Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Perkembangan » 10 Dampak Psikologis Orang yang Melakukan Aborsi

10 Dampak Psikologis Orang yang Melakukan Aborsi

by Tiffany

Aborsi merupakan salah satu hal yang sering berkonotasi negatif, dimana yang masyarakat ketahui aborsi merupakan cara untuk membunuh janin yang ada pada kandungan. Sebenarnya, pengertian aborsi yaitu keluar prematur dari hasil konsepsi (janin, membran janin, dan plasenta) dari rahim seorang ibu.

Namun kenyataannya aborsi memang hal buruk yang dilakukan untuk memaksa sang janin keluar dan tidak ada dalam tubuh sang ibu. Berikut ini akan beberapa dampak psikologis yang akan dirasakan setelah melakukan aborsi :

1). Kecemasan Tinggi

Bagaimana jika anda sedang dilanda rasa cemas, tentu rasanya tidak enak bukan ? tidur resah, makan tidak bisa, berkegiatan terganggu dan sebagainya. Sedangkan mereka yang melakukan aborsi pasti akan dilanda resah dan juga marah di awal atau ketika pertama terjadi.

Cara Menghilangkan Kecemasan Berlebihan tidak akan bisa dilakukan oleh ibu yang melakukan aborsi. Aborsi sama saja dengan membunuh seorang nyawa manusia. Sebagian besar para pelaku aborsi akan mengalami tingkat kecemasan diatas normal, dibandingkan perempuan lainnya. Kecemasan akan berdampak pada fisik mereka juga.

2). Trauma Melihat Tanggal Aborsi

Karena rasa bersalahnya seringkali wanita yang melakukan aborsi bahkan takut untuk melihat tanggal-tanggal tertentu, dimana ia  bisa mengingat hari ketika ibu tersebut melakukan aborsi. Karena hal tersebut bisa menyebabkan sang ibu terus menerus trauma.

Trauma ini bisa saja berkepanjangan dan berdampak pada kehidupan wanitanya di masa depan. Tak dipungkiri trauma ini sering menyebabkan seorang wanita tak pernah lagi hamil atau bahkan menikah, atau bahkan tidak ada pria yang ingin menikahi mereka.

3). Keinginan untuk tidak hamil

Seseorang yang mengalami atau melakukan aborsi ketika ia menikah bisa saja tidak ingin hamil kembali. Hal ini karena mengingat rasa bersalah yang ia lakukan setelah menghilangkan nyawa dan takut merasa salah dan mengalami karma atau akibat dari menghilangkan bayinya, meskipun sudah menikah.

Selain itu, mereka yang pernah melakukan aborsi akan merasa tidak adil dan ada yang salah jika melakukan hal seperti aborsi namun mereka hamil kembali meskipun setelah status pernikahan. Karena ia menganggap bahwa ia telah membunuh anak pertamanya.

4). Ingin Bunuh Diri

Karena rasa bersalah yang tinggi tak jarang ibu yang pernah melakukan aborsi ingin membunuh dirinya karena telah melakukan hal buruk atau amoral. Sering juga, mereka tidak bisa mengendalikan diri dan merasa tidak pantas untuk hidup.

Bunuh diri sudah menjadi kasus terbesar yang sering terjadi ketika seorang wanita melakukan aborsi, terutama jika aborsi dilakukan pada anak remaja yang melakukan seks bebas atau mereka yang belum dewasa.

5). Emosi yang tidak stabil

saat seseorang melakukan hal yang dipaksa atau tidak diingkan namun harus dilakukan menyebabkan ibu atau wanita tersebut mengalami emosi yang tidak stabil. Emosi dalam Psikologi merupakan jiwa atau hal penting dalam seorang manusia. Jenis Emosi yang paling sering muncul tentu saja marah dan dendam serta sedih.

6). Gangguan Aktifitas

Tidak sedikit wanita yang memiliki tubuh yang semakin gemuk atau bahkan semakin kurus setelah melakukan aborsi. Hal ini terjadi karena porsi makan serta pola makan yang tidak lagi benar dan juga dilakukan karena faktor tertekan atau stress yang berat. Ada sebagian wanita merasa sangat sedih dan tidak mau makan, terutama mereka yang melakukan aborsi karena paksaan orang tua atau kekasihnya atau suaminya. Tetapi, sebagian lagi melampiaskan kesedihannya dengan banyak makan.

7). Menggunakan Obat Terlarang

Untuk melupakan kesedihan dan rasa tertekannya beberapa wanita yang melakukan aborsi sengaja mengonsumsi obat terlarang, padahal faktanya hal ini membahayakan rahim sang ibu karena belum kering atau dipaksa mengeluarkan janin. Selain itu, mereka beranggapan bahwa dengan mengonsumsi obat terlarang mereka akan lupa seperti apa kejadian yang sudah mereka lalui dan mereka lakukan. Untuk menutupi rasa bersalahnya, seringkali narkoba jadi pelarian tercepat.

8). Tidak Bisa Menikmati Seks

Karena terbayang dampak dari seks bebas yakni hamil dan mengharuskan para wanita tersebut untuk aborsi maka paska aborsi meskipun sudah menikah mereka tidak akan bisa menikmati seks dengan bebas. Bukan tanpa sebab, mereka bisa jadi merasa takut atau gagal ataupun merasa bersalah akibat seks bebas yang dilakukan dulu.

9). Rasa Bersalah

Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Paul dan Teri Reisser, wanita yang melakukan aborsi akan dihantui rasa bersalah. Rasa bersalah ini akan terus dirasakannya karena ia merasa telah gagal melindungi anaknya terutama mereka yang mengalami paksaan aborsinya.

10). Malu

Terakhir yakni menanggung rasa malu yang menjadi Dampak Psikologis Akibat Seks Bebas juga. Teori Kepercayaan Diri mengatakan bahwa kepercayaan diri akan mati seketika apabila seseorang melakukan kesalahan besar didepan umum dan semua orang melakukan judging atau tuduhan pada orang tersebut. Dibanding salah dan dibenahi, malu dapat meruntuhkan kepercayaan diri seseorang dan seringkali yang melakukan aborsi merupakan hal buruk dan dianggap mempermalukan.

Demikian penjelasan terkait apa saja dampak psikologis orang yang melakukan aborsi. Semoga dengan adanya artikel ini mampu membuka mata para wanita yang sekarang ini sedang memiliki niat untuk melakukan aborsi, dan mampu mengurungkan niat tersebut.

You may also like