Menjadi orang tua yang baik adalah suatu keinginan yang kebanyakan dari kita ingin mencapainya. Peranan orang tua selama masa – masa awal anak adalah satu pengaruh yang paling besar dalam membentuk kepribadian anak. Bagaimana cara orang tua melibatkan diri dalam hubungan dengan anak mempengaruhi perkembangan anak secara langsung. Ketika anak tumbuh besar, adalah tanggung jawab orang tua untuk memberi anak lingkungan yang dapat membantu anak tumbuh menjadi orang dewasa yang matang, sensitif dan percaya diri. Sering kali terlihat bahwa banyak orang tua bertindak secara ekstrim baik itu menjadi sangat penyayang secara berlebihan atau justru terlalu disiplin.
Bagaimanapun, peranan orang tua dalam psikologi anak yang berlebihan akan membuat anaklah yang akan menderita dan mungkin saja kehilangan keyakinan diri sebagai akibatnya. Kehilangan keyakinan diri akan mengarah kepada kurang percaya diri dan di masa depan, kemungkinan anak tidak dapat menghadapi tantangan hidup dengan sukses. Pola pengasuhan hanya akan sukses ketika anak belajar untuk menghadapi tantangan hidup tersulit dengan ketenangan dan belajar untuk melanjutkan hidup ketika masalahnya sudah selesai.
Berperan Dengan Baik Dalam Pertumbuhan Psikologi Anak
Peranan orang tua dalam psikologi anak yang baik bisa dicapai dengan berbagai cara berikut ini:
1. Membiarkan anak menjadi diri sendiri
Jangan pernah menganggap bahwa anak adalah orang yang sama dengan Anda. Sebagai orang tua, sebaiknya Anda menerima anak apa adanya dan sebagaimana dirinya, dan tidak menghakimi setiap tindakan serta perilakunya. Contoh peranan orang tua dalam psikologi anak, jika anak bersifat introvert dan Anda adalah orang yang terbuka, jangan memaksa anak untuk menjadi seperti Anda. Biarkan anak mengambil waktu untuk mengenal dirinya sendiri dan mempelajari lingkungan di sekitarnya untuk cara meningkatkan harga diri pada anak dan mengembangkan karakteristik anak usia dini.
2. Jangan mengekang anak
Sebagai orang tua, kita cenderung merasa bahwa kita tahu yang terbaik untuk anak dan mencoba untuk mengontrol hidupnya dari kegagalan apapun yang bisa terjadi pada setiap tindakannya. Walau bagaimanapun, ingatlah bahwa anak masih dalam proses belajar, bereksperimen dan mengeksplorasi kehidupannya.
3. Biarkan anak membuat pilihan
Biarkan anak membuat keputusan sendiri dalam batas tertentu, juga beraksi dan mendapatkan hasilnya. Ini adalah satu – satunya cara agar anak dapat memperoleh pelajaran hidup yang akan membantunya menangani situasi di dunia nyata tanpa Anda. Jangan menahan anak untuk menyelamatkannya dari kegagalan yang belum tentu terjadi, namun selalu dampingi anak dan berikan pertolongan kapanpun anak membutuhkannya. Tunjukkan keyakinan Anda akan kemampuan anak. Jika orangtua meragukan kemampuan anak, maka anak juga akan meragukan kemampuannya sendiri.
4. Hargai perasaan anak
Kapanpun anak menunjukkan perasaan negatif atau buruk terhadap suatu masalah, sering kali orang tua langsung menghancurkan perasaan tersebut. Hal ini adalah suatu tindakan terburuk karena anak tidak akan pernah untuk menghadapi perasaan semacam itu dan bagaimana cara untuk menghadapinya. Cara yang benar adalah untuk menerima perasaan anak, baik atau buruk dan membiarkan anak menghadapinya dengan caranya sendiri. Adalah emosi yang akan membuat seseorang mengambil tindakan benar atau salah. Anda dapat memberinya pelukan dan mendengarkan curahan perasaan anak. Lambat laun anak akan belajar untuk mengelola emosinya dengan matang dan dewasa.
5. Biarkan anak bertanggung jawab
Biarkan anak menerima konsekuensi pada setiap tindakan dan perilakunya. Janganlah berlari untuk menyelamatkan setiap kali anak merasa kesulitan. Perlahan anak akan belajar untuk membuat keputusan yang dapat ia tangani dengan kemampuannya sendiri, dan membantu anak untuk lebih realistis mengenai kelebihan dan kelemahannya sendiri. Ketika tumbuh dewasa anak akan memiliki perasaan mandiri dan bebas untuk memutuskan setiap tindakannya sendiri menjadi orang dewasa yang matang dan percaya diri.
6. Mendisiplinkan untuk mengajari, bukan menghukum
Perilaku orang tua akan menjadi acuan yang kuat akan perilaku anak berupa peranan orang tua dalam psikologi anak. Walaupun penerapan disiplin pada anak usia dini merupakan hal yang sangat penting, tidak kalah penting juga untuk mendidik anak sekaligus mendisiplinkannya. Jangan lakukan disiplin untuk menghukum anak. Jika anak menunjukkan perilaku buruk, hadapi dengan tenang dan kendali diri. Coba untuk memahami alasan di balik perilaku anak dan bagaimana perasaan anak. Tangani situasi hingga anak akan mendapat pelajaran dari perilakunya tersebut.
7. Memenuhi kebutuhan hidup anak
Kebutuhan biologis anak seperti makanan, minuman, kesehatan , udara, waktu tidur, rekreasi dan lain sebagainya merupakan peranan orang tua dalam psikologi anak yang utama. Anak yang tercukupi kebutuhan biologisnya cenderung akan mempunyai psikologis yang sehat pula. Ketahui juga mengenai peranan psikologi kepribadian dalam memahami anak usia dini dan pendekatan psikologi dalam membentuk pribadi anak.
8. Melindungi anak
Orang tua harus memastikan bahwa lingkungan anak aman. Beri tahu anak apa yang aman untuk dilakukan dan apa yang tidak aman untuk dilakukan sebelum anak melakukan eksplorasi. Ajari anak mengenai apa yang benar dan salah dan apa yang bisa merugikan dirinya serta orang lain. Tujuannya adalah untuk melindungi anak dari bahaya dan menjaga anak tetap aman.
9. Menyediakan lingkungan optimal
Orang tua harus menyediakan lingkungan yang aman, nyaman dan mendukung untuk memungkinkan anak tumbuh dengan sehat. Untuk perkembangan optimal, anak membutuhkan lingkungan rumah yang adekuat, suasana yang positif dan toleran, kondisi untuk perubahan positif dan lingkungannya, kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengalami berbagai hal dalam lingkungannya, rutinitas konstan, dan lain sebagainya.
10. Mendidik dan mengajari anak
Peranan orang tua dalam psikologi anak tidak terbatas hanya pada menyediakan makanan, pakaian dan perlindungan saja, melainkan juga harus mengajari dan mendidik anak, membentuk pengetahuan dan karakternya, untuk menyiapkan anak agar dapat menghadapi dunia nyata. Mengajari anak bagaimana menulis, membaca, berjalan dan bicara serta segala hal lainnya dengan penuh pengertian dan kesabaran.
11. Membimbing, mengarahkan dan membantu anak
Peranan orang tua dalam psikologi anak adalah untuk memberi bimbingan, arahan dan bantuan kepada anak dalam berbagai hal sehingga anak dapat melalui proses belajar dengan baik dan terarah. Orang tua harus dapat menjadi seorang pengamat yang baik, untuk dapat memberi pandangan pada perilaku anak, mood dan aktivitas serta menjadi instruktur yang baik untuk anak. Ketika anak masih berusia dini tentu saja orang tua akan mengambil keputusan untuknya, namun seiring dengan pertambahan usia anak, orang tua akan cukup memberi arahan dan pendampingan agar anak dapat mengambil keputusan sendiri.
