Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Kepribadian » 15 Teknik Terapi Psikologi Individual Dalam Menyelesaikan Masalah Klien

15 Teknik Terapi Psikologi Individual Dalam Menyelesaikan Masalah Klien

by Bernadet Maress

Teknik terapi psikologi individual pada awalnya dipelopori Alfred Adler yang didasarkan atas pandangan holistik tentang pribadi manusia. Kata individual sendiri mengartikan jika manusia dipandang sebagai kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sehingga manusia tidak bisa dipisahkan menjadi beberapa bagian dan kepribadian dipandang sebagai sebuah kesatuan yang tidak bisa terpisahkan.

Implikasi dari pandangan ini adalah klien dipandang sebagai bagian terpadu dalam sistem sosial. Psikologi individual bertumpu pada keyakinan jika kebahagiaan dan juga keberhasilan seseorang umumnya berhubungan dengan ketertarikan sosial. Alder berpendapat jika manusia memiliki kebutuhan yang kuat agar bisa bersatu dengan individu lainnya.

Berikut adalah beberapa teknik terapi psikologi individual yang biasanya akan dilakukan untuk membantu dalam menyelesaikan masalah masalah dari klien paling umum.

  1. Menggali Masa Lalu [Early Recollection]

Adler berpendapat jika ingatan yang diperoleh dari masa lalu seseorang akan selalu konsisten dengan gaya hidup yang digunakan dan pandangan subjektif yang berhubungan dengan pengalaman masa lalunya akan dijadikan petunjuk untuk memahami tujuan final serta gaya hidupnya.

Untuk itu, Adler berusaha untuk mengungkap banyak faktor penyebab gangguan jiwa pada anak dengan cara mempelajari masa lalu dari pasien khususnya pada anak anak.

  1. Analisa Mimpi

Menurut Adler, gaya hidup dari seseorang yang akan diekspresikan lewat mimpi. Adler menolak sebuah pandangan Freud jika mimpi merupakan ekspresi keinginan yang diperoleh dari masa anak anak. Adler berpendapat jika mimpi bukalah pemuas keinginan yang tidak diterima oleh ego melainkan bagian dari upaya pemimpi untuk memecahkan sebuah masalah yang tidak disukai atau masalah yang tidak bisa dikuasai dalam keadaan sadar.

Adler berpendapat jika usaha dan juga ketidaksadaran akan menghasilkan suasana hati atau kondisi emosional ketika sudah bangun sehingga memaksa seseorang untuk melakukan kegiatan yang awalnya tidak dilakukan.

  1. Teknik Komparatif

Dalam teknik komparatif, konselor akan melakukan perbandingan antara dirinya dengan konselor. Konselor nantinya akan memakai pengertian empati menurut para ahli untuk coba membayangkan gaya hidup dan juga masalah yang sedang dialami klien dalam dirinya. Atas dasar tersebut, konselor nantinya akan membantu klien untuk memperbaiki gaya hidup sekaligus memecahkan masalah yang sedang dialami klien.

  1. Terapi Psikoanalisis

Terapi ini dikembangkan Sigmund Freud yang bertujuan untuk membantu klien penderita gangguan psikologis. Terapi psikoanalisis ini akan membantu seseorang agar bisa mendapatkan insight tentang dan cara mengatasi konflik bawah sadar yang dipercaya menjadi akar dari perilaku abnormal.

Dengan mengatasi berbagai konflik tersebut, ego nantinya akan dibebaskan dari kebutuhan untuk mempertahankan perilaku defensif seperti fobia, perilaku obsesif kompulsif, keluhan histeria dan juga perilaku lain yang bisa menghambat.

  1. Asosiasi Bebas

Asosiasi bebas adalah proses mengungkapkan tanpa memakai sensor pikiran sesudah pikiran tersebut masuk dalam benak seseorang. Asosiasi bebas ini dipercaya bisa secara bertahap menghancurkan pertahanan yang menjadi penghambat kesadaran mengenai proses bawah sadar pada tingkatan kesadaran dalam psikologi.

Klien nantinya akan diminta untuk tidak menyaring pikiran namun membiarkan pikiran tersebut mengalir secara bebas dari satu pikiran menuju pikiran lainnya. Psikoanalisis tidak meyakini jika proses asosiasi bebas akan benar benar bisa dikatakan bebas dan impuls yang direpresi akan mendesak agar bisa diekspresikan.

Meskipun begitu, ego akan secara berlanjut terus mencoba untuk menghindar dari pengungkapan impuls dan konflik yang menjadi ancaman. Untuk itu, klien nantinya akan menunjukkan penolakkan atau tidak mampu untuk mengingat materi yang mengganggu atau mengancam tersebut.

Tanda resitansi seringkali merupakan tanda yang berarti dan sesekali analisis akan melakukan interpretasi mengenai materi tersebut pada klien yang bertujuan untuk membantu klien dalam memperoleh insight lebih baik tentang perasaan dan juga konflik yang lebih mendalam.

  1. Analisis Hubungan Tranference

Fenomena tranference adalah perasaan positif negatif yang dikembangkan pasien untuk dokter dan tidak terdapat dasar realistik yang berhubungan dengan perasaan pasien untuk menggambarkan makna yang biasanya terjadi pada orang tua di masa lalu dan pasien bisa memperlakukan ahli psikoterapi pria seperti ayahnya sendiri dengan cara menggali memori dalam psikologi.

Proses analisis dan penanganan hubungan tranference dianggap menjadi komponen penting dalam psikoanalisis. Freud percaya jika hubungan tranference bisa dijadikan alat untuk menghidupkan kembali konflik dengan orang tua pada masa kecil.

Nantinya, klien bisa bereaksi pada analisis dengan berbagai perasaan seperti cinta, marah, cemburu dan berbagai perasaan lain yang mereka rasakan dengan orang tu. Freud menyebut proses menghidupkan kembali konflik masa anak anak dengan sebutan neurosis tranference yang harus dianalisis dan ditangani sampai berhasil sehingga klien juga bisa dikatakan berhasil dalam psikoanalisis.

  1. Terapi Behavioristik

Terapi perilaku ini dikembangkan Skinner yakni pengembangan hubungan terapeutik hangat dengan klien dan percaya jika kemampuan khusus dari terapi perilaku ini berasal dari beberapa teknik yang berbasis pembelajaran dan bukan dari sifat hubungan terapeutik.

Terapi ini pertama kalinya mendapatkan perhatian karena menjadi cara untuk membantu seseorang dalam mengatasi ketakutan dan juga fobia seperti contohnya fobia sosial.

Pendekatan behavioral sendiri tidak dapat menjelaskan asumsi dan filosofi tertentu mengenai manusia secara langsung. Setiap orang dipandang mempunyai kecenderungan positif dan negatif yang sama dan manusia pada dasarnya terbentuk dan ditentukan dari lingkungan sosial budaya.

  1. Terapi Modelling

Dalam teknik modelling, individu akan belajar tentang perilaku yang diharapkan dengan cara mengamati cara orang lain dalam melakukan.

Klien bisa mengamati lalu meniru orang lain yang berinteraksi dengan situasi atau objek yang menyebabkan rasa takut. Sesudah mengamati model, nantinya klien bisa diarahkan dan dibimbing oleh terapis atau model agar bisa melakukan perilaku yang sudah ditargetkan. Klien nantinya akan mendapatkan penguatan dari terapis untuk setiap usaha yang sudah dilakukan dan memperoleh cara menghilangkan rasa takut yang berlebihan.

  1. Token Economy

Sistem token economy bertujuan agar bisa meningkatkan perilaku adaptif dengan cara memungkinkan klien untuk mendapatkan token jika berhasil memperlihatkan perilaku yang tepat seperti cara mengurus dirinya sendiri, membersihkan rumah dan sebagainya.

Nantinya, token tersebut akan ditukar dengan hadiah yang diinginkan yang biasanya dipakai untuk kasus anak anak dengan gangguan perilaku.

  1. Desensitisasi Sistematis

Desensitisasi sistematis adalah teknik terapi tingkah laku untuk mengatasi fobia seperti fobia lubang dan jenis fobia lainnya dengan cara memperlihatkan stimulus fobia tersebut secara bertahap dan semakin menakutkan sambil melatih klien agar tetap merasa tenang dan santai dalam menghadapi fobia tersebut.

  1. Terapi Humanistik

Terapi humanistik dikembangkan Carl Rogers yang fokus pada pengalaman klien subyektif dan juga disadari. Terapi ini fokus pada apa yang sedang dialami klien sekarang ini dan di masa lalu.

  1. Terapi Client Center

Terapi client center adalah usaha untuk menciptakan keadaan hangat dan juga penerimaan dalam hubungan terapeutik yang bisa membantu klien untuk menjadi lebih sadar dan bisa menerima diri mereka sendiri. Terapi ini tidak bersifat mengarahkan klien dan bukan terapi yang akan memimpin atau menjalankan terapi tersebut.

Terapi ini memakai pengulangan atau perumusan kembali perasaan yang diekspresikan klien tanpa memberikan penilaian. Cara ini dilakukan untuk mendorong klien agar bisa mengeksplorasi lebih jauh tentang perasaan dan juga hubungan perasaan yang lebih dalam serta bagian dari diri yang tidak diakui karena kritik sosial seperti cara menghilangkan rasa minder.

  1. Terapi Perilaku Rasional Emotif

Terapi perilaku rasional emotif [REBT] merupakan pendekatan terapeutik yang fokus dalam membantu klien agar bisa menggantikan keyakinan irasional, maladaptif dengan keyakinan yang lebih adaptif.

Dalam terapi REBT ini, para terapis akan secara aktif memperdebatkan keyakinan irasional klien dengan premis premis yang menjadi dasar sekaligus membantu klien untuk mengembangkan keyakinan alternatif dan juga adaptif.

  1. Terapi Kognitif Beck

Penerapan psikologi kognitif dalam tingkah laku yang dilakukan terapis kognitif nantinya akan mendorong klien untuk bisa mengenali sekaligus mengubah kesalahan dalam berpikir yang disebut dengan distorsi kognitif yang bisa berpengaruh pada mood dan mengakibatkan adanya perilaku seperti sering membesar besarkan sebuah kejadian negatif dan juga memperkecil pencapaian pribadi.

Terapis kognitif nantinya akan meminta klien untuk merekam pikiran yang bisa menimbulkan akibat dari kejadian mengecewakan  yang dialami dan nantinya akan diperhatikan antara hubungan pikiran dengan respon emosionia mereka. Ini nantinya akan membantu klien dalam membantah pikiran mereka yang terdistorsi dan menggantinya dengan alternatif yang lebih rasional.

  1. Terapi Ekletik

Berbeda dengan terapi perilaku kognitif, terapi ini adalah pendekatan psikoterapi yakni gabungan dari beberapa prinsip atau beberapa teknik dari berbagai sistem atau teori.

Terapi eklektik akan melampaui batasan teoritis yang membedakan sebuah aliran psikoterapi dengan yang lain dalam usaha untuk mendefinisikan apa yang sama diantara beberapa aliran terapi dan memilih apa yang bisa dimanfaatkan. Terapi biasanya memakai pendekatan eklektik ini pada orang tua yang sudah lebih berpengalaman.

You may also like