Bimbingan psikologi atau konseling anak adalah suatu proses yang terjadi antara anak dan seorang pembimbing atau konselor yang tugasnya membantu anak – anak untuk mendapatkan pemahaman mengenai apa yang terjadi kepada mereka. Tujuan bimbingan psikologi pada anak adalah untuk membantu anak – anak memulihkan diri dan juga mengembalikan rasa percaya dirinya, karena itu selama sesi konseling seorang anak didorong untuk dapat menyatakan perasaannya. Terkadang, anak merasa sulit untuk mengungkapkan dirinya kepada orang dewasa, padahal secara emosional mereka masih bergantung kepada orang dewasa yang dekat dengannya, dan membutuhkan sedikit dorongan untuk itu.
Sangat penting bagi anak untuk dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan jelas, karena hal – hal tidak terungkapkan dapat membuat masalah menjadi semakin pelik bahkan bisa menimbulkan masalah baru di kemudian hari. Bimbingan psikologi pada anak memungkinkan anak menemukan tempat yang aman untuk berbicara mengenai hal – hal yang sulit bagi mereka. Selain itu, bimbingan psikologi pada anak juga dapat memungkinkan anak untuk membentuk hubungan saling percaya dengan orang dewasa di sekitarnya, terutama konselor dan orang tua.
Jenis Pendekatan Konseling Anak
Pendekatan bimbingan psikologi pada anak biasanya dilakukan untuk anak – anak yang bermasalah dengan mental atau yang sudah mengarah kepada gangguan mental, yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal diri anak. Beberapa pendekatan bimbingan psikologi pada anak yaitu:
1. Pendekatan Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah teori pertama yang muncul dalam psikologi yang membahas hubungan antara gangguan kepribadian dan perilaku neurotis. Sigmund Freud adalah pakar psikologi yang menyatakan teori psikoanalisa dengan mengemukakan pandangan mengenai struktur kejiwaan manusia yang sebagian besarnya terdiri dari alam ketidak sadaran, yang alam kesadarannya bisa diumpamakan sebagai puncak gunung es di tengah laut. Alam ketidak sadaran manusia adalah sebagian besar gunung es tersebut yang berada di bawah laut. Hal – hal yang menjadi pokok teori ini adalah bagaimana psikoanalisa memandang kepribadian manusia, mengenai perkembangan kepribadian manusia, kesadaran dan juga ketidak sadaran, bagaimana mekanisme pertahanan ego, peran dan fungsi seorang konselor, serta teknik – teknik terapi apa yang digunakan dalam teori ini.
2. Pendekatan Eksistensial Humanistis
Pada pokoknya, pendekatan ini memiliki kepercayaan bahwa individu mempunyai potensi untuk memilih secara aktif dan membuat keputusan bagi diri sendiri dan juga lingkungannya. Yang ditekankan dalam pendekatan ini adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Seseorang diberi kebebasan untuk melakukan tindakan apapun namun harus dapat bertanggung jawab akan resiko yang dapat diterima dirinya sendiri. Pendekatan bimbingan psikologi pada anak ini bukan merupakan suatu jenis terapi dan bukan juga suatu teori tunggal yang tersusun secara sistematik.
3. Pendekatan Client Centered
Carl R.Rogers mengembangkan client centered untuk pengaplikasian kepada kelompok yaitu keluarga dan masyarakat, dan juga kepada individu. Anggapan mengenai keterbatasan pendekatan psikoanalisis merupakan dasar pengembangan pendekatan ini. Psikoanalisa cenderung menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki tujuan, sedangkan pendekatan client centered menyatakan bahwa manusia adalah pribadi yang mempunyai potensi atau kemampuan untuk memecahkan masalah yang dimilikinya sendiri.
