiri, dimana dukungan yang diberikan kemudian bisa dalam bentuk reward atau penghargaan tertentu. Sebagai contoh, seorang atlet akan diberikan reward berupa kenaikan posisi atau penggantian sabuk dan lain sebagainya dengan tujuan membuat atlet tersebut semakin meningkatkan kemampuannya. (Baca juga: Pendekatan dalam modifikasi perilaku)
- Penguatan negatif (Negative Reinforcement)
Berkebalikan dengan penguatan positif, penguatan negatif justru tidak memberikan reward atau penghargaan apa pun. Penguatan ini justru dilakukan dengan gesture kecewa terhadap apa yang dilakukan oleh seorang atlet. Ini akan menunjukkan sikap ketidakpuasan terhadap performa atlet, dimana harapannya atlet tersebut kemudian akan berusaha lebih maksimal lagi dalam meningkatkan kemampuannya. (Baca juga: Jenis konsentrasi dalam psikologi olahraga)
- Shaping
Sesuai dengan pengertian harafiahnya, shaping merupakan proses pembentukan perilaku dengan cara memberikan penguatan yang berurutan. Seorang atlet akan terus menerus diberikan penguatan secara bertahap sehingga ia lambat laun semakin meningkatkan kemampuannya. Sebagai contoh, seorang atlet renang akan diminta untuk meningkatkan kemampuan jarak berenangnya dari pendek hingga ke panjang. (Baca juga: Contoh kasus shaping dalam modifikasi perilaku)
- Chaining
Chaining merupakan istilah untuk menggambarkan bentuk aplikasi modifikasi perilaku psikologi olahraga dengan cara membuat serangkaian stimulus deskriminatif dan respon. Misalnya, seorang atlet akan dihadapkan pada konsekuensi jika ia tidak berhasil mengangkat beban dengan baik, ia akan diminta melakukan push up yang lebih berat dari sebelumnya. Ini akan meningkatkan kapasitas kemampuannya.
- Generalisasi
Generalisasi merupakan modifikasi perilaku dengan menghadapkan atlet pada fenomena-fenomena yang sedang terjadi di sekitarnya. Harapannya, atlet bisa menarik kesimpulan sendiri terhadap berbagai macam hal yang tengah terjadi di sekitarnya sehingga penguatan itu bisa muncul begitu saja. (Baca juga: Contoh generalisasi dalam modifikasi perilaku)
- Avoidance
Avoidance atau penghindaran merupakan modifikasi perilaku dengan cara menghindari atau mencegah stimulus yang bisa saja terjadi. Dalam psikologi olahraga, ini bisa dilakukan dengan cara menghindarkan atlet dari hal-hal yang bisa membuat ia turun motivasinya.
- Punishment
Punishment sebenarnya merupakan lawan dari penguatan. Modifikasi perilaku ini dilakukan dengan memberikan hal yang tidak menyenangkan. Dalam psikologi olahraga, atlet bisa diberikan punishment ketika ia gagal atau mengalami kesalahan selama melakukan performa. Akhirnya atlet akan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya. Punishment sendiri ada dua macam bentuk, yakni positif dan negatif.
- Escape
Escape merupakan perilaku yang menghilangkan masalah. Misalnya seorang atlet tengah menghadapi suatu krisis tertentu, maka sumber dari krisis itu akan dihilangkan sehingga diharapkan atlet bisa kembali fokus. Proses menghilangkan sumber masalah ini dinilai akan lebih efektif dalam membangun karakter seorang atlet. Ia juga bisa menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi dengan lebih efektif lagi. (Baca juga: Strategi behavioristik dalam modifikasi perilaku)
- Extinction
Kebiasaan atlet yang kurang bagus, seperti misalnya pola makan yang belum teratur, bisa dimodifikasi dengan menggunakan teknik extinction. Ini merupakan cara untuk menghentikan penguatan (dalam hal ini makanan) sehingga akan terbentuk pola makan yang lebih baik lagi. Penerapan extinction ini juga bisa lebih berkembang lagi disesuaikan dengan kebutuhan dari atlet itu sendiri.
Berbagai macam teknik modifikasi perilaku tersebut merupakan teknik yang umum dalam psikologi. Penerapannya pada psikologi olahraga boleh dikatakan menjadi sesuatu hal yang memang menarik untuk selalu dikaji. Kita bisa menggunakan cara-cara yang lebih spesifik terutama untuk melakukan modifikasi perilaku dengan harapan performa dari atlet bisa lebih meningkat. Siapa tahu, akan ada aplikasi modifikasi perilaku psikologi olahraga yang lebih berkembang dan efektif untuk diterapkan.