Kedewasaan merupakan kata yang sangat sering kita dengar dan arti dari kedewasaan sendiri juga masih saja banyak diperdebatkan hingga sekarang tentang bagaimana mendefinisikan seseorang yang bisa disebut dengan dewasa atau anak anak dan cara menjadi pribadi yang dewasa. Hal ini nantinya akan dihubungkan dengan sistem pendidikan yang diterapkan, penempatan sikap dan juga penuntutan kewajiban atas individu. Pendidikan, sikap dan juga kewajiban tentunya tidak sama antara seseorang yang sudah dewasa dan belum dewasa tersebut. Untuk lebih jelas tentang perkembangan emosi usia dewasa, berikut akan kami berikan ulasan selengkapnya untuk anda.
Apabila menggolongkan atau mengkategorikan individu dengan mengguankan tingkatan usia, maka terdapat batas minimum agar seseorang bisa dikelompokkan sebagai orang dewasa. Akan tetapi jika dikategorikan dari segi kemapanan intelektual, emosional dan juga spiritual, maka terdapat batasan minimum tingkat kecerdasan dari setiap komponen sekaligus bisa menemukan cara membahagiakan diri sendiri. Standar orang bisa dikatakan sebagai orang dewasa dari tingkatan usia menurrut Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 mengenai perlingan anak [UUPA] pasal 1 dikatakan jika seseorang bisa dikatakan anak jika belum masuk usia 18 tahun.
Seperti yang kita ketahui, penetapan usia 18 tahun untuk standar usia orang dewasa diambil dari konvensi Hak Asasi Dewan Umum PBB di 20 November 1989 yang diratifikasi perwaklian Indonesia pada tahun 1990 lewat Konvensi Hak Anak [KHA]. Untuk itulah mengapa sekarang lagi sudah tidak ada petunjuk seperti film 17 tahun keatas yang diganti dengan film untuk 18 tahun keatas untuk kategori penonton dewasa. Akan tetapi dalam psikologi menetapkan status kedewasaan pada kisaran umur 20 tahun hingga 45 tahun meski tingkat kedewasaan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan umur yang dimiliki. Sementara untuk perkembangan emosi usia dewasa, kecerdasan dan juga spiritual seseorang nantinya kembali pada pribadi masing masing individu tersebut.
Standar Perkembangan Emosi Usia Deasa
Dari semua suku dan agama yang ada di Indonesia sudah diterapkan standar kedewasaan manusia atas dasar nilai emosi, intelektual dan juga nilai spiritual seperti:
- Intelektual
Dari segi tersebut bisa dikatakan dewasa dilihat dari kemampuan pembentukan pendirian yang artinya seseorang harus memiliki pendirian atau prinsip jelas sehingga tidak akan mudah goyah yang menuntut seseorang untuk bersikap berbeda dengan perkembangan emosi anak usia dini. Namun pendapat orang lain tetap harus diperhatikan meski tidak berpegang dalam pendapat tersebut. Kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri secara tegas dan bebas atas dasar bukti, alasan, nasihat dan bertanggung jawab dengan semua keputusan. Dengan ini maka individu tidak akan merasa bingung jika sedang menghadapi masalah namun terlebih dahulu akan dianalisis beberapa sebabnya supaya bisa ditemukan cara penyelesaian terbaik.
- Emosional
Seseorang dikatakan sebagai orang dewasa secara emosional terlihat dari kemampuan dalam menerima emosi dan juga bagaimana menguasai emosi tersebut dengan sewajarnya sekaligus cara meluapkan emosi dengan baik. Ini mengartikan semua bentuk emosi yang dialami tetap harus bisa dikuasai dan dikelola dengan sangat baik tanpa diikuti dengan rasa gelisah serta takut. Seseorang bisa mengontrol emosi jika tidak sampai merugikan orang lain dan darisini bisa terlihat jika orang dewasa juga memiliki kecerdasan emosi yang cukup tinggi.
- Spiritual
Dri hal ini bisa terlihat jika cara berkeyakinan sendiri tidaklah sempit. Seseorang bisa bergaul sekaligus membina hubungan dengan baik bersama orang lain yang memiliki keyakinan berbeda. Jika seseorang sudah mencapai hal tersebut seperti bisa mencintai orang lain tanpa harus memberi batasan pada agama, ras, suku atau golongan, maka sudah bisa dikatakan sebagai orang dewasa dalam hal emosi atau sudah memahami tips menahan emosi yang belum tentu dimiliki seseorang dengan umur lebih tua. Seseorang bisa dikatakan dewasa secara emosional dari kemampuan mereka dalam menerima emosi sekaligus menguasainya secara wajar sehingga tetap bisa menguasai sekaligus mengelola dengan baik.
Karakteristik Kedewasaan
Karakteristik kedewasaan seseorang dalam segi emosi bisa terlihat dari berbagai segi dan hal khususnya bagaimana cara individu tersebut dalam menghadapi sebuah masalah dalam hidup.
- Pribadi dewasa bisa menerima dirinya sendiri seperti bagaimana Tuhan menciptakan. Ia tidak akan merasa rendah diri atas kekurangan yang dimiliki termasuk rasa egois terlalu berlebihan. Ia akan bisa mengenal otak, tubuh dan juga kemampuan yang sudah diberikan Tuhan untuk melakukan segala tujuan baik sehingga tidak akan sombong dan juga tidak terpuruk dalam kegagalan.