4. Pendekatan Gestalt
Gestalt adalah bentuk terapi yang dibuat dari perpadian eksistensial humanistis dan fenomenologi, sehingga fokusnya ada pada pengalaman klien pada saat sekarang yang dikombinasikan dengan bagian – bagian dari kepribadian klien yang terpecah pada masa lalunya. Berdasarkan pandangan Gestalt, untuk mengetahui sesuatu hal maka kita harus melihatnya secara keseluruhan, agar tidak kehilangan karakteristik yang penting seperti jika hanya dilihat sebagian saja. Begitu pula dengan tingkah laku manusia, agar dapat menjadi pribadi yang sehat maka individu harus menerima pengalamannya secara keseluruhan tanpa menghilangkan bagian lainnya. individu yang tidak sehat secara mental justru akan menghindari keseluruhan peristiwa dan menghindar.
5. Pendekatan Behavioristik
Pendekatan tingkah laku ini merupakan gabungan dari beberapa teori belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa orang ahli berbeda, dan digunakan sejak awal 1960an sebagai reaksi terhadap teori psikoanalisis yang dianggap tidak dapat banyak membantu masalah para klien. Aspek penting dari pendekatan ini bahwa pengamatan perilaku dapat didefinisikan dengan cara operasional, diamati dan diukur sehingga menjadi pilihan utama yang digunakan oleh para konselor untuk beberapa masalah khusus seperti gangguan makan, penyalah gunaan obat – obatan, serta disfungsi psikoseksual.
6. Pendekatan krisis
Pendekatan bimbingan psikologi pada anak ini juga disebut sebagai pendekatan kuratif yang merupakan upaya bimbingan untuk diarahkan kepada seseorang yang sedang mengalami masalah, yang tujuannya untuk mengatasi masalah – masalah tersebut. Aliran psikoanalisa banyak mempengaruhi jenis pendekatan krisis ini. Ketahuilah bahwa pentingnya psikologi dalam bimbingan dan konseling juga akan mempengaruhi hasil yang diinginkan.
7. Pendekatan Remedial
Pendekatan ini adalah pendekatan bimbingan yang arahnya ditujukan kepada individu yang mengalami saat – saat kelemahan atau kekurangan pada dirinya. Sehingga, tujuan bimbingan psikologi konseling dengan pendekatan remedial adalah untuk memperbaiki kekurangan individu tersebut, dan banyak dipengaruhi oleh aliran behavioristik.
8. Pendekatan Preventif
Bimbingan konseling yang menggunakan pendekatan ini diarahkan kepada antisipasi terhadap masalah – masalah yang umum dialami oleh individu dan mencegah agar jangan sampai masalah tersebut dialami oleh individu tersebut. Pembimbing atau konselor akan memberikan beberapa usaha pencegahan dengan memberikan banyak informasi atau juga keterampilan yang diperlukan misalnya menggunakan teknik dasar psikologi konseling dalam wawancara.
9. Pendekatan Perkembangan
Bimbingan psikologi yang menggunakan pendekatan ini memberikan layanan konseling bagi semua individu dan tidak hanya diberikan kepada yang sedang bermasalah. Bimbingan bisa dilakukan secara kelompok, individual, dan klasikal dengan pemberian informasi, kegiatan diskusi, proses kelompok, dan juga penyaluran bakat serta minat. Ketahui juga jenis – jenis terapi konseling, teori psikologi dalam bimbingan konseling dan penggunaan psikologi komunikasi dalam konseling.
10. Pendekatan Kognitif
Pendekatan bimbingan psikologi pada anak ini dasarnya pada asumsi bahwa kemampuan kognitif seseorang merupakan kunci yang dapat membimbing tingkah laku seorang anak. Bisa juga dikatakan sebagai pendekatan dengan prinsip konstruktivisme yang menjelaskan bahwa anak menciptakan pengetahuan secara aktif, yang berarti anak tidak menerima pengetahuan dari lingkungannya dengan pasif.
11. Pendekatan Kognitif Behavioral
Beberapa tingkatan terdapat di dalam teori pendekatan kognitif behavioral ini dan yang paling sederhana menggunakan strategi pengendalian diri misalnya kemampuan bicara instruksional, penguatan diri, manajemen kognitif yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan, dan membimbing anak untuk mampu melakukan monitoring terhadap dirinya sendiri. Tingkat lebih tinggi dari pendekatan ini adalah cognitive behavioral therapy atau terapi perilaku kognitif, yaitu pendekatan untuk pemecahan masalah yang dilakukan secara intrapersonal yang mulai bisa diaplikasikan ketika anak sudah memasuki usia 8-12 tahun. Pada rentang usia itu anak biasanya sudah mulai dapat melakukan perhitungan terhadap pendapat atau pandangan orang lain.
