Home » Ilmu Psikologi » 13 Efek Psikologis pada Masa Dewasa Tengah

13 Efek Psikologis pada Masa Dewasa Tengah

by Arby Suharyanto

Manusia terus mengalami perubahan dan berkembang dengan melewati beberapa fase dalam kehidupan. Dari masa kanak-kanak remaja sampai dewasa. Fase kehidupan dewasa pada  manusia dalam psikologi perkembangan dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu masa dewasa awal, masa dewasa tengah, dan masa dewasa lanjut.

Pada artikel ini akan membahas mengenai masa dewasa tengah atau yang dikenal sebagai masa dewasa madya. Dan bagaimana efek atau dampak psikologisnya. Pada umumnya usia madya berusia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60 tahun. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diiringi oleh penurunan daya ingat.

Usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi dalam dua sub bagian, yaitu: (1) Usia madya dini dari usia sekitar 35-50 tahun, dan (2) Usia madya lanjut dari 50-60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada masa dewasa madya, konflik pskikologis yang timbul adalah generativitas vs stagnasi.

1. Kecenderungan untuk Menghasilkan

Maupun tetap berhenti (stagnasi) akan dominan. Menurut Erikson, selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka akan berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi. (Baca juga mengenai gangguan psikologi pada dewasa awal).

2. Mulai Memiliki Rasa Berbagi

Kasih sayang terhadap apa yang mereka hasilkan, serta mencurahkan perhatian mereka. Biasanya, pada tahap ini mereka akan melimpahkan perasaan tersebut pada anak-anak/keturunan mereka. (Baca juga mengenai gangguan konsentrasi pada orang dewasa).

3. Keinginan Mengajarkan Apa yang Sudah Mereka Ketahui Semasa Hidupnya

Namun hal ini juga akan menimbulkan rasa ingin menguasai yang besar sehingga akan menyebabkan hal negatif untuk individu lainnya. Hasil negatif dari fase ini adalah stagnasi, terjadi bila orang menjadi egosi dan asyik dengan diri sendiri di usia paruh baya. (Baca juga mengenai perkembangan emosi usia dewasa).

4. Terjadi Perubahan Kepribadian

Perubahan ini terjadi karena pada masa ini, seseorang sudah memenuhi tuntutan dalam hidup.Artinya, energi telah dikeluarkan pada masa sebelumnya.Shingga pada masa ini, dimana tantangan dalam hidup telah berkurang, energy yang dimiliki tidak dapat disalurkan untuk memenuhi tantangan selanjutnya. (Baca juga mengenai gejala gangguan jiwa berat pada orang dewasa).

5. Berpusat pada Dunia Luar

Pada masa dewasa ini (di atas 40 tahun), fokus hidup seseorang harus berpusat dalam diri. Oleh karena itu, kepribadian seseorang biasanya menjadi introversi, perhatian beralih ke hal yang religious, filosofis, intuitif dan upaya mencapai realisasi diri. (Baca juga mengenai cara mendewasakan diri dalam menghadapi masalah).

6. Periode Usia Madya Semakin Terasa

Semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Hal itu disebabkan oleh banyaknya sterotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi.

7. Berusaha untuk tidak Dikenal Orang Lain

Pada masa ini pria dan wanita berusia madya bukan ‘muda’ lagi tapi bukan juga tua. Mereka juga menganggap keberadaan mereka dalam masyarakat tidak dianggap, orang-orang yang berusia madya sedapat mungkin berusaha untuk tidak dikenal oleh orang lain.

8. Diterimanya Kepercayaan Tradisional

Diterimanya kepercayaan traditional tentang ciri-ciri usia madya mempunyai pengaruh yang sangat mendalam terhadap perubahan perilaku fisik yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Seseorang yang mengalami masa menopause misalnya, sering disebut sebagai “masa kritis” (critical period). Kepercayaan seperti ini dapat menambah rasa takut yang tidak menentu.

9. Idealisasi Anak Muda

Banyak orang usia madya khususnya kaum pria secara konstan menentang pengelompokkan usia dalam pola perilaku umum. Mereka tidak mau dibatasi perilaku dan kegiatannya. Sikap memberontak seperti itu berasal dari pengenalan terhadap nilai bahwa masyarakat mengikat anak muda dan karena itu mereka menentang terhadap setiap bentuk pembatasan, ini berarti mereka sedang tumbuh menjadi lebih tua. Kondisi semacam ini menyebabkan mereka yang berusia madya menderita biasa atau lebih serius.

10. Perubahan Peran

Untuk dapat menyesuaikan dengan baik dengan peran yang baru, seseorang harus dapat berbuat seperti yang dikatakan oleh Havighurst : “menghilangkan emosi yang selama ini diterapkan dalam peran tertentu dan memanfaatkannya pada kesempatan yang lain”.

11. Perubahan Keinginan dan Minat

Bahaya  besar dalam penyesuaian diri seseorang pada usia madya timbul karena ia mau tidak mau harus mengubah keinginan dan minatnya sesuai dengan tingkat ketahanan tubuh dan kemampuan fisik serta memburuknya tingkat kesehatan fisik.

Mereka mau tidak mau harus mencoba untuk mencari dan mengembangkan keinginan baru sebagai pengangganti keinginan lama yang biasa dilakukan, atau jauh hari sebelum masa madya tiba mereka telah mengembangkan keinginan baru tersebut yang cukup menarik sehingga dapat membebaskannya dari perasaan  tertekan dan tidak enak karena kehilangan keinginan yang biasanya dilakukan.

Apabila hal ini tidak dilakukan mereka akan merasa bosan dan bingung karena mereka tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan waktu yang begitu banyak. Seperti seorang dewasa yang menjadi bosan pada waktu mereka harus mencari berbagai kegiatan dan keinginan untuk mengisi waktu yang begitu banyak.

12. Simbol Status

Pada umumnya wanita semakin tua semakin tertarik pada symbol status, Ada tiga reaksi umum sebagai bagian dari wanita yang sangat menentukan symbol tersebut. Pertama, dia akan mengeluh dan mengomeli suaminya yang tidak adapt menyediakan cukup uang untuk memperoleh status tersebut.

Kedua, dia akan bersikap boros dan menjerumuskan keluarganya dengan melakukan utang. Ketiga, dia bias juga berbuat sesuatu dengan bekerja misalnya agar mempunyai cukup uang demi mencukupi kebutuhannya. Semua pola respon tersebut merupakan tanda betapa besar keinginan seorang untuk memperoleh symbol status.

Sikap seperti ini dapat menimbulkan percekcokan dengan keluarga, terutama perilaku yang ketiga tadi yang menjadikan banyak pria menjawab dan bersikap tidak menyenangkan. Karena ia sadar hal itu tidak mungkin ia peroleh

13. Aspirasi yang tidak Realistis

Orang berusia madya yang mempunyai keinginan yang tidak realistis tentang apa yang ingin dicapai, akan menghadapi masalah yang serius dalam proses penyesuaian diri dan social, apabila ia kelak menyadari bahwa ia tidak bias mencapai tujuan tersebut

Demikian yang penulis bisa sampaikan kepada anda.. semoga menjadi wawasan yang berkualitas untuk anda.. Akhir kata penulis sampaikan Terima Kasih. Semoga bermanfaat.

You may also like