Home » Ilmu Psikologi » Aliran Psikologi Nativistik dalam Ilmu Psikologi

Aliran Psikologi Nativistik dalam Ilmu Psikologi

by Derina Asta

Dalam psikologi nativistik terdapat sebuah teori nativisme yang menyatakan bahwa jiwa manusia terdiri dari berbagai faktor yang sudah dibawanya sejak lahir atau biasa disebut dengah sebuah bakat atau pembawaan. Dari bakat maupun pembawaan yang sudah ada sejak lahir  yang paling penting adalah perasaan, pikiran dan juga kehendak dari masing-masing hal tersebut dibagi lagi menjadi beberapa jenis yag lebih kecil, di dalam sebuah perilaku maupun jiwa telah ditentukan oleh pembawaan nya sendiri.

Seorang tokoh bernama Franz joseph gall (1785-1828) mencoba untuk melihat pembawaan-pembawaan tersebut di otak manusia, dengan cara melakukan metode penelitian menggunakan tengkorak kepala namun sayangnya metode ini tidak betahan terlalu lama karena dianggap tidak kuat dalam segi dasar ilmiah. Tokoh lain yang bernama C.G Jung merupakan seorang yang mendukung aliran nativisme yang mengatakan bahwa manusia bisa dibagi menjadi dua jenis tipe yaitu kepribadian extrovert dan introvert atau dapat juga dibagi menjadi tipe rasional, emosional, sensitive dan intuitif (psikologi kepribadian)

Sedangkan menurut Kretschmermanusia bisa dibagi mejadi  beberapa kepribadian dalam postur tubuhnya seperti orang dengan tubuh kurus tinggi biasanya mempunyai sifat yang tertutup dan kurang bahagia, orang yang membunyai tubuh gemuk bulat mempunyai karakter yang supel dan juga bahagia, sedangkan orang yang atletis biasanya lebih serius.

Seorang tokoh lain C. Lombroso  yang menganut nativisme kejahatan mengatakan bahwa setiap orang jahat yang ada di dunia memang sudah memiliki pembawaan dari sejak lahir dan hal tersebut bisa dilihat dari raut wajah yang dimilikinya.

Dari sekian pendapat yang sudah dikemukan oleh beberapa tokoh dan ahli namun menurut teori empiris manusia saat dilahirkan dalam keadaan bersih dan putih lalu karakter yang terbentuk itulah yang diperolehnya dari lingkungan sekitar, bisa jadi juga melalui pendidikan untuk itu seorang anak bisa tumbuh sesuai dengan keinginan dan lingkungan yang telah membentuk pribadinya baik orang tua maupun guru nya, teori pendukung ini dikemukakan juga oleh John locke dan J.B. Watson.

Dari berbagai jenis aliran nativistik, kemudian lahirlah sebuah aliran baru yang bernama konveregensi, aliran ini merupakan penggabungan dari 2 aliran  nativisme dan juga empirisme dengan teori pendukung W.Stern.

Di dalam dunia pendidikan  (psikologi pendidikan) memiliki tiga aliran pendidikan diantaranya :

  1. Aliran nativisme
  2. Aliran empirisme
  3. Aliran konvergensi

Aliran nativisme terdiri dari kata natus yaitu lahir dan nativis yaitu pembawaan dari ajaran tersebut yang memandang manusia dari sejak lahir potensi dasar yang dimiliki manusia betolak belakang dengan leibnitzian tradition yang merupakan kemampuan dalam diri seorang anak yang berasal dari faktor lingkungan.

Termasuk di dalamnya pendidikan yang memiliki pengeruh terhadap perkembangan anak, psikologi sosial dan kehidupan psikologi keluarga juga bisa menjadi pengaruh dari terbentuknya karakter seorang anak.

Kemudian, para penganut aliran nativistik berpandangan saat bayi baru lahir memang memiliki pembawaannya masing-masing dari pembawaan yang baik maupun pembawaan yang buruk, maka dari itu hasil dari pendidikan lah yang nantinya   akan menentukan pembawaan yang sudah dibawanya sejak lahir tersebut, untuk proses belajar anak, tentu anak haruslah diberikan pendidikan yang baik agar dapat berkembang dengan baik melalui proses belajar yang benar.