12. Pendekatan Psikoterapeutik
Penekanan dari pendekatan ini adalah perubahan yang terjadi pada anak – anak melalui pengalaman hubungan terapeutik itu sendiri, menggunakan proses untuk saling mengoreksi, pengalaman emosional anak, juga melalui interpretasi dan perkembangan kesadaran diri pribadi anak. Ketahui juga mengenai hakikat asesmen psikologi dalam konseling dan hubungan psikologi konseling dengan sosiologi dan antropologi.
13. Pendekatan Tradisional
Para konselor dalam jenis pendekatan bimbingan psikologi pada anak ini lebih banyak menggunakan waktunya untuk hubungan individu terhadap anak yang sedang mengalami masalah. Konsultasi dengan guru sering dilakukan untuk meningkatkan suasana belajar dan agar suasana belajar lebih lancar. Tidak hanya dengan guru, pembimbing juga akan mengadakan pertemuan khusus dengan orang tua siswa yang mengalami masalah .
14. Pendekatan Developmental
Pusat pendekatan ini adalah kepada anak – anak yang normal dan untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan sehat. Pembimbing konseling tidak bertanggung jawab kepada tes program dan administrasi data. Tes diselenggarakan bukan untuk kepentingan individu tapi untuk keseluruhan siswa yang ditangani oleh staf psikolog.
15. Pendekatan Keluarga
Dasar – dasar dari pendekatan ini adalah bekerja dengan menggunakan struktur kontrak yang dilakukan oleh setiap anggota dari keluarga seorang anak terhadap pembimbing psikologi. Tujuan kontrak – kontrak ini secara umum adalah untuk memiliki struktur keluarga yang independen dan fungsional.
16. Pendekatan Rasional Emotif
Potensi berpikir rasional telah dimiliki oleh manusia sejak lahir, namun manusia juga memiliki kecenderungan untuk berpikir dengan cara yang curang dan irasional sehingga cenderung merasakan hasil buruknya. Pendekatan ini menekankan pada cara berpikir, menilai, melakukan analisa, dan kemampuan memutuskan ulang.
17. Pendekatan Fitrah
Pendekatan ini menggunakan konsep islam dengan membantu individu untuk menemukan fitrahnya. Konseling berdasarkan ilmu keislaman ini digunakan untuk menyelesaikan problem yang menjadi kendala bagi perorangan untuk mengalami perkembangan fitrah yang baik. Menemukan fitrah berguna untuk selalu dekat dengan Allah dan mampu mengembangkan diri untuk memecahkan masalah kehidupannya sendiri dan melakukan konseling dengan diri sendiri berdasarkan bimbingan dari Allah melalui ibadah dan penerapan ilmu keislaman dalam kehidupan individu sejak masih kanak – kanak.
Pendekatan bimbingan psikologi pada anak memiliki batasan pada kemampuan perkembangan anak, yang mempengaruhi kemampuan anak untuk turut berpartisipasi. Karena itu, semua terapi bergantung kepada kemunculan koneksi dengan anak – anak untuk mendukung proses terapi itu sendiri. Bagi anak – anak yang masih berusia di bawah 7 tahun, pada umumnya mereka masih merasa cenderung tidak suka untuk bertemu dengan terapis dalam jangka waktu tertentu yang cukup sering. Pada tahap ini anak masih akan sering merasa bingung dan mungkin saja menunjukkan penolakan. Untuk dapat membangun hubungan dengan anak, seorang konselor ada kalanya membutuhkan waktu lebih lama hingga tercipta suatu kepercayaan dan keterikatan yang akan membantu proses bimbingan psikologi dapat berlangsung lebih lancar.