Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » Gender dalam Psikologi Pendidikan yang Wajib Anda Ketahui

Gender dalam Psikologi Pendidikan yang Wajib Anda Ketahui

by Arby Suharyanto

Masih membahas seputar psikologi nih sobat, karena memang ilmu pengetahuan yang satu ini sangat begitu luas dan komplek cakupannya dalam semua aspek kehidupan kita. Walaupun memang tidak kita sadari sepenuhnya, namun psikologi ini cukup memberikan peran yang penting dalam kehidupan kita. Adapun psikologi ini  memang bersifat abstrak, karena yang kita liat adalah sesuatu yang tidak ada wujudnya, namun bisa kita rasakan dengan nyata keberadaanya. Setuju ya sobat.

Seperti yang sudah penulis jelaskan dalam artiekl psikologi sebelumnya, bahwasanya psikologi tersebut merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan yang di dalamnya mempelajari atau meneliti tentang keadaan kejiwaan, mental, sikap, perilaku, seseorang serta hubungannya dengan lingkungannya. Oleh  karena hal tersebutlah ilmu psikologi ini disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang bersifat abstrak.

Oke sobat semua, adapun materi atau topik pembahasan yang akan kita ulas dalam kesempatan kali ini adalah mengenai gender dalam psikologi pendidikan. Sampai dengan sekarang masih banyak orang yang belum bisa membedakan secara jelas antara pengertian istilah jenis kelamin atau gender, sehingga tidak jarang kedua terminologi ini dianggap sama secara konseptual.

Namun yang perlu anda ketahui sobat, anggapan ini tidaklah tepat, karena istilah jenis kelamin dan gender merupakan dua kata yang sangatlah berbeda. Nah sobat semua, kemungkinan juga sobat semua adalah salah satu yang menganggap dua kata tersebut sama ya sobat. Oleh karena itu, agar tidak ada simpang siur tentang perbedaan jenis kelamin dan gender tersebut ada baiknya sobat menyimak ulasan berikut ini agar pemahamn anda tidak salah lagi ya sobat, tuk kita bahas mengenai gender dalam psikologi pendidikan tersebut. Berikut ulasannya untuk anda.

Secara terminologis, makna jenis kelamn ( seks ) adalah perbedaan fisik yang didasarkan pada anatomi biologi manusia, terutama yang berhubungan dengan sistem reproduksi manusia. Berdasarkan perbedaan fisik dan biologis inilah dapat diidentifkasikan dua jenis kelamin manusia, yakni laki – laki dan perempuan.

Dengan kata lain, perbedaan laki –  laki dan perempuan tersebut murni didasarkan pada fungsi organ reproduksi yang kodrati dan bersifat alamiah ( nature ). Sementara itu sobat, yang disebut dengan gender adalah pembedaan dari segi peran, fungsi dan tanggung jawab nyata perempuan dan laki –  laki yang dihasilkan dari kontsruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Secara etimologis.

Gender berasal dari kata “ gender “ yang berarti jenis kelamin. Tetapi gender dalam arti kali ini adalah bukan perbedaan jenis kelamin yang disebabkan oleh perbedaan secara biologis dan bukan kodrat Tuhan, melainkan diciptakn oleh laki –  laki maupun perempuan itu sendiri melalui poses sosial budaya yang turun temurun. Nah sobat semua, sekarang sudah paham ya sobat apa perbedaan anyara jenis kelamin dan gender tersebut.

Kini tiba saatnya kita akan membahas mengenai topik pembahasan kita dalam artikel kali ini ya sobat yaitu mengenai gender dalam psikologi pendidikan. Yuk berikut ulasannya untuk anda. Dalam gender psikologi pendidikan, ada yang dikenal denagn sebutan bias gender.

