Home » Ilmu Psikologi » Fungsi Interview dalam Psikologi

Fungsi Interview dalam Psikologi

by Arby Suharyanto

Interview atau Wawancara adalah metode yang mendasarkan diri pada laporan verbal (verbal report) di mana terdapat hubungan langsung antar si penyidik dan subjek yang diselidiki. Jadi dalam metode ini ada “face to face relation” antara penyelidik dan yang diselidiki.

Arti lain dari wawancara adalah adalah suatu proses komunikasi diadik dan relasional yang meliputi tanya jawab dengan suatu tujuan yang telah ditentukan untuk mengubah tingkah laku. Stewart dan Cash (2012) memberikan batasan yang spesifik tentang wawancara ini, yaitu, “Wawancara adalah proses komunikasi interaksi antara dua pihak yang setidaknya satu diantara mereka memiliki tujuan serius yang telah ditetapkan dan melibatkan proses Tanya jawab tentang sesuatu”. (Baca juga mengenai contoh intensitas pada psikologi).

Wawancara merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam perekrutan karyawan. Dengan melakukan wawancara biasanya seorang penguji akan mengetahui kepribadiannya. Wawancara adalah salah satu tes yang biasa kita jalani saat mencari pekerjaan. Dan pada tahap ini tidak sedikit orang yang gagal melewatinya. Karena pada dasarnya dalam tahap ini akan menjadi tahap yang menentukan kita pantas atau tidak untuk bekerja di dalam perusahaan tersebut. (Baca juga mengenai gangguan psikologi pada dewasa awal).

Dan biasanya orang yang memiliki kelebihan dalam bersosoalisasi, kecakapan dalam berkomunikasi, dan wawasan luas akan mudah untuk melewatinya. Wawancara juga dilakukan dalam beberapa tes psikologi. Dengan melakukan tes wawancara ini para penguji akan menegatahui kepribdian, karakteristik, atau mental dari seseorang. (Baca juga mengenai gangguan konsentrasi pada orang dewasa).

Wawancara dalam kajian psikologi mempunyai peran penting dalam psikodiagnostik sebagai metode untuk mendapatkan data maupun mencocokkan konstansi yang telah ditetapkan berdasar atas metode-metode lain. Terutama dalam keadaan-keadaan di mana diperlukan perlakuan secara individual , metode wawancara ini mempunyai peran yang sangat besar. (Baca juga mengenai perkembangan emosi usia dewasa).

Pada dasarnya saat interview, pertanyaan ataupun jawaban yang ditampilkan mencerminkan :

  • Motives (security, belonging, freedom, ambition, etc)
  • Beliefs (social, economic, political, etc)
  • Feelings (pride, fear, angry, etc)
  • Information (facts, data, opinion)

Setelah mengenal defini dari wawancara secara umum, mari kita bahas apa fungsi dari wawancara. Berikut beberapa fungsi dari wawancara di lihat dari sisi psikologi; (Baca juga mengenai efek psikologis masa dewasa tengah).

1. Untuk menyatakan bahwa responden adalah seseorang yang memenuhi persyaratan tertentu seperti umur, jenis kelamin, suku bangsa, tingkat pendidikan, kelompok penghasilan, aliran politik, dsb.

2. Untuk mengontrol waktu, kehadiaran, orang lain, pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya, dan situasinya. Mungkin sangat penting suatu pertanyaan harus dijawab dengan cara tertentu, tanpa ada orang lain (seperti istri, teman sekamar, sesema karyawan) yang hadir yang dapat mempengaruhi jawabannya.

3. Memotivasi orang agar mengambil bagian, mendengarkan berespon dengan bebas, terbuka dan tepat. Interview dengan tatap muka dimana dapat diberikan pada satu pihak secara personal dengan perhatian yang penuh, memberikan perhatian yangtulus terhadap pihak ini, dan menemukan “tombol” mana paling tepat untuk “ditekan”, lebih efektif untuk memotivasi orang, dibandingkan dengan pidato-pidato (pengarahan), surat, kuesioner.