12. Mendukung dan memotivasi anak
Orang tua harus mendukung anak dalam batasan yang wajar dan juga memberi motivasi kepada anak agar ia dapat mempelajari sekelilingnya dengan lancar. Orang tua juga perlu mengenali karakter anak dengan baik agar dapat menentukan cara terbaik untuk memotivasi dan memberi semangat kepada anak. Dengarkan pendapat anak dan jangan memaksakan pendapat pribadi, bimbing anak dengan sepantasnya dan memberi saran daripada memerintah anak untuk melakukan sesuatu hal. Memotivasi anak penting dilakukan jika orang tua ingin anak dapat mencapai tujuannya dengan sukses.
13. Mengurus kemampuan sosial dan emosional anak
Salah satu peranan orang tua dalam psikologi anak yang harus dilakukan untuk memastikan anak berada pada kondisi emosional yang baik. Ada beberapa faktor yang terlibat, seperti bicara dengan tenang, pujian, dorongan, perhatian dan kasih sayang, dan lain sebagainya. Hindari faktor negatif seperti sarkasme, penghinaan, pengabaian atau bullying kepada anak. Setiap anak adalah unik, karena itu tidak dapat membandingkan anak Anda dengan anak lainnya khususnya ketika Anda mengamati adanya suatu kekurangan pada anak.
14. Mengikuti pelajaran sekolah anak
Orang tua juga perlu mengikuti pelajaran di sekolah anak untuk dapat mengimbangi perkembangan kognitif anak dan dalam hal akademisnya. Hal ini dapat dicapai jika orang tua juga turut mengikuti perkembangan pendidikan serta kegiatan anak di sekolah, termasuk pada mata pelajaran yang diberikan kepada anak serta nilai – nilai dan perkembangan anak di sekolah.
15. Bekerja sama dengan guru di sekolah
Perlunya untuk bekerja sama dengan guru di sekolah anak harus dilakukan oleh orang tua untuk tetap menjaga pendidikan anak agar berada di jalurnya dan mengetahui hambatan apa saja yang ditemui anak, juga kemajuan yang dialami anak selama bersekolah. Peran sekolah dalam pendidikan karakter anak juga tidak kalah pentingnya. Karena itu penting juga untuk menjaga hubungan baik dengan guru anak di sekolah agar dapat menjalin kerja sama dengan baik, dan meminimalkan resiko gangguan psikologis pada anak usia sekolah.
16. Memberi contoh yang baik
Orang tua harus menjadi sosok yang dapat diteladani oleh anak dengan baik agar anak memiliki teladan yang dapat ditiru. Apapun sikap yang diinginkan untuk ditiru oleh anak, maka orang tua harus memastikan untuk menunjukkannya terlebih dulu kepada anak. Hal ini akan lebih mudah karena pada dasarnya anak belajar melalui peniruan.
17. Bersikap konsisten
Sikap orang tua yang konsisten dalam segala hal juga akan membantu membentuk psikologis anak yang lebih stabil, sebab anak tidak diombang ambingkan dengan berbagai peraturan dan pola asuh yang berbeda antara kedua orang tua. Kekonsistenan dalam mengasuh, menetapkan peraturan, memberi contoh dan lain sebagainya perlu dilakukan oleh orang tua.
Sebagai orang tua Anda harus dapat memegang peranan orang tua dalam psikologi anak dengan kuat dan teguh, melakukan yang terbaik untuk anak dengan resiko sendiri dengan tetap menempatkan keamanan anak sebagai hal yang utama. Jadilah orang tua yang memberi secara emosional daripada menerima, memberi dan terus memberi namun pada saat yang sama juga memberi tuntutan kepada anak berupa kepatuhan akan perannya sebagai anak dalam sekolah dan keluarga. Orang tua juga akan menjalani proses belajar secara terus menerus, bersama sama dengan anak dan merupakan suatu proses seumur hidup yang terus berlangsung.