Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 6 Dampak Psikologi Anak Laki-Laki yang Dekat dengan Ayah

6 Dampak Psikologi Anak Laki-Laki yang Dekat dengan Ayah

by Gendis Hanum Gumintang

Anak laki-laki umumnya dikenal sebagai sosok yang tangguh dan pemberani. Akan tetapi kedua karakter tersebut tidak dapat tumbuh begitu saja, melainkan berkaitan pula dengan bagaimana kedua orang tua mengetahui cara mendidik anak. Orang tua, baik ayah maupun ibu memiliki peran dan tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan anaknya.

Salah satu peran penting orang tua adalah menjadi sosok terdekat bagi anak. Pada anak laki-laki, kedekatannya dengan sang ayah mempunyai dampak psikologi yang signifikan. Hal itu dikarenakan anak tahu bahwa kelak suatu saat nanti ia akan menjadi ayah pula bagi anaknya. Berikut adalah beberapa dampak dampak psikologi anak laki-laki yang dekat dengan ayah

1. Tingkat Kecerdasan Meningkat

Kecerdasan anak dapat dipengaruhi oleh tingkat kedekatannya dengan orang tua. Hal tersebut dikarenakan orang tua, dalam hal ini ayah, memiliki peran untuk memberikan wawasan serta bimbingan pada anak sejak masih kecil sebagai landasan dari pengetahuan, keterampilan, serta karakternya kelak.

Anak laki-laki yang dekat dengan ayahnya pasti merasakan kasih sayang yang besar sehingga anak tersebut merasa lebih tenang dan nyaman dalam hidupnya. Cara Mewujudkan Cinta Kasih Dalam Keluarga, dampaknya anak bisa lebih fokus dan bersemangat untuk melakukan tugasnya, yakni belajar sebab ia tidak memiliki masalah yang membuatnya terus-menerus terpikirkan.

2. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Pengaruh Kepercayaan diri pada anak tidak dapat tumbuh begitu saja, melainkan harus ditanamkan terlebih dahulu oleh orang tua, termasuk ayah. Anak laki-laki yang dekat dengan ayahnya cenderung memiliki rasa percaya diri yang baik sebab kedekatan tersebut membuat anak sadar bahwa sang ayah menyayanginya karena ia adalah orang yang berharga.

Anak yang mempunyai rasa percaya diri tinggi akan memiliki keberanian untuk mengeksplor banyak hal lebih dalam lagi sehingga membuat wawasannya menjadi lebih luas. Di sisi lain, kepercayaan diri yang baik juga membantu anak agar dapat bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.

3. Kemampuan Mengendalikan Emosi Meningkat

Salah satu dampak psikologi anak laki-laki dekat dengan ayahnya dapat dilihat pada kemampuan terkait cara memahami emosi diri sendiri. Ketika anak dekat dengan sang ayah, anak dapat melihat bahkan merasakan langsung bagaimana respons ayahnya saat menghadapi berbagai situasi dan melakukan proses penyelesaian masalah.

Apabila cara menghadapi masalah dan menemukan solusi yang ditunjukkan oleh ayah bersifat positif, anak dapat belajar bagaimana ia harus mengendalikan emosinya ketika berada di kondisi serupa. Namun, apabila ayah tidak memberikan contoh yang baik, seperti menyelesaikan masalah dengan amarah atau justru kabur begitu saja, anak akan kesulitan untuk menghadapi situasi yang sama.

4. Perkembangan Sosial Optimal

Setiap orang pasti membutuhkan orang lain. Maka dari itu, sejak kecil anak-anak sudah diberikan pemahaman mengenai bagaimana berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Ayah yang terlibat dalam pengalaman anak dengan orang-orang di sekitarnya membuat anak memiliki perkembangan sosial emosional yang optimal.

