Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Agama » 10 Metode Non Ilmiah dalam Psikologi Islam

10 Metode Non Ilmiah dalam Psikologi Islam

by Barzam

Bila kita membicarakan mengenai penelitian psikologi, ada bahasan menarik mengenai metode non ilmiah dalam psikologi Islam. Sebagaimana kita ketahui, penelitian pada umumnya menggunakan metode ilmiah. Namun dalam pendekatan psikologi Islam, terdapat pendekatan metode non ilmiah yang digunakan dalam rangka untuk mengetahui bagaimana perilaku-perilaku individu terkait dengan ajaran agama yang ia peroleh. Agama memiliki unsur spiritual yang tinggi. Maka tidak heran bila kemudian jika kita akan melakukan penelitian terhadap hal itu kita lebih banyak melibatkan hal-hal yang sifatnya non ilmiah. (Baca juga: Pendekatan psikologi dalam memahami Islam)

Penelitian dengan menggunakan metode non ilmiah memiliki makna bahwa hal-hal yang ada di dalamnya mungkin tidak bisa dijelaskan dengan rasional ataupun logika yang jelas. Sifatnya hanya lebih kepada bagaimana sebuah hubungan perilaku tertentu dengan mengamati suatu pendapat, pengalaman atau penemuan coba-coba tertentu. Supaya lebih jelas, berikut ini adalah ringkasan dari metode non ilmiah yang ada di dalam psikologi Islam. Kita bisa memahami juga apa saja berbagai macam pendekatan non ilmiah yang bisa saja ditemui di dalamnya.

  1. Pendapat Otoritas

Metode non ilmiah yang pertama yaitu mengenai pendapat otoritas. Metode otoritas ini memiliki pengertian dimana sebuah penelitian itu didasarkan pada pendapat dari orang yang memiliki banyak pengaruh dan dianggap memiliki banyak pengetahuan pula tentang agama Islam. Ini kemudian akan merujuk pada bagaimana pengembangan dalam psikologi Islam dengan cara mencari sudut-sudut pandang tertentu dari ahli agama. Hasilnya mungkin saja akan banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh tertentu akan tetapi ini tetap bisa menjadi landasan tersendiri.

  1. Trial & Error

Metode selanjutnya yaitu dengan trial and error. Percobaan ini merupakan salah satu jenis penelitian coba-coba. Dalam psikologi Islam seseorang mungkin akan membuat variabel-variabel tertentu yang memang ditujukan kepada seseorang untuk kemudian digunakan olehnya dalam mengamati perubahan yang terjadi. Hasil yang diharapkan mungkin tidak serta merta terjadi, akan tetapi diperlukan beberapa kali perulangan percobaan terlebih dahulu. Jenis-jenis motivasi dalam psikologi Islam akan berpengaruh juga terhadap konsistensi percobaan tersebut.

  1. Metode Apriori

Metode apriori juga dikenal dengan istilah metode intuisi. Ini adalah metode non ilmiah yang juga cukup populer tidak hanya di dalam psikologi Islam. Melalui intuisi, seseorang akan mengkaji lebih jauh mengenai pengamatannya terhadap suatu peristiwa atau fenomena. Nantinya ia akan mendapatkan kesimpulan dari apa yang diamatinya tersebut. Kecerdasan qalbiyah dalam psikologi Islam juga bisa digunakan di sini.

  1. Pengalaman

Penelitian dengan menggunakan pengalaman merupakan metode non ilmiah selanjutnya yang sering digunakan untuk mencari garis merah dari fenomena apa yang sudah terjadi. Banyak sekali pengalaman-pengalaman seseorang yang memancing ia untuk menelisik lebih dalam lagi megenai perkembangan dalam psikologi Islam. Dan lagi, ini akan sangat berkaitan erat dengan pengalaman spiritual seseorang. (Baca juga: Konsep ontologi dalam psikologi Islam)

  1. Pendekatan Skriptualis

Pendekatan skriptualis merupakan salah satu metode non ilmiah dalam psikologi Islam yang didasarkan pada kita suci Al Quran. Al Quran menjadi rujukan dalam melakukan pengkajian dalam psikologi Islam. Tentu saja berbagai fenomena yang ada kemudian dirujuk dari Al Quran untuk ditelaah lebih lanjut lagi mengenai kemungkinan-kemungkinan apa saja yang bisa diambil dari keterkaitan antara keduanya.

  1. Pendekatan Falsafati

Prosedur berpikir secara spekulatif menjadi dasar dalam pendekatan melaltui metode falsafati. Cara ini digunakan terutama untuk meningkatkan pola berpikir secara universal dan sistemik, dengan tetap ditopang oleh akal sehat.

  1. Pendekatan Sufistik

Pendekatan sufistik dikenal juga sebagai pendekatan tasawwufi. Melalui pendekatan ini, seseorang akan menjadi lebih banyak memahami mengenai hal apa saja yang sekiranya ia perlu ketahui dalam melakukan pengembangan psikologi Islam melalui rujukan dari prosedur intuitif, ilham dan cita-cita. Tabir yang masih tertutup kemudian akan tersingkap untuk mengetahui hakikat sebenarnya dari jiwa yang sesungguhnya.

  1. Metode Keyakinan

Metode keyakinan berfokus pada bagaimana kebenaran sesuatu yang berasal dari Al Quran dan Hadis. Asumsi dasar dari metode ini adalah meyakini Allah sebagai zat pencipta kehidupan yang mengetahui. Berbagai macam pengembangan dalam psikologi Islam kemudian akan didasarkan pada keyakinan bahwa semuanya bersumber dari Allah.

  1. Metode Integrasi Keyakinan dengan Rasionalisasi

Integrasi keyakinan dengan rasionalisasi merupakan pengembangan dari metode keyakinan itu sendiri. Setiap fenomena yang ada, kemudian akan disisipkan rasionalisasi terhadap hal tersebut sehingga terbentuk sebuah konsep atau pola baru yang lebih mudah untuk diterima. Walaupun ini sedikit mirip dengan metode ilmiah, akan tetapi titik beratnya tetap pada bagaimana pola keyakinan yang sudah ada sebelumnya.

  1. Pendekatan Elektis

Pendekatan elektis merupakan sebuah kombinasi yang baik antara pendekatan skriptualis, falsafati dan sufistik. Dalam pendekatan elektis ini, ketiga pendekatan tersebut dipandang memiliki keistimewaan tersendiri sehingga masing-masing bisa dikombinasikan dalam mengembangkan psikologi Islam. (Baca juga: Contoh pendekatan psikologis dalam studi Islam)

Demikian penjelasan ringkas mengenai metode non ilmiah yang ada di dalam psikologi Islam. Gambaran tersebut merupakan gambaran secara umum dari bagaimana metode non ilmiah bisa digunakan untuk penelitian dan pengembangan psikologi Islam. Kita bisa menggunakan metode non ilmiah dalam psikologi islam yang paling sesuai dengan fenomena yang ingin kita pelajari atau dalami lebih lanjut.

You may also like