Home » Ilmu Psikologi » 9 Konsep Dasar Psikologi Gender Paling Utama

9 Konsep Dasar Psikologi Gender Paling Utama

by Bernadet Maress

Gender merupakan konstruksi sosial mengenai peran laki laki dan juga perempuan seperti tuntutan masyarakat dan diperankan oleh setiap manusia. Gender berhubungan dengan pembagian peran, kedudukan dan juga tugas antara laki laki dan juga perempuan yang ditetapkan masyarakat berdasarkan sifat yang dianggap masih pantas untuk laki laki dan juga perempuan menurut adat, norma, kepercayaan dan juga kebiasaan dari masyarakat. Gender merupakan sepertangkat peran untuk memberitahukan pada orang lain jika seseorang adalah feminin atau maskulin. Dalam konstruksi sosial dianggap sebagai sesuatu yang tidak bisa diubah karena sudah menjadi kodrati dan almiah sehingga terbentuk ideologi gender.

Pengertian Konsep Gender

Gender berasal dari bahasa Latin yakni genus yang berarti jenis atau tipe. Gender adalah ciri ciri peran dan juga tanggung jawab yang dibebankan pada perempuan dan juga laki laki yang sudah ditentukan secara sosial dan bukan berasal dari kodrat.

Konsep gender merupakan hasil dari konstruksi sosial yang diciptakan manusia dengan sifat tidak tetap, berubah ubah dan juga bisa dialihkan dan ditukar berdasarkan waktu, tempat serta budaya setempat dari satu jenis kelamin dengan jenis kelamin lainnya.

Sebagai contoh, pekerjaan seperti mengurus anak, memasak dan mencuci dikatakan sebagai pekerjaan perempuan dan pandangan ini diciptakan masyarakat dari budaya tertentu meski sebenarnya pekerjaan tersebut juga bisa dilakukan oleh laki laki.

Konsep gender juga sering disamaartikan dengan konsep seks atau jenis kelamin. Gender dan seks diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan sehingga jika berbicara tentang gender maka tidak bisa dipisahkan dengan jenis kelamin. Akan tetapi, 2 konsep ini berbeda makna dan pengertian, konsep kelamin lebih kepada biologis yang menjadi pembeda manusia antara laki laki dan perempuan.

  1. Konsep Equilibrium

Teori keseimbangan atau equilibrium lebih menekankan pada konsep kemitraan dan juga keharmonisan dalam hubungan perempuan dan laki laki. Pandangan ini tidaklah bertentangan antara kaum perempuan dengan laki laki sebab keduanya bekerja sama dalam kemitraan dan juga keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, bangsa dan juga negara.

Untuk mewujudkan gagasan ini, maka di dalam setiap kebijakan dan juga strategi pembangunan supaya diperhitungkan kepentingan dan juga peran perempuan serta laki laki dengan seimbang. Hubungan dari antara kedua elemen ini tidaklah saling bertentangan namun berhubungan komplementer untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

  1. Konsep Kultural

Menurut teori kultural, peran gender tidak terjadi karena perbedaan biologis laki laki dan wanita namun karena sosialisasi atau kulturalisasi. Dalam teori ini tidak mengakui sifat alami peran gender atau nature namun sifat peran gender yang dikonstruksi oleh  sosial budaya lewat proses sosialisasi.

Dalam teori ini dibedakan antara jenis kelamin atau sex konsep nature dan juga konsep nuture. Sesuatu yang nature belum tentu bisa diubah, sedangkan peran gender bisa diubah baik lewat budaya atau teknologi. Pandangan teori ini dianut sebagian besar feminis yang menghendaki transformasi sosial sehingga perbedaan atau dikotomi peran gender laki laki dan perempuan bisa ditiadakan.

  1. Konsep Freudian

Menurut teori freudian, seorang anak akan belajar mengenai peran gender dari lingkungan sekitar sebab anak bisa mengidentifikasi perilaku orang tua. Seorang anak laki laki akan mengidentifikasi ayahnya dan seorang anak perempuan akan mengidentifikasikan peran ibu dalam keluarga. Proses pengidentifikasian ini diperoleh anak dari perbedaan genital jenis kelamin.

  1. Konsep Belajar Sosial

Dalam konsep ini memposisikan sumber sex typing pada latihan yang membedakan jenis kelamin dengan komunitas masyarakat. Keutamaannya adalah mengimplikasikan perkembangan psikologi laki laki dan perempuan yang memiliki prinsipumum seperti macam macam teori belajar dalam psikologi umumnya.

Jenis kelamin atau seks tidak dipertimbangkan secara istimewa, tidak memiliki mekanisme atau proses psikologi khusus yang harus dipostulasikan untuk menjelaskan bagaiman seorang anak belajar sex typed sebab sudah masuk dalam penjelasan bagaimana seorang anak belajar perilaku sosial lainnya. Ini akan memperlakukan anak sebagai agen aktif yang berusaha untuk mengorganisir dan memahami dunia sosial.

