Teknik flooding dalam modifikasi perilaku ialah pendekatan yang dilakukan dari hasil eksperimen yang akhirnya memberikan sumbangan pada prinsip prinsip belajar dalam tingkah laku manusia. Pendekatan didasarkan pada pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia yang menekankan pada pentingnya pendekatan sistematik dan terstruktur pada proses konseling. Berikut penjelasan secara lengkapnya.
Teknik Flooding Dalam Modifikasi Perilaku
Menurut Latipun (2010), pandangan mengenai Teknik flooding dalam modifikasi perilaku ialah sebagai berikut.
1. Manusia Sebagai Unsur Instriksik
Manusia bukanlah dibedakan mengenai penekanan baik dan buruk, namun hasil dari pengalaman. Manusia bisa menjadi baik dan bisa menjadi buruk dalam waktu yang dekat bukan karena karakter dari orang tersebut sendiri, melainkan pengaruh dari lingkungan yang menimbulkan perubahan perilaku, teori ini menenkankan bahwa perubahan pada manusia bisa terjadi jika ia didekatkan dengan hal hal yang baik. (Baca juga mengenai unsur kekuatan pribadi).
2. Mampu Mengendalikan Perilaku
Manusia mampu mengkondisikan diri untuk mengubah perilakunya, dalam teknik flooding dalam modifikasi perilaku, manusia akan merubah diri atau merubah pandangannya untuk mengendalikan perilaku yang muncul dalam dirinya sendiri, sehingga manusia bukan sesuatu yang menetap secara tetap dan tidak melakukan pergerakan. (Baca juga mengenai teori budaya dalam psikologi).
3. Mendapatkan Perilaku Baru
Manusia mampu melakukan hal baru untuk merubah perilaku yang ada pada dirinya yang dipengaruhi oleh rangsangan tertentu baik itu dari dalam dirinya sendiri maupun dari lingkungan luarnya, perilaku baru tersebut dilakukan secara bertahap baik itu perilaku yang membawa kepada kemajuan maupun pada kemunduran. (Baca juga mengenai bentuk bentuk memori dalam psikologi).
4. Manusia Mampu Mempengaruhi Orang Lain
Mempengaruhi dan dipengaruhi adalah hal yang umum pada manusia, manusia adalah makhluk sosial yang tetap akan terpengaruh dengan sekitarnya sehingga manusia mudah untuk berubah sesuai dengan apa yang ada di sekitarnya yang sesuai dengan pandangannya, teknik flooding dilakukan dengan mempengaruhi seseorang untuk mencapai perubahan perilaku yang diharapkan. (Baca juga mengenai alasan bawah sadar menentukan kesuksesan).
Konsep Dasar Teknik Flooding dalam Modifikasi Perilaku
Pendekatan dengan menggunakan teknik flooding didasari oleh pendekatan ilmiah tentang tingkah laku manusia yaitu pendekatan yang sistematis dan terstruktur dalam konseling. Teknik ini melihat manusia sebagai hasil dari kondisional lingkungan, yang dapat berubah sesuai apa yang ada dalam lingkungannya dan apa yang menjadi keyakinannya serta sesuai dengan pandangannya. (Baca juga mengenai metode dalam pendidikan karakter sejak usia dini).
Dapat diamati dan diukur sebagai sesuatu yang sah dalam pengukuran kebribadian adalah kelanjutan dari konsep dasar teknik flooding, hal hal yang dapat diukur tersebut adalah sesuatu yang bisa diamati secara langsung atau dapat diketahui melalui tes dan wawancara tertentu, hasil tersebut disimpulkan menjadi perkiraan golongan kepribadian tertentu dan perilaku diubah sesuai tipe kepribadian.
Dikembangkan dengan fenomena kejiwaan yang abstrak seperti ego dan ilusi yang kemungkinan bisa timbul karena perilaku manusia yang keliru, perilaku yang keliru tersebutlah yang menjadi dasar untuk teknik merubah atau memperbaiki apa yang menjadi kekurangan sesuai dengan tipe kepribadian yang diperkirakan.