4. Jika menginginkan sesuatu adaptasi yang khusus bagi setiap responden, misalnya tidak ingin menanyakan hal yang sama, tidak ingin memberikan pilihan jawaban yang sama, atau memberikan argeumentasi yang sama kepada setiap anggota dari sutu tim sepak bola; atau kepada semua anggota suatu perkumpulan.

5. Jika dibutuhkan jawaban yang panjang dan terinci atau kemampuan untuk memperdalam jawaban (probing). Orang tidak akan memberikan jawaban yang panjang dan rinci terhadap kuesioner atau memberikan respon yang panjang lebar didepan banyak orang; karenanya probing atau follow up question seringkali perlu, karena jawaban adakalanya singkat, samar-samar, tidak tepat, tidak lengkap, atau kurang terarah.

6. Untuk mengetahui kedalaman emosi, berlief, perasaan dan sikap. Orang tidak akan menunjukkan ini didepan orang banyak, dan hanya dengan wawancara didakan probing (penggalian) yangmendalam terhadap jawaban jati-diri/ sepf disclosure dan meilhat bagaimana seseorang berreaksi secara non verbal, melalui kontak mata, ekspresi muka, nada suara.

7. Untuk memberi penjelasan/ meluruskan pertanyaan atau jawaban. Akan menjadikan frustasi bilamana mengisi keusioner tanpa bisa menanyakan mengenai istilah-istilah yang dipakai, ataupun menjelaskan mengapa menjawab demikian, dan sama frustasinya mendapatkan jawaban kuesioner dimana responden salah menafsirkan pertanyaan-pertanyaan, atau tidak memberikan respon seperti yang diharapkan.

8. Untuk menagadakan pengamatan yang mendalam tentang penampilan, sopan santun, dan komunikasi nonverbal dari pewawancara dan responden. Pengamatan demikian tidak mungkin diperoleh melalui komunikasi tertulis, dan tidak tepat dalam kelompok kecil, atau situasi dengan banyak orang (audience situation).

9. Sarana untuk mengembangkan rapport dan mendorong klien untuk melakukan eksplorasi diri.

10. Melengkapi data tes psikologis, untuk memeriksa kebenaran atau makna hasil tes

11. Memberikan informasi yang sangat berguna yang mungkin tidak dapat diperoleh dengan cara lain (observasi tingkah laku, reaksi klien tentang situasi kehidupannya saat ini)

12. Meramalkan tingkah laku di masa depan. Dengan melakukan wawancara penguji akan melihat bagaimana tingkah laku seseorang yang sebenarnya, dan akan mengetahui bagaimana ia dimasa depan.

13. Menemukan kekuatan dan kelemahan klien. Pada saat wawancara, penguji akan melihat dari bagaimana cara seseorang dalam menjawab atau dari sikapnya.

14. Menemukan level penyesuaian diri klien. Dilihat dari psikologis seseorang, penguji akan menilai dimana level seseorang dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

15. Mengenali sebab musabab atau asal usul masalah klien. Dengan melakukan wawancara, seseorang biasaya akan banyak berbicara, penguji pun biasanya akan menanyakan beberapa masalah dalam diri orang tersebut.

16. Mengetahui riwayat pribadi dan keluarga klien.

17. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan. Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau tidak.

Interview atau wawancara menjadi salah satu metode yang sering digunakan perusahaan untuk menilai tidaknya seseorang untuk bekerja dilihat dari bagaimana sikap, cara berkomunikasi, dll. Dari beberapa fungsi wawancara yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam ilmu psikologi wawancara dinilai sangat tepat untuk mengetahui atau menilai kepribadian seseorang.

Interview yang dilakukan secara tertutup, mendalam, atau pribadi akan membantu untuk melihat dan mengetahui secara jelas dan mudah karakter, kepribadian, tingkah laku, atau mental seseorang. Demikian yang disampaikan penulis, semoga menjadi wawasan berkualitas. Terima kasih. Salam.

You may also like