- Pribadi yang dewasa akan merasa diuntungkan dari kesalahan dan juga saran orang lain. Sedangkan pribadi yang belum dewasa secara emosi akan selalu mencari alasan dari kegagalan mereka seperti menyalahkan orang lain bahkan Tuhan sebab belum mengetahui tentang cara meredam emosi menurut psikologi. Ketika mendapat kritikan maka akan dilihat sebagai serangan untuk diri sendiri sehingga akan berusaha untuk menyerang kembali dengan perkataan dan emosi untuk mempertahankan egi dibandingkan dengan terus bertumbuh. Sedangkan pribadi dewasa akan menerima kritik dan jujur dalam menimali hidup sekaligus melihat usulan orang sebagai rencana dari Tuhan untuk mendewasakan diri sendiri, lebih berhati hati dalam memberi usulan, menunggu untuk saat tepat, menjaga sikap kasih, menghargai dan memberikan usulan yang disertai dengan dorongan dan pujian.
- Pribadi dewasa dalam emosi akan dapat menyesuaikan diri pada beberapa hal yang tidak bisa diubah atau pasti. Mereka akan bisa menerima dunia secara nyata sebagai bagian dari apa yang sudah direncanakan oleh Tuhan untuk menolong setiap individu dalam bertumbuh.
- Pribadi dewasa dalam cara pengendalian emosi diri bisa menerima hal buruk, rasa kecewa dan juga tekanan dengan tenang dan stabil. Ia akan menyadari jika seluruh hidupnya berada di tangan Tuhan dan segala sesuatu yang sudah diijinkan terjadi adalah yang terbaik.
- Pribadi dewasa dalam emosi akan selalu menerima dan melakukan tanggung jawabnya dimana kedewasaan sendiri melibatkan kemandirian. Pekerjaan yang belum terselesaikan, janji yang belum bisa terpenuhi dan maksud baik yang tidak dilaksanakan adalah contoh dari ketidakmandirian. Pribadi tidak dewasa tidak akan melakukan tugas dengan baik yang sebenarnya sudah menjadi tanggung jawab sehingga selalu mengeluh, tidak puas dan tidak dapat menikmati pekerjaan tersebut.
- Pribadi yang dewasa pada ciri ciri emosi dalam psikologi memiliki kepuasan terbesar ketika bisa membuat orang lain bahagia. Seseorang tidak akan pernah bisa mendapatkan kebahagiaan dengan mencarinya sebab jika semakin dicari akan membuat seseorang semakin frustasi dan akhirnya berbuah kekecewaan dan mencari kesenangan sendiri tidak akan membuat bahagia. Bayi dan anak kecil yang menuntut apa yang mereka inginkan saat itu memang terbilang wajar sebab mereka hidup hanya untuk saat itu sehingga menuntut cara mereka dalam berbagai keadaan.
Perkembangan Emosi
Semua manusia pada awalnya memang akan bertingkah seperti anak anak saat masih dalam tahap umur anak anak yang kemudian mulai beranjak remaja sehingga mulai bisa menyesuaikan diri dengan orang dewasa sehingga bisa berperilaku seperti orang dewasa, menyesuaikan diri dan melepaskan diri dari peran sebagai anak anak. Pada tahap inilah menjadi titik yang menyebabkan seseorang ada dalam posisi sulit sehingga akan timbul kebutuhan seperti identitas diri, individualitas dan bahkan kebutuhan untuk mencapai kemandirian.
Jenis emosi yang dimiliki seorang anak sebenarnya serupa dengan emosi orang dewasa. Namun untuk cara berpikir anak anak dan orang dewasa memiliki perbedaan dimana anak akan menafsirkan peristiwa yang terjadi disekitarnya dengan cara berbeda seperti yang dilakukan orang dewasa. Apabila dikaji lewat ilmu psikologi, maka ekspresi seperti seperti marah, cemburu, frustasi, sedih, iri hati, sayang, gembira, terharu dan sebagainya merupakan macam macam emosi.
Mengenal dan bisa mengendalikan emosi secara baik adalah ciri manusia dewasa dan juga kepribadian yang matang dimana anak anak belum bisa melakukan hal tersebut sehingga sangat wajar jika anak anak masih memperlihatkan emosi dalam psikologi secara meluap luap seperti menangis dengan kencang di tengah banyak orang saat keinginannya belum terpenuhi. Sedangkan untuk orang dewasa dari segi emosional sudah bisa mengelola sekaligus menguasai emosi dengan wajar sehingga meski emosi yang dimilikinya tinggi, maka tetap bisa dikendalikan dengan sangat baik yang tidak terpengaruh dengan rasa gelisah maupun takut. Orang dewasa secara emosi bisa mengontrol emosi mereka sehingga tidak sampai merugikan orang lain dan dari sini bisa terlihat jika orang dewasa memiliki kecerdasan emosi tinggi serta memiliki kecenderungan untuk sadar dan tetap terkontrol secara baik pada emosi dibandingkan dengan anak anak.
Dewasa dari segi emosi akan membuat seseorang bisa menahan emosi dalam segala situasi atau menyalurkan dengan cara yang jauh lebih baik. Pengaruh atau peran faktor emosi seseorang dalam aktivitas kognitif dan juga kinerja pada umumnya sangatlah besar sehingga seseorang bisa mendapatkan gambaran luas jika dalam menjalankan sebuah tugas, keberhasilan tidak hanya bisa ditentukan dari kapasitas kognitif namun juga dari kondisi emosi yang sedang dialami pada situasi tersebut seperti cara mengendalikan emosi wanita. Kondisi emosi juga bisa berpengaruh pada proses kognitif dalam bentuk atau cara yang sangat penting dan bahkan bisa berakibat fatal sehingga hal esensial dalam psikologi untuk bisa paham tentang apa dan bagaimana emosi bisa berpengaruh pada aktivitas kognitif seseorang.