Bagi anak-anak yang dekat dengan ayahnya, ida dapat memiliki hubungan dengan rekan yang positif, mampu menjalin persahabatan yang lebih erat dan minim konflik, serta dapat memahami dan menerima hubungan dengan orang lain. Selain itu, anak juga akan lebih paham cara untuk memposisikan dirinya ketika bersama orang yang berbeda sehingga orang lain pun merasa nyaman menjalin hubungan dengan anak. 

5. Terhindar dari Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja yang sering terjadi saat ini juga dipengaruhi oleh pengasuhan orang tua, termasuk dari ayah. Hal ini dikarenakan ayah dapat memberikan pemahaman pada anak mengenai perbedaan sesuatu yang benar dan yang salah serta mengarahkan anak untuk tetap melakukan segala sesuatu yang positif.

Hasilnya, anak lama kelamaan dapat membedakan sendiri mana yang baik dan buruk bagi dirinya maupun orang lain. Dengan kata lain, anak memiliki boundaries dan prinsipnya sendiri sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan, terlebih pengaruh lingkungan terhadap kenakalan remaja, seperti ajakan tawuran, balapan liar, mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang, dan lain-lain.

6. Mencegah Munculnya Gangguan Psikologis

Kesehatan mental anak juga dipengaruhi oleh kedekatannya dengan sang ayah. Hal tersebut ditunjukkan dengan keterlibatan ayah pada hidup anak yang berhubungan positif dengan kesejahteraan hidup anak-anak secara keseluruhan. Artinya, anak yang dekat dengan ayahnya akan lebih sejahtera sehingga kondisi mentalnya cenderung stabil.

Keterlibatan ayah di sini termasuk ikut serta secara langsung dalam merawat, mengasuh, dan membesarkan anak sejak masih kecil sehingga ayah merasa lebih terhubung dengan anaknya. Lebih lanjut lagi, ayah menjadi lebih memahami cara mengelola berbagai situasi anak dan bahkan lebih antusias untuk mempelajari anaknya.

Anak yang memiliki ayah seperti di atas akan mempunyai tingkat kebahagiaan dan kepercayaan diri yang lebih tinggi, perasaan takut atau bersalah yang rendah, dan tidak mudah tertekan secara emosional. Akan tetapi, jika ayah tidak dapat melaksanakan perannya dengan maksimal, anak akan rentan memiliki gangguan psikologis pada anak.

Mengapa Anak Membutuhkan Sosok Ayah?

Pada dasarnya, setiap anak membutuhkan orang tua yang lengkap, yakni ayah dan ibu sebab keduanya memiliki peran penting bagi tumbuh kembang anak. Apabila salah satunya tidak ada, anak cenderung tidak mendapatkan pengasuhan yang maksimal sehingga dapat mengganggu proses perkembangannya.

Akan tetapi, selama ini konsep yang biasanya dipercaya adalah ibu memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap anak dibanding ayah, yakni dengan mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, dan masih banyak lagi. Padahal, kenyataannya ayah juga memiliki peran yang penting untuk tumbuh kembang anak, lebih dari sebagai tulang punggung keluarga.

Setiap anak, khususnya anak laki-laki membutuhkan sosok ayah sebagai contoh konkrit bagi anak mengenai konsep dirinya kelak ketika dewasa, termasuk dalam hal tanggung jawab dan hubungan interpersonal dengan orang lain. Selain itu, ayah juga dapat memantik anak agar lebih berani dalam mengambil keputusan serta bertindak.

Anak yang tidak memiliki sosok ayah yang baik, misal karena ayahnya sudah meninggal atau ayahnya masih ada, tetapi kurang mampu menjadi teladan akan tumbuh berbeda dengan anak yang memiliki ayah yang baik. Hal ini dikarenakan seperti kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sehingga ayah dapat mempengaruhi kepribadian anak.

Kehadiran ayah di sini tidak hanya sekadar berada di tempat yang sama dalam waktu yang sama, tetapi juga benar-benar menjalin komunikasi dan berinteraksi secara aktif sehingga terdapat transfer nilai dari ayah ke anak. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, anak menjadi tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Hasilnya, anak lebih dapat menjaga dirinya sendiri.

You may also like