Untuk aliran empirisme sendiri memang bertentangan dengan aliran nativisme dengan menyatakan bahwa pembawaan maupun potensi manusa tidak ada hubungannya dengan pembawaan saat dia dilahirkan. Tokoh utama dalam aliran empirisme sendiri adalah filosof inggris yang bernama john locke (1704-1932) beliau juga mengembangkan teori “tabula rasa” yaitu saat seorang anak dilahirkan ke dunia fakor lingkungan lah  yang nantinya akan mempengaruhi perkembangannya nanti.

Perintis dari aliran konveregensi adalah  William Stren (1871-1939) yang merupakan seorang ali pendidikan dari jerman, beliau berpendapat bahwa saat seorang anak lahir ke dunia membawa pembawaan baik dan juga pembawaan yang buruk.

Faktor tersebut tidak akan berkembang tanpa adanya dukungan dari lingkungan yang akan mempengaruhi bakat dan potensinya kelak,  untuk itu apabila seorang anak memiliki otak yang cerdas namun tidak didukung dengan pendidikan yang mengarahkannya, maka otak yang cerdas tersebut tidak akan berkembang dengan baik.

Sehingga dalam proses belajar dibutuhkan pendidik agar dapat membentuk keberhasilan dalam belajarnya.

Ciri-ciri dari asosiasi

  • Setiap gejala jiwa merupakan kumpulan dari unsur-unsur elemen
  • Kekuatan asosiasi tergantung dalam banyak kalinya unsur yang masuk ke dalam kesadaran.
  • Asosiasi hanya sifat luarnya saja, dan tidak mengubah sifat masing-masing dari elemen

Saat aliran-aliran pendidikan nativistik, empirisme dan konvergensi satu sama lainnya dikaitkan akan terlihat bahwa dari kedua aliran tersebut (nativistik dan empirisme) memiliki kelemahan, yang dimaksud disini adalah sifatnya yang ekslusif dengan ciri ekstrim berat sebelah, dan untuk aliran konvergensi umumnya dapat diterima secara luas dari pemahaman yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam proses belajar, sehingga dapat terlihat dari faktor-faktor yang manakah yang lebih penting untuk melihat tumbuh kembang seorang anak.

Dari keberhasilan teori cara belajar dapat dikaitkan melalui aliran pendidikan yang satu dengan aliran yang lainnya, dari aliran nativisme dapat terlihat bahwa peserta didik tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial psikologi sosial(), namun menurut aliran empirisme justru lingkungan lah yang dapat mempengaruhi pendidikan tersebut.

Persamaan dan perbedaan nativisme dalam islam

Untuk aliran konvergensi sendiri antara lingkungan dan juga bakat dalam peserta didik terbawa sejak dia baru dilahirkan, dalam acuan kitab al-quran pendidikan islam mengatakan dari teori belajar mengajar sudah memberikan konsep pada pemikiran aliran nativisme, empirisme dan juga konvergensi yang memberikan penjelasan bahwa pembawaan dari seorang anak dari sejak lahir sudah fitrah atau suci.

Fitrah dalam pendapat al-quran dapat menerima pengaruh dari keturunan juga bisa mendapat pengaruh dari lingkungan luar, untuk itu pendidikan keluarga, lingkungan sekolah dan juga di masyarakat sangatlah memiliki peran yng sangat penting.

Untuk persamaannya dari keduanya sama-sama mengakui pentingya faktor pembawaan dari peserta didik yang memiliki peran besar pada pembentukan dan pengembangan potensi yang sudah ada di dalam seorang anak.  Pendidik sendiri memiliki peranan untuk mengembangkan potensi dan mendampingi anak, sehingga menjadi fasilisator di dalam pendidikan.

Sedangkan islam merupakan agama yang kebenarannya mutlak, untuk itu pendidik bertanggung jawab untuk pembentukan kepribadian anak tersebut, sehingga peranan pendidik dalam pandangan islam lebih besar dibandingkan aliran nativistik.

You may also like