Adapun yang dimaksud dengan bisa gender tersebut adalah mengunggulkan salah satu jenis kelamin dalam kehidupan sosial maupun kebijakan publik. Sedangkan bias gender dalam dunia pendidikan adalah realitas pendidikan yang mengunggulkan satu jenis kelamin tertentu sehingga menyebabkan ketimpangan gender. Berikut ini beberapa biasa gender dalam psikologi pendidikan :

1. Kurangnya Partisipasi ( under – participation )

Dalam hal partisipasi pendidikan, peremuan diseluruh dunia menghadapai masalah yang sama. Dibanding dengan lawan jenisnya, partisipan perempuan dalam pendidikan formal jauh lebih rendah. (Baca juga mengenai peran kepramukaan dalam pendidikan karakter bangsa)

2. Kurangnya Keterwakilan ( under – representation )

Partisipasi perempuan dalam pendidikan sebaai tenaga pengajar maupun pimpinan juga menunjukkan kecenderungan disparitas progresif. Jumlah tenaga pengajar atau jumlah guru perempuan pada jenjang pendidikan dasar pada umumnya sama atau melebihi julah guru laki –  laki, namun apda jenjang yang lebih tnggu, jumlah tersebut mengalami penurunan yang drastis. (Baca juga mengenai konsep psikologi pendidikan dalam tarbiyah)

3. Perlakuan Yang Tidak Adil ( unfair – treatment )

Kegiatan pembelajaran dan proses interaksi dalam kelas seringkali bersifat merugikan mudid perempuan. Tentunya sobat peremuan semua pernah mengalami hal ini ya sobat. Guru secara tidak sadar pada umumnya menaruh harapan dan perhatian yang lebih besar kepada murid laki – laki dari pada murid perempuan. Selain itu seorang guru juga sering berpikir bahwasanya perempuan tifak perlu untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dari pada seorang laki – laki. (Baca juga mengenai implikasi psikologi perkembangan terhadap pendidikan prasekolah)

4. Dimensi Akses Yang sulit

Dimensi akses adalah fasilitas pendidikan yang sulit untuk dicapai atu kesempatan untuk mengguakan sumber daya tanpa memilikim otoritas untuk memutuskan terhadap hasil / produk maupun metode pendayagunaan sumber daya tersebut. (Baca juga mengenai penerapan landasan psikologi dalam pendidikan)

5. Dimensi Proses Pembelajaran

Dimensi proses pembelajaran adalah materi pendidikan seperti misalnya yang terdapat dalam contoh –  contoh soal dimana semua kepemilikan selalu mengatas namakan laki – laki. Sebagai contoh saja sobat, apabial kita membaca buku – buka yang dijadikan sebagai contoh nama seorang pejabat lebih cenderung adalah nama seorang laki –  laki setuju ya sobat. (Baca juga mengenai peran mahasiswa dalam pendidikan karakter bangsa)

6. Dimensi Penguasaan

Dimensi penguasaan adalah kemapuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memajukan peranannya dalam masyarakat. Faktor penyebabnya adalah pemanfaatan yang minim, peran yang tidak terserap oleh masyarakat yang tidak terserap oleh masyarakat secara merata sehingga msih berpegang pada nilai –  nilai lama yang tidak tereformasi. (Baca juga mengenai peran lingkungan dalam pendidikan karakter)

7. Dimensi Kontrol

Dimensi kontrol adalah kemampuan atau otoritas untuk memutuskan untuk menggunakan produk atau hasil, bahkan juga dalam hal menentukan metode pendayagunannya, sehingga memiliki kekuatan untuk mendapatkan keuntungan dari sumber daya tersebut. (Baca juga mengenai hakikat pendidikan karakter dalam perspektif islam)

8. Dimensi Manfaat

Dimensi manfaat merupakan sesuatu yang bisa untuk didapatkan atau diperoleh oleh seseorang dari proses penggunaan atau mendaya gunaoan sumber daya yang ada. (Baca juga mengenai klasifikasi psikologi dalam pendidikan)

Oke sobat semua, sekian informasi mengenai gender dalam psikologi pendidikan kali ini. Penulis berharap tulisan ini bermanfaat bagi sobat semua yang sudah membacanya. Terima kasih buat sobat semua yang sudah meluangkan waktunya membaca artikel ini. Sampai jumpa sobat, salam psikologi selalu.

You may also like