Dalam dunia psikologi, kita mengenal kata “Heuristik” yang berarti menemukan atau mencari. “Menemukan” atau “mencari” di sini berarti usaha untuk menemukan jawaban atau jalan keluar atas suatu pilihan atau masalah.
Terdapat dua macam heuristik yang dikenal dalam dunia psikologi, yaitu: (1) heuristik keterwakilan (representative heuristic) dan (2) heuristik ketersediaan (availability heuristic).
Heuristik keterwakilan adalah sebuah strategi dalam melakukan penilaian berdasarkan tingkat kemiripan suatu stimuli atau peristiwa dengan stimuli, peristiwa atau kategori lainnya yang berhubungan dengan stimuli yang dibandingkan.
Dengan kata lain, seseorang yang melakukan heuristik keterwakilan berpikir bahwa jika seseorang atau sesuatu memiliki banyak ciri-ciri yang sama dengan suatu kelompok orang atau benda, maka terdapat banyak kemungkinan bahwa seseorang atau sesuatu tersebut adalah bagian dari kelompok tersebut. Baca juga: stimulus kontrol dalam modifikasi perilaku.
Heuristik ketersediaan adalah sebuah strategi untuk membuat keputusan berdasarkan kemudahan suatu informasi tertentu muncul dalam pikiran.
Hal ini berarti, semakin mudah informasi ditangkap dan diingat, maka semakin besar pengaruhnya bagi seseorang untuk mengambil keputusan.
Selain itu, informasi yang didapat biasanya berasal dari paparan yang bahkan tidak disadari telah diproses oleh alam bawah sadar orang tersebut dan seringnya informasi-informasi serupa diulang.
Terdapat 7 contoh heuristik dalam psikologi berdasarkan 2 macam heuristik tersebut di atas.
Contoh Heuristik Keterwakilan
- Apabila ada seseorang yang memakai sorban dan baju putih, berbicara santun dan sering pergi ke masjid untuk memberikan ceramah, tanpa berpikir panjang, masyarakat dengan mudah akan berpikir bahwa orang tersebut adalah ustaz/ kyai.
- Seorang sekretaris sebuah perusahaan besar yang setiap hari pulang-pergi dengan mobil dan sering melakukan perjalanan dinas ke luar negeri biasa dianggap sebagai orang kaya/ sosialita, walaupun orang-orang yang mengasumsikan hal itu tidak mengenalnya.
- Masyarakat akan dengan cepat mengasumsikan seseorang sebagai orang jahat/ preman jika orang tersebut adalah laki-laki gondrong yang memakai baju sobek-sobek dan tidak rapi dengan tato di mana-mana.
- Jika seseorang memiliki pembawaan yang ramah, teratur dan sedikit pemalu kemudian dia memiliki banyak sekali koleksi buku di rumahnya, tanpa menanyakan apa jenis pekerjaannya, masyarakat sekitar biasanya akan langsung menebak bahwa dia adalah seorang pustakawan.
Contoh Heuristik Ketersediaan
- Secara logika, manusia memang cenderung mengambil keputusan berdasarkan informasi yang mudah diingat karena mereka cenderung berpikir bahwa informasi yang mudah diingat pastilah penting sehingga harus menjadi penentu dalam pengambilan keputusan. Hal ini bisa dilihat dari kecenderungan orang akan membeli suatu produk yang sering mereka lihat dari iklan di televisi. Semakin sering mereka melihat iklan suatu produk, semakin mereka berpikir bahwa produk tersebut pastilah bagus dan pilihan terbaik. Anda juga bisa membaca peran psikologi dalam strategi pemasaran produk dan strategi pemasaran dalam psikologi konsumen.
- Strategi heuristik sering membuat orang yang mempraktikkannya melebih-lebihkan hal yang mungkin terjadi sebagai lanjutan dari informasi tersebut. Misalnya, ketika seseorang sering menonton berita tentang kecelakaan pesawat yang dramatis, seperti tenggelam di laut atau menabrak gunung, maka orang