  1. Konsep Teori Perkembangan Kognitif

Individu sebagai organisme aktif, dinamis dan juga mempunyai kemauan berpikir. Individu bisa dan berhak menetapkan pertimbangan dan juga keputusan sesuai dengan kemauan dan juga kemampuan diri sendiri. Sex typing akan mengikuti prinsip natural dan juga tidak bisa menghindari dari perkembangan peran kognisi dalam diri manusia. Individu akan bekerja secara aktif untuk memahami dunia sosial dan melakukan kategorisasi pada diri sendiri sebagai laki laki atau perempuan.

Dasar kategorisasi ini nantinya akan menjadi penentu penilaian dasar. Seorang laki laki contohnya akan stabil dalam identifikasi diri sendiri sebagai laki laki kemudian akan menilai objek yang berhubungan dengan jenis kelaminnya yang secara positif akan bertindak dengan konsisten dengan cara identitas jenis kelamin.

  1. Konsep Skema Gender

Dalam konsep ini merupakan kombinasi dari konsep belajar sosial dan juga perkembangan teori belajar kognitif. Pengaruh lingkungan sosial dan juga peran individu akan dikombinasikan dalam pembentukan peran gender lewat skema gender. Dalam konsep ini beranggapan jika sex typing adalah fenomena yang dipelajari sehingga bisa dihindari ataupun dimodifikasi.

Dengan ini skema gender adalah sejumlah persepsi atau kognisi dan juga proses belajar individu pada atribut atribut serta perilaku sesuai dengan jenis kelamin atau menurut label yang diberikan sebuah komunitas sosial atau kebudayaan pada individu tersebut.

Dalam konsep ini juga diketahui jika jenis kelamin tidak selalu berkaitan dengan peran gender dan kebudayaan yang membuat gender menjadi kognisi penting antara banyak kategori sosial yang ada seperti religuisitas, ras dan juga etnik.

  1. Konsep Nurture

Perbedaan laki laki dan perempuan pada dasarnya merupakan pembentukan yang dilakukan masyarakat lewat konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan tugas dan peran yang berbeda beda. Perbedaan inilah yang menjadi penyebab perempuan selalu seperti tertinggal atau terabaikan peran serta kontribusinya seperti cara menyelesaikan masalah menurut psikologi pada hidup berkeluarga, masyarakat, berbangsa dan juga bernegara.

Konstruksi sosial menempatkan laki laki dan perempuan dalam perbedaan kelas dimana laki laki diidentikan dengan kelas borjuis sedangkan wanita sebagai proletar. perjuangan untuk menyamakan laki laki dan perempuan dipelopori oleh kaum feminis internasional yang lebih mengejar kesamaan atau sameness dengan menggunakan konsep 50:50 atau fifty fifty yang kemudian dikenal dengan konsep perfect equality atau kesamaan sempurna secara kuantitasnya.

Perjuangan ini terbilang sulit didapat karena banyak hambatan dalam nilai atau budaya. Dari kenyataan ini, kaum feminis kemudian berjuang dengan pendekatan sosial konflik yakni konsep dari Karl Marc dan Machiavvelli yang kemudian dilanjutkan oleh David Lockwood dengan menerapkan konsep dialektika.

  1. Konsep Nature

Konsep ini menyatakan jika perbedaan perempuan dan laki laki merupakan kodrati sehingga memang harus diterima apa adanya. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi dan juga implikasi jika diantara kedua jenis tersebut mempunyai peran dan juga tugas yang berbeda beda serta menghasilkan macam macam sifat manusia. Ada beberapa peran yang bisa ditukar namun ada beberapa tugas yang tidak bisa ditukar secara kodrat alami. Dalam proses pengembangannya, banyak perempuan yang sadar pada beberapa kelemahan konsep nurture kemudian beralih ke konsep natura. Pendekatan nurture dianggap tidak bisa menciptakan kedamaian dan juga keharmonisan pada hidup keluarga dan juga masyarakat.

Perbedaan biologis dianggap bisa mempengaruhi peran yang bersifat naluri atau instinct. Perjuangan kelas tidak akan bisa mencapai hasil yang memuaskan sebab manusia membutuhkan kemitraan dan kerja sama secara struktural dan juga fungsional. Baik laki laki dan wanita sama sama mempunyai perbedaan kodrat sesuai dengan fungsi masing masing. Dalam kehidupan sosial, terdapat pembagian tugas atau division labor begitu juga dengan kehidupan berkeluarga.

  1. Konsep Biologis

Perbedaan dari peran gender berhubungan dengan aspek biologis dan tidak terlepas dari pengaruh perbedaan biologis atau sex antara laki laki dan wanita. Perbedaan biologis laki laki dan wanita merupakan alami atau nature begitu juga dengan sifat peran gender yakni maskulin dan feminin yang terbentuk. Perbedaan biologis menyebabkan perbedaan peran diantara laki laki dan wanita sehingga sifat stereotype peran gender antara laki laki dan wanta sulit untuk diubah seperti contohnya emosi dalam psikologi yang dialami wanita.

Perbedaan fisik dari laki laki dan wanita memberikan implikasi yang cukup signifikan untuk kehidupan perempuan sehingga memiliki peran yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan laki laki.

Konsep dasar psikologi gender merupakan hasil dari konstruksi sosial yang dihasilkan oleh manusia sendiri dengan sifat tidak menetap sehingga bisa berubah sewaktu waktu dan bisa ditukar baik tempat dan budaya dari satu jenis kelamin dengan jenis kelamin lainnya.

You may also like