Semua individu pada umumnya memiliki dorongan dan minat yang besar untuk mencapai atau ingin memiliki sesuatu. Adanya perilaku individu dan munculnya berbagai kebutuhan individu disebabkan oleh dorongan dan minat yang besar. Jika terpenuhi, itulah dasar dari pengalaman emosionalnya.
Perjalanan hidup individu satu dengan yang lainnya itu tidak sama. Semua memiliki jalan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, untuk memahami peserta didik, memang perlu mengetahui apa yang dia pikirkan dan dia lakukan. Yang lebih penting lagi adalah mengetahui apa yang mereka rasakan.
Gejala-gejala emosional seperti marah, takut, malu, cinta, benci, dan lainnya perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Selanjutnya yuk simak mengenai Perkembangan Emosional dalam Psikologi Pendidikan. (Baca juga mengenai dampak psikologis dari mengkonsumsi narkoba).
1. Pengertian Emosional
Emosional dan perasaan adalah dua hak yang berbeda. Tetapi perbedaan antara keduanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas. Emosional dan perasaan merupakan suatu gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas batasnya. (Baca juga mengenai dampak psikologis dari mobilitas sosial).
Pada suatu saat warna efektif dapat dikatan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosional. Contohnya marah yang akan ditunjukkan dalam bentuk diam. Jadi sukar sekali kita mendefinisikan emosional. Jadi, emosional adalah pengalaman efektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri peserta didik tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. (Baca juga mengenai dampak psikologis dari pencemaran suara).
Emosional adalah warna efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pada saat terjadi emosional seringkali terjadi perubahan-perubahan pada fisik, anatar lain berupa: peredaran darah akan bertambah cepat bila marah, pupil mata membesar bila marah, bulu roma berdiri bila takut, dan lain sebagainya. (Baca juga mengenai konstribusi psikolog dalam mewujudkan generasi).
2. Karakteristik Perkembangan Emosional
Masa peserta didik merupakan masa yang penuh badai dan tekanan. Ketegangan perkembangan emosional meninggi akibat perubahan fisik dan juga kelenjar. Rata-rata perkembangan emosional para peserta didik menjadi tinggi karena mereka sedang berada dibawah tekanan sosial dan juga mereka sedang menghadapi kondisi baru, sedangkan selama kecil mereka kurang mempersiapkan diri. (Baca juga mengenai kontribusi psikolog dalam kepemimpinan yang efektif).
Tetapi tidak semua peserta didik mengalami tekanan dan badai dalam hidupnya. Pola perkembangan emosional masa peserta didik adalah sama dengan pola perkembangan emosional masa kecil. Jenis perkembangan emosional yang secara normal dialami adalah:
cinta/ kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu sedih, dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan perkembangan emosionalnya, dan khususnya pola pendidikan yang dilakukan seseorang terhadap ungkapan perkembangan emosional peserta didik.
3. Perkembangan Emosional dalam Psikologi Pendidikan
Peran psikologi pendidikan untuk mengembangkan perkembangan emosional remaja agar dapat mengembangkan kecerdasan perkembangan emosional, salah satunya adalah dengan menggunakan intervensi yang dikemukakan oleh W.T Grant Consertium tentang “Unsur-Unsur Aktif Program Pencegahan” yaitu sebagai berikut :
Dalam sejumlah penelitian, perkembangan perkembangan emosional sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor psikologi pendidikan. Kedua faktor itu terjalin erat satu sama lain dan akan mempengaruhi perkembangan intelektual.
Hal itu akan menghasilkan suatu kemampuan berpikir kritis, mengingat, dan menghafal. Selain itu, peserta didik akan menjadi reaktif terhadap rangsangan. Dalam faktor psikologi pendidikan, terdapat metode-metode yang menunjang perkembangan perkembangan emosional. Diantaranya :
- Psikologi pendidikan dengan coba-coba
Peserta didik psikologi pendidikan dengan coba-coba untuk mengekspresikan perkembangan emosionalnya dalam bentuk perilaku yang dapat memberikan kepuasan sedikit atau bahkan tidak memberikan kepuasan.
- Psikologi pendidikan dengan cara meniru
Dengan cara meniru dan mengamati hal-hal yang dapat membangkitkan perkembangan emosional orang lain.
- Psikologi pendidikan dengan cara mempersamakan diri
Peserta didik akan menirukan reaksi perkembangan emosi orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan perkembangan emosi yang kuat.
- Psikologi pendidikan melalui pengondisian
Objek atau situasi yang mulanya gagal memancing reaksi perkembangan emosi kemudian berhasil melalui metode asosiasi.
- Psikologi pendidikan di bawah bimbingan dan pengawasan
Peserta didik diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu perkembangan emosional terangsang. Dapat melalui pelatihan maupun yang lainnya.
4. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosional dalam Psikologi Pendidikan
Banyak kondisi sehubungan dengan perkembangan emosional peserta didik dalam hubungannya dengan orang lain yang membawa perubahan untuk menyatakan emosional. Orang tua dan guru berhak menyadari perubahan ekspresi ini karena tidak berarti emosional tidak lagi berperan dalam kehidupan mereka.
Mereka juga tetap membutuhkan rangsangan dan respon untuk mengembangkan pengalaman dan kemampuannya. Bertambahnya umur juga akan berpengaruh signifikan terhadap perubahan irama emosi. Terutama faktor pengetahuan dan pengalaman.
- Pengembangan Keterampilan Emosi: mengidentifikasi dan memberi nama atau label psikologi pendidikan, mengungkapkan psikologi pendidikan, menilai intensitas psikologi pendidikan, mengelola psikologi pendidikan, menunda pemuasan, mengendalikan dorongan hati, mengurangi stress, memahami perbedaan anatara psikologi pendidikan dan tindakan.
- Pengembangan Keterampilan Emosi Kognitif : psikologi pendidikan melakukan dialog batin sebagai cara untuk menghadapi dan mengatasi masalah atau memperkuat perilaku diri sendiri, psikologi pendidikan membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial, psikologi pendidikan menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dengan pengambilan keputusan, psikologi pendidikan memahami sudut pandang oranglain (empati), psikologi pendidikan memahami sopan santun, psikologi pendidikan bersikap positif terhadap kehidupan, psikologi pendidikan mengembangkan kesadaran diri.
- Pengembangan Keterampilan Perilaku Emosi : psikologi pendidikan keterampilan komunikasi non verbal,misal melalui pandangan mata,ekspresi wajah, gerak-gerik, posisi tubuh dan lain-lain, psikologi pendidikan keterampilan komunikasi verbal, misal mengajukan permintaan dengan jelas, mendiskripsikan sesuatu kepada oranglain dengan jelas, menanggapi kritik secara efektif
5. Agar Perkembangan Emosional dalam Psikologi Pendidikan Berjalan Baik
Agar emosional positif pada diri peserta didik dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang, disikapi oleh orang tua maupun guru dengan cara :
- Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan peserta didik (significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan perkembangan emosional-perkembangan emosional negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
- aAdanya program latihan berperkembangan emosional baik di sekolah maupun didalam keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak sejalan sebagaimana mestinya.
- Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan perkembangan emosional negatif dan upaya-upaya menanggapinya secara lebih baik.
Demikian yang dapat disampaikan penulis, semoga menjadi wawasan berkualitas untuk sobat semua. Oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya. Terima kasih.