Home » Ilmu Psikologi » 13 Dampak Psikologis dari Mobilitas Sosial

13 Dampak Psikologis dari Mobilitas Sosial

by Arby Suharyanto

Pernahkah mendengar mengenai mobilitas sosial sobat? kali ini penulis akan mengulasnya secara mendalam dihubungkan dengan sisi psikologi, namun, sebelumnya simak terlebih dahulu apa itu mobilitas sosial secara lengkap.

  • Menurut Soerjono Soekanto :  mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu jenis sosial.
  • Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack : mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu jenis sosial.
  • Menurut William Kornblum : mobilitas sosial adalah perbergerakan individu-individu, keluarga-keluarga dan jenis sosialnya dan satu status ke status sosial lainnya.
  • Menurut H.EdwardRansford : Mobilitas sosial adalah perbergerakan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hirarki.
  • Menurut Robert M.Z. Lawang : mobilitas sosial adalah perbergerakan posisi dari status yang satu ke status yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.
  • Menurut Horton dan Hunt : mobilitas sosial adalah suatu gerak perbergerakan dari suatu jenis sosial ke jenis sosial lainnya.

Nah sobat, hal ini tentu berpengaruh pada psikologis individu, apa saja? berikut selengkapnya. 13 Dampak Psikologis dari Mobilitas Sosial.

1. Menimbulkan Ketakutan dan Kegelisahan pada Individu yang Mengalami Mobilitas Menurun

Jika individu mengalami penurunan kualitas hidup misalnya dari kaya menjadi miskin, dari punya pekerjaan atau jabatan menjadi pengangguran, dari pejabat menjadi individu biasa, dsb tentu menimbulkan kegelisahan pada diri individu yakni mengenai pandangan dirinya sendiri dari beragam sudut pandang karena ia takut disalahkan dan dianggap tidak berguna serta kegelisahan akan masa depan. (Baca juga mengenai terapi kognitif pada lansia).

2. Adanya Gangguan Psikologis Bila Individu Turun dari Jabatannya

Jelas ya sobat, individu yang terbiasa dnegan jabatan yang mungkin terbiasa memiliki kesibukan dan peran penting dalam masyarakat lalu terjadi perubahan hingga individu tersebut kehilangan jabatan dan menjadi individu biasa tentu membuat individu tersebut merasa bersalah dan takut jika menjadi beban bagi individu terdekat atau bagi keluarganya. (Baca juga mengenai peran remaja dalam mengatasi ancaman).

3. Mengalami Frustasi atau Putus Asa dan Malu Bagi Individu-Individu yang Ingin Naik ke Lapisan Atas, Tetapi Tidak Dapat Mencapainya

Tentu setiap individu selalu ingin menjadi lebih baik ya sobat, hingga terkadang menghalalkan cara apapun, hal ini tentu akan menjadi masalah jika usaha yang mungkin dilakukannya dengan sungguh sungguh gagal karena suatu hal atau tidak tercapai seperti apa yang diinginkan, hal itu bisa membuat rasa tidak berguna dan membuat pengaruh dengan sosial sekitarnya. (Baca juga mengenai contoh peran remaja dalam masyarakat).

4. Keinginan Menyesuaikan Diri

Penyesuaian diri dengan aturan-aturan yang ada dalam status sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh individu yang mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam status sosial yang baru dan mampu menjalankan peran-perannya. (Baca juga mengenai peran remaja dalam perkembangan desa).

5. Hubungan dengan Rasa Solidaritas

Keadaan itulah yang menyebabkan individu-individu yang pindah lapisan yang baru akan berkurang solidaritasnya terhadap status sosial yang lama. Sebagai contoh, individu kaya mendadak akan bersaha menyesuaikan diri dengan lapisan atas dalam gaya hidupnya agar bisa diterima dan dianggap sebagai bagian dari status sosial yang baru sehingga menjadi berkurang rasa kesetiakawanannya dengan jenis sosial asal. (Baca juga mengenai peran dalam perkembangan emosi remaja).

6. Mendorong Individu untuk Lebih Maju

Terbukanya kesempatan baik untuk bergerak maju dari status satu ke status yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri individu untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi sehingga bekerja lebih keras lagi.

7. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang  lebih baik

Dengan mobilitas, masyarakat selalu dinamis bergerak menuju pencapaian tujuan yang diinginkan dan menjadi gambaran bahwa manusia tersebut berusaha untuk mencapai yang terbaik semaksimal mungkin sebagus mungkin apa saja yang bisa ia capai untuk masa depan lebih baik.

8. Meningkatkan Integrasi Sosial

Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi integrasi sosial. Misalnya individu yang melakukan mobilitas sosial naik, ia kan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, aturan-aturan dan aturan-aturan yang dianut oleh jenis jenis individu dengan status sosial yang baru sehingga tercipta pemahaman sosial lebih luas misalnya cara makan yang lebih sopan, cara bertutur kata lebih ber etika, dsb.

9. Kecemasan dalam Perubahan Tertentu

Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun menyebabkan timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat dan berdampak keretakan hubungan antar anggota jenis utama, yang semula karena individu berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah, hal itu mungkin terjadi sementara karena adanya ketidaksiapan ketika mengalami penurunan.

10. Timbulnya Pertengkaran

Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis akan timbul benturan-benturan aturan dan kepentingan sehingga kemungkinan timbul pertengkaran yang terjadi karena perasaan bersaing dsb.

11. Masalah Antarjenis

Dalam masyarakat terdapat status-status. Jenis dalam status tersebut disebut jenis sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarjenis sosial, maka bisa memicu terjadinya masalah antarjenis. Contohnya masalah antara majikan dan buruh dalam suatu perusahaan.

12. Masalah Antarjenis Sosial

Masalah yang menyangkut antara jenis satu dengan jenis lainnya karena benturan aturan dan kepentingan. Masalah ini dapat berupa : Masalah antara jenis sosial yang masih tradisional dengan jenis sosial yang modern. Misalnya, para kusir delman dan penarik becak

yang lambat menyesuaikan diri dengan perubahan dapat menyebabkan masalah dengan sopir mobil angkutan umum. Proses suatu jenis sosial tertentu terhadap jenis sosial lain yang memilki wewenang. Misalnya demonstrasi mahasiswa yang menuntut kepada anggota dewan untuk menurunkan harga BBM.

13. Masalah Antargenerasi

Masalah yang terjadi karena adanya benturan aturan dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan aturan-aturan lain dengan aturan-aturan baru yang ingin mengadakan perubahan. Contohnya, pergaulan bebas yang banyak dilakukan anak-anak muda dewasa ini sangat bertentangan dengan aturan yang dianut oleh generasi tua.

Demikian yang dapat disampaikan penulis, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat untuk sobat semua. Jangan lupa update ilmu psikologi sobat di dosenpsikologi.com selalu agar berwawasan luas dan tidak kuper ya sobat, Terima Kasih.

You may also like