Pada dasarnya, psikologi mempelajari informasi ini untuk membantu atlet profesional dalam karir mereka. Mereka membantu atlet mempertahankan tingkat stres, mempertahankan pikiran yang kuat, dan memberikan motivasi. Selain itu, psikologi membantu rehabilitasi pasca cedera.
Selain atlet, psikologi olahraga juga dapat membantu non-atlet menikmati olahraga dan disiplin dalam berlari. Tidak hanya itu, psikologi olahraga juga dapat meningkatkan kesehatan mental. Psikologi olahraga memiliki manfaat dan peran dalam olahraga, dan dalam pendidikan jasmani (penjas) dan pelatihan. Berikut beberapa manfaat psikologis olahraga bagi guru penjas/pelatih olahraga, antara lain:
1. Memahami gejala psikologis anak didik/atlet
Memahami gejala afeksi dalam psikologi atau gejala-gejala psikologi anak didik/atlet seperti motivasi, emosi, pikiran, kecemasan, sikap dan lain-lain. Gejala psikologis yang biasanya menyebabkan penurunan prestasi atlet adalah kebosanan, kelelahan, stress, ketakutan berlebihan dalam psikologi, kecemasan, retardasi mental dan depresi akan kegagalan, emosi yang meledak-ledak.
Husdarta (2010) menegaskan bahwa kondisi ini disebabkan oleh reaksi fisiologis tubuh atlet. Efeknya meliputi tubuh yang berkeringat, meskipun biasanya normal, tangan dan kaki berkeringat, sesak napas, tremor, sakit kepala, mual atau muntah. Ini semua adalah reaksi fisik terhadap kondisi mental yang meningkat yang biasanya membuat seorang atlet merasa cemas.
Gejala fisik lain yang terkait dengan atlet termasuk kecemasan dengan telapak tangan basah, detak jantung meningkat, dan keringat dingin. Hal inilah yang harus dipahami dan dipelajari oleh seorang guru pendidikan jasmani/pelatih olahraga ketika bertindak dalam segala situasi yang dialami oleh anak didik/atlet.
Karena guru pendidikan jasmani/pelatih olahraga adalah orang pertama yang bertanggung jawab dan mengintervensi segala sesuatu yang terjadi pada anak didik/atlet. Oleh karena itu, ketika seorang guru/pelatih pendidikan jasmani memahami gejala-gejala psikologis yang terjadi, maka mudah baginya untuk menyikapi segala kemungkinan yang muncul pada diri anak didik/atlet tersebut.
2. Mengetahui, memahami, dan mempertimbangkan gejala-gejala psikologis
Mengetahui, memahami, dan mempertimbangkan gejala-gejala psikologis yang dianggap mempengaruhi naik turunnya prestasi anak didik/atlet. Dalam olahraga, gejala psikologis di atas sering menonjol, karena atlet sering memiliki kesempatan untuk mengukur dan membandingkan prestasinya dengan prestasi orang lain. Komunikasi antara pelatih dan atlet yang dikontrol sangat penting.
Segala bentuk terapi harus dilakukan dengan kesadaran penuh dan diarahkan pada tujuan atau sasaran tertentu. Perlakuan pelatih atau guru penjas dapat menimbulkan efek psikologis tertentu, seperti rasa malu, semangat berlatih yang meningkat, rasa bangga akan prestasi, rela berkorban, takut bersaing, dan lain sebagainya.
3. Memahami faktor-faktor psikologis
Pengetahuan dan pemahaman tentang beberapa faktor psikologis dapat dijadikan sebagai bahan pemecahan masalah yang diterapkan oleh guru penjas/atlet. Psikologi olahraga (psikologi olahraga) adalah objek penelitian orang-orang yang bergerak dan masalah olahraga dan reaktivitas pada umumnya, sehingga tugas guru pendidikan jasmani/ pelatih psikologi olahraga untuk mempelajari pengaruhnya secara rinci.
Efek pendidikan dan pembentukan kepribadian dari kegiatan olahraga pada individu atau kelompok, dan juga untuk menyelidiki bagian mana dari area jiwa yang mempengaruhi dan menghambat prestasi olahraga. Peran guru penjas/pelatih olahraga dalam masalah ini adalah :
- Untuk membimbing atlet dalam mengejar prestasi puncak atlet
- Motivasi
- Memfokuskan para atlet
- Meningkatkan kinerja
- Menghilangkan frustrasi
- Keragu-raguan
- Ketakutan
- Gangguan kecemasan
- Ketegangan
- Aspek psikologis yang dialami oleh atlet, termasuk faktor psikologis yang harus dieksplorasi dan diinternalisasi pelatih dan guru pendidikan jasmani dalam usahanya mendidik dan melatih atlet.
Dengan mengetahui fakta tersebut, diharapkan para pelatih dan guru penjas dapat memiliki sikap yang lebih pengertian dan manusiawi terhadap anak didiknya, sehingga kematangan mental dan sifat atletisnya dapat berkembang dengan baik.
4. Mengkaji penerapan teori psikologi mental training
Mempelajari kemungkinan penerapan teori psikologi olahraga dalam pembinaan atlet, misalnya dalam pembinaan mental. Latihan mental adalah latihan yang diprogramkan dan dilaksanakan dalam bentuk kejiwaan, afektif dan psikomotorik yang terorganisasi.
Kompetitif untuk memahami pola pikir atlet yang bertanding pada level fisik yang sama dan dengan program latihan yang serupa. Menang dalam menghadapi lawan yang tangguh bisa menjadi perjuangan yang berat, tetapi pelatihan mental adalah keunggulan kompetitif yang dapat memberi kepercayaan diri.
Sementara lawan kita juga dapat menggunakan persiapan mental, perbedaannya adalah seberapa baik individu atlet memahami dan menerapkan teknik ini. Semakin baik kita menerapkan dan fokus pada keterampilan ini, semakin besar tujuan yang akan diraihnya ketika di lapangan.
Aspek psikologi dalam mental training tujuannya dalah untuk mengembangkan daya tahan mental atlet disamping persiapan mental atlet untuk pertandingan. Ketahanan mental adalah kondisi kejiwaan yang melibatkan kemampuan untuk mengembangkan kemampuan dalam menghadapi gangguan, ancaman dalam segala aspek, baik internal maupun eksternal.
Fleksibilitas mental dapat berubah atau dinamis, sehingga harus dikembangkan menjadi lebih stabil (Tangkudung, 2018). Teori kesatuan psikofisik berkembang karena para ahli menyadari bahwa orang yang mengalami gangguan jiwa karena tertekan, cemas atau ragu-ragu sebenarnya mempengaruhi keadaan fisiknya.
Karena kesulitan dan perasaan cemas di masa depan, seseorang tidak dapat tidur nyenyak, yang pada gilirannya memengaruhi perilaku dan penampilannya. Maka daripada itu, peran guru penjas/pelatih sangat penting dalam pembinaan mental atlet dan ini yang harus dipahami sebagai bagian dari tugas mereka.
5. Meneliti hasil penelitian psikologi olahraga
Meneliti hasil penelitian psikologi olahraga sebagai pembanding dan kemungkinan penerapannya dalam latihan. Pada dasarnya, psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia. Jika mengacu pada olahraga, maka di dalamnya termasuk tingkah laku seseorang selama berolahraga atau yang disebut dengan performancenya dalam olahraga.
Jadi jelas bahwa olahraga dan penampilannya pada saat latihan dan tentunya hasil atau keterampilan latihan sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Selain hasil penelitian psikologi olahraga, diharapkan dapat bermanfaat bagi atlet di kelas olahraga, khususnya dalam pelajaran olahraga, dan sebagai bahan referensi guru penjas/pelatih di masa depan dalam melatih anak didik/atlet itu sendiri.