Cara Cara Penerapan Teknik Flooding dalam Modifikasi Perilaku
Dalam menjalankan teknik flooding, dilakukan cara cara tertentu sebagai alternatif untuk konselor dalam melakukan modifikasi perilaku, cara cara tersebut ialah sebagai berikut :
1. Invivo
Membawa konseli hadir pada situasi atau stimulus yang menimbulkan rasa takut dengan segera selama terapi berlangsung, dilakukan dengan pengawasan langsung dari konselor kepada konseli disertai dengan pengamatan perilaku konseli, dilakukan untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan trauma ringan.
Misalnya ialah teknik untuk mengubah perilaku seorang individu yang takut akan ketinggian, teknik flooding dilakukan dengan cara mengajak konseli ke ruang lantai 1 hingga lantai 10 secara bertahap dan mengamati bagaimana rasa takut yang muncul pada dirinya dan perubahan perilaku apa yang telah terjadi.
Perilaku tersebut diamati dari awal, mulai dari lantai 1, perilaku kecemasan diamati dan diperhatikan hingga ia mampu melanjutkan hingga lantai 10 dan terjadi perubahan perilaku yakni mampu menghilangkan rasa takut akan ketinggian yang biasa ia alami, dan mampu menghilangkan trauma yang dimiliki.
2. Imajeri
Ialah stimulus yang menakutkan yang dihadirkan dengan cara membuat situasi yang semakin meningkatkan rasa takut atau kecemasan yang membuat konseli membayangkan akibat yang dahsyat yang dapat menurunkan rasa takutnya hingga ia siap menghadapi situasi yang sebenarnya, juga dilakukan dengan pengawasan langsung dari konselor dengan tahapan yang lebih pelan.
Untuk kasus phobia dan obsesif cara ini tepat untuk dilakukan sebab perubahan perilaku ditimbulkan dengan cara yang bertahap dan tidak bisa dilakukan perubahan perilaku secara sekaligus, phobia yang diubah dengan segera dapat menimbulkan ketakutan yang sangat dan trauma yang lebih mendalam sehingga harus dilakukan dengan bertahap dan pengawasan yang tepat mengenai perubahan perilaku yang terjadi.
Langkah Langkah Menjalankan Teknik Flooding
1. Pencairan stimulus yang memicu gejala yakni berdasarkan riwayat yang ada, misalnya ialah apa rangsangan yang pernah diterima di masa lalunya hingga membuatnya ia mengalami perubahan perilaku, dari riwayat tersebut segera dilakukan perkiraan langkah yang paling tepat untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik.
2. Menaksir bagaimana gejala gejala berkaitan dan membentuk perilaku yang bisa dijadikan sebagai panduan untuk melakukan perubahan, konselor akan mengamati apa saja gejala yang timbul dari konseli dan apa saja pengaruh gejala tersebut pada target perubahan perilaku yang diinginkan dan mengurangi gejala secara berkala jika ingin mengubah perilaku.
3. Meminta konseli membayangkan sejelasnya apa yang dijabarkan tanpa disertai celaan yaitu meinta konseli untuk bercerita mengenai apa yang dirasakan dan apa saja rangsangan yang diterimanya hingga timbul perilaku saat ini tanpa disertai sanggahan kepada konseli, apa yang disampaikan akan didengarkan dengan sungguh sungguh.
4. Bergerak semakin dekat pada ketakutan yang dialami konseli sebagai cara untuk menghilangkan ketakutan dan kecemasan tersebut sehingga dpaat ditentukan langkah langkah terbaik dan bertahap sesuai teknik flooding hingga tercapai perubahan perilaku yang diharapkan. Pada langkah ini terapi dan perbaikan dilakukan.
5. Mengulang prosedur sampai kecemasan tidak muncul lagi yaitu dengan terus melakukan cara cara untuk mengubah perilaku, jika terjadi kemunduran maka akan dilakukan inovasi berdasarkan teori dan kenyataan pengalaman yang ada di lapangan, langkah ini dilakukan hingga akhir, hingga konseli telah berubah dan modifikasi perilaku yang ditargetkan dapat tercapai.