Dalam kegiatan olahraga, performa khususnya faktor psikologis merupakan topik penting yang sering “dilupakan” dalam proses latihan dan pertandingan. Faktor psikologis, atau sering disebut mental atlet, diibaratkan sebagai senter yang mendorong semangat dan memberikan performa maksimal bagi atlet.
Diketahui bahwa psikologi memainkan peran yang semakin penting dalam dunia olahraga dan pelatihan. Lebih khusus lagi, ini dipelajari melalui psikologi olahraga dan psikologi pelatihan. Psikologi olahraga berkaitan dengan pola pikir dalam kegiatan olahraga.
Prestasi tertinggi dalam olahraga merupakan dambaan setiap atlet, baik prestasi nasional maupun internasional. Atlet hebat tidak bisa lagi dianggap remeh saat ini. Seorang atlet dengan prestasi bagus menjalani kehidupan yang sangat layak. Misalnya, ada atlet berpenghasilan sangat tinggi seperti Cristiano Ronaldo, Vince Carter, Valentino Rossi dan masih banyak lagi.
Pencapaian besar tentu tidak datang dengan mudah. Perlunya kerja keras dalam mempersiapkan segalanya, dengan faktor fisik, taktik, dan mental. Faktor psikologis seringkali menjadi penentu dalam pertandingan, terutama saat bertanding melawan lawan yang sama kuatnya, dalam hal ini peran psikologi olahraga sangat diperlukan.
Berikut beberapa peran psikologi olahraga yang mempengaruhi prestasi seorang atlet adalah:
1. Menunjukkan rasa percaya diri pada atlet penyandang disabilitas
Salah satu peran psikologi dalam aktivitas olahraga paling lengkap juga didapatkan dari penyandang disabilitas. Dimana mereka mendapatkan kepercayaan diri dan percaya bahwa mereka memiliki keterampilan dan kemampuan sendiri dan dapat dipercaya.
Diketahui bahwa penyandang disabilitas khususnya pada masa kanak-kanak seringkali merasa tidak percaya diri akan penerimaan kehadirannya di masyarakat atau lingkungan sehingga menjadikan mereka anak yang kesepian, namun hal yang berbeda terjadi pada anak yang diajak olahraga, hal tersebut jelas bahwa penyandang disabilitas yang sering berolahraga lebih percaya diri.
Olahraga bagi penyandang disabilitas dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya, karena setiap individu selalu memiliki kelemahan, namun di sisi lain juga memiliki kelebihan dan karakteristiknya masing-masing.
Olahraga untuk penyandang disabilitas tidak membutuhkan persyaratan yang rumit, bahkan jika minatnya tumbuh, kalangan disabilitas dapat memulai dengan aktivitas olahraga yang disesuaikan dengan batasan dan kebutuhannya. Kegiatan olahraga dapat membantu penyandang disabilitas menonjolkan keterampilan olahraganya sehingga penyandang disabilitas dapat menunjukkan siapa dirinya. Keberhasilan realisasi diri mereka tercermin dalam pencapaian mereka di kemudian hari.
Prestasi penyandang disabilitas di bidang olahraga tidak bisa dipandang sebelah mata, bahkan cukup menarik untuk dikaji dan diamati lebih lanjut. Prestasi penyandang disabilitas dapat membuka mata masyarakat yang selama ini hanya memandang rendah kekurangannya sendiri.
Namun penyandang disabilitas menunjukkan bahwa kekurangannya bukanlah halangan untuk meraih prestasi olahraga. Ini merupakan bagian integral dari peran psikologi olahraga. Psikologi olahraga kebanyakan hanya fokus pada pengembangan diri atlet. Khususnya pelatihan langsung psikolog olahraga:
- Membantu pencapaian prestasi atlet.
- Membantu orang dengan keterbatasan fisik menyesuaikan diri.
- Meneliti faktor psikologis dalam kegiatan atau latihan. Ketiga hal tersebut biasanya dijadikan acuan prestasi atlet, namun sebelumnya para psikolog lebih mengenal individu atlet, misalnya latar belakang disabilitas atlet tersebut.
2. Melatih mental
Peran psikolog dalam kesehatan mental yang penting diketahui salah satunya adalah dalam performa atletik sangat mempengaruhi performa atlet. Untuk mencapai hasil yang setinggi-tingginya, seorang atlet tidak hanya menggunakan faktor fisik saja.
Akan tetapi, faktor psikologis seperti motivasi, kepercayaan diri dan kecerdasan emosional, karena dengan pola pikir yang baik dapat mengatur kompetisi secara mandiri dengan strategi untuk dapat mengalahkan lawan dan mencapai skor tinggi untuk mencapai keunggulan dalam kinerja atletik.
3. Perkembangan psikologis atlet
Peranan atlet dalam prestasi atlet dapat mempengaruhi perkembangan aspek psikologis atlet. Aspek psikologis diperlukan untuk menunjang prestasi. Faktor psikologis termasuk seperti, motif prestasi, kecerdasan, aktualisasi diri, kemandirian, agresivitas, emosi, kepercayaan diri, motivasi, gairah, tanggung jawab, proses pembentukan kognisi sosial, keinginan untuk menang, dan lain sebagainya.
Aspek psikologis yang mempengaruhi dan mengembangkan atlet adalah kestabilan emosi, ketangguhan (agresi), motivasi dan semangat, kedisiplinan, percaya diri, keterbukaan dan kecerdasan. Psikologi olahraga mempunyai beberapa peran penting dalam meningkatkan prestasi atlet yaitu :
- Kemampuan untuk menjelaskan dan memahami perilaku olahraga dan gejala-gejala psikologis secara umum dalam olahraga
- Kemampuan memprediksi atau memperkirakan secara tepat kemungkinan-kemungkinan yang mungkin dialami oleh atlet. Yang terkait dengan masalah psikologis dan dapat mengontrol dan mengelola gejala perilaku dengan perawatan yang dirancang untuk memenangkan hal-hal yang kurang menguntungkan dalam olahraga
- Memberikan pilihan perawatan untuk mengembangkan keterampilan dan aspek positif atlet.
4.Tumbuhnya rasa percaya diri atlet
Untuk mencapai prestasi yang tinggi, kondisi fisik dan mental atlet harus prima. Hal ini sesuai dengan pendapat Setyobroto (2002:3) yang menegaskan bahwa prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan mobilitas penuh seluruh tenaga, dalam hal ini peran kesiapan mental sangat menentukan.
Keyakinan atau kepercayaan diri merupakan modal utama atlet untuk maju, karena atlet dengan prestasi dan rekor yang tinggi harus percaya diri bahwa dirinya bisa dan melampaui prestasinya. Oleh sebab itu, penting dipelajari bagi atlet tentang kepercayaan dirinya karena akan membawa pengaruh percaya diri terhadap peningkatan karir seorang atlet.
5. Pertumbuhan kecerdasan emosi
Kecerdasan emosional dalam psikologi adalah kemampuan untuk memahami situasi baru dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman sebelumnya. Menurut Ngalim (2010:56) kecerdasan setiap orang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, faktor tersebut adalah:
- Bawaan: minat dan sifat yang dibawa sejak lahir
- Kedewasaan: tumbuh dan berkembang
- Pembentukan : segala kondisi di luar diri orang itu sendiri, yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan,
- Minat dan watak : membawa atau mendorong seseorang untuk lebih aktif dan lebih baik,
- Kebebasan : kebebasan untuk memilih metode tertentu. Mampu menyelesaikan masalah dalam kegiatan olahragawan terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan inteligensi, dimana inteligensi mempengaruhi prestasi atlet dalam bidang ini.