Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Industri dan Organisasi » Jangan Anggap Sepele! 5 Dampak Beban Kerja Terhadap Kesehatan Mental

Jangan Anggap Sepele! 5 Dampak Beban Kerja Terhadap Kesehatan Mental

by Titi Rahmah

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku. Konsep perilaku jauh lebih nyata daripada konsep jiwa. Perilaku dapat ditunjukkan secara konkret, dihitung dan diukur secara objektif. Dengan menggunakan definisi ini, psikologi telah memenuhi persyaratan sains.

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa mempelajari, memahami dan mengukur jiwa tidak mungkin melalui pengamatan langsung terhadapnya, tetapi harus disimpulkan melalui perilaku. Namun, psikologi bukanlah satu-satunya ilmu yang mempelajari perilaku. Sosiologi, antropologi, biologi, ekonomi, dan lain-lain juga mempelajari perilaku.

Oleh karena itu perlu dipelajari apa yang dimaksud dengan perilaku dalam psikologi. Perilaku dalam psikologi bukan hanya perilaku aktual yang dapat diamati secara langsung, seperti berjalan dan berbicara. Tetapi juga perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung, yang merupakan perluasan dari perilaku aktual tersebut seperti,beban kerja, stress, depresi, antisosial dan lain sebagainya yang menguji kesehatan mental pada diri seseorang.

Beban kerja terhadap kesehatan mental mengacu pada kondisi kesehatan mental seseorang di tempat kerja. Kesehatan mental yang buruk dapat berdampak signifikan dan nyata pada tenaga kerja, dijelaskan oleh World Economic Forum (WEF). WEF merupakan organisasi internasional yang membahas isu-isu penting di dunia, termasuk isu kesehatan dan lingkungan.

Berikut adalah beberapa dampak lain dari beban kerja terhadap kesehatan mental:

1. Gangguan tidur

Orang yang menderita kelelahan atau beban kerja mungkin selalu merasa stres dan gangguan tidur serta sulit untuk bersantai. Tentunya hal ini dapat mempengaruhi kualitas tidur. Jadwal tidur tidak teratur, bahkan saat lelah, pasien masih sulit tidur dan terpaksa tetap terjaga hingga pagi hari. Tidur yang nyenyak membuat tubuh lebih segar setelah bangun tidur dan dapat menjaga stamina. Jika ritme tidur tidak teratur, maka juga memicu berbagai masalah kesehatan.

2. Depresi

Seseorang yang selalu lelah seringkali merasa putus asa dan tidak bahagia. Selain itu, keinginan dan kebutuhan untuk melakukan aktivitas menurun. Selain itu, beban kerja memudahkan seseorang untuk menghentikan kebiasaan yang diinginkan. Itu menyebabkan bahaya gangguan mental. Dalam situasi seperti itu, beban kerja yang buruk dan kelelahan yang berkepanjangan dapat memperburuk suasana hati yang buruk.

3. Sulit untuk berinteraksi sosial

Kondisi ini membuat sulit untuk berinteraksi sosial dengan orang lain, bahkan rekan kerja, teman dekat, dan keluarga. Pasien yang kelelahan juga menghindari aktivitas kantor. Mereka berpikir negatif tentang semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan. Kemudian mereka berhenti memedulikan pekerjaan dan menghindari semua pekerjaan kantor, misalnya tidak lagi berkomunikasi dengan rekan kerja dan tidak mau mengikuti acara perusahaan.

4. Gangguan kecemasan

Beban kerja yang terlalu banyak dapat membuat seseorang terlalu khawatir terhadap hal-hal yang tidak pasti. Setelah itu, mereka cemas dan sedih sepanjang hari. Kebanyakan pekerja takut menghadapi hal-hal terburuk didalam pekerjaannya sehingga tidak ingin mengambil resiko. Rasa khawatir yang berlebihan ini dapat merusak kesehatan fisik dan mental. Jika hal ini terus berlanjut, pasti akan menimbulkan gangguan kecemasan.

5. Mudah marah

Orang cenderung lebih mudah tersinggung ketika mereka lelah. Perubahan perilaku ini biasanya terjadi ketika orang tersebut berada di sekitar teman dekat atau anggota keluarga. Hal-hal yang dulunya biasa saja bisa dengan mudah membuatmu marah.

Bisa juga sering membuat penderitanya marah dan menyalahkan diri sendiri. Akibat yang sangat mematikan jika hal ini terjadi di tempat kerja dimana pekerjaan tidak selesai tepat waktu, jam kerja yang kacau dan sulit untuk mengontrol gangguan emosional dalam pekerjaan yang dilakukan secara profesional.

Aspek beban kerja menurut Robbins

Menurut Robbins (Asih, Widhiastuti, & Dewi 2018), salah satu aspek beban kerja kesehatan mental adalah stres kerja :

1. Fisiologis

Stress menyebabkan perubahan metabolisme dalam tubuh, seperti peningkatan detak jantung, pernapasan, tekanan darah, sakit kepala dan dapat menyebabkan serangan jantung.

2. Psikologis

Aspek ini menyebabkan kegembiraan, ketegangan, kecemasan, lekas marah, kebosanan dan penundaan. Perasaan yang sering berubah-ubah yang disebabkan oleh faktor psikologis ini yang menyebabkan beban kerja mengganggu pada kesehatan mental.

3. Perilaku

Faktor-faktor tersebut antara lain penurunan produktivitas kerja, absensi, gangguan tidur, perubahan kebiasaan makan. Gangguan kemampuan untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan aspek-aspek yang dijelaskan di atas, perspektif beban kerja kesehatan mental ditulis oleh Taylor (2018) karena lebih komprehensif dan sering digunakan dalam setiap penelitian. Menurut Robbins dan Judge (Asih et al., 2018), ada tiga faktor yang berkontribusi terhadap stres kerja yang membebani kesehatan mental, yaitu:

  • Faktor Ekologis

Beberapa hal yang mempengaruhi faktor ini adalah ketidakamanan finansial, dimana masyarakat mengalami keterpurukan ekonomi, mereka mengkhawatirkan kesejahteraannya. Kemudian ketidakpastian politik dapat menyebabkan stress kronis. Terakhir, ketidakpastian teknis juga dapat menimbulkan stres, karena penggunaan teknologi yang kurang optimal tentu dapat menghambat kinerja.

  • Faktor Organisasi
    • Peran individu dalam organisasi. Ini biasanya karena konflik antara tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
    • Tuntutan dan beban kerja yang banyak, dan rangsangan harus segera dilakukan. Menurut Marzuki (2007), beban kerja yang berlebihan atau berat dapat memicu stres kerja yang berujung pada gangguan kesehatan mental.
    • Struktur dan iklim organisasi Struktur dan iklim organisasi bersifat dinamis dan tak terelakkan. Perubahan ini memicu dan membutuhkan perubahan kebiasaan dan budaya organisasi. Bagi orang-orang yang tidak dapat beradaptasi mereka akan mengalami kesehatan mental yang buruk (Marzuki, 2007).
  • Faktor Individu

Konflik interpersonal dalam keluarga dan organisasi merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi stres kerja. Setiap individu berbeda dalam menanggapi perubahan, sehingga kepribadian seseorang juga berubah faktor stres kerja. Sederhananya, hasil dari beban kerja yang berlebihan adalah kelelahan emosional.

Dampak stres kerja menurut psikologi terhadap kesehatan mental yang sangat terlihat adalah stres yang ditandai dengan hilangnya energi dan kurangnya sumber daya emosional. Salah satu akibat dari kejenuhan atau beban kerja adalah depersonalisasi atau sinisme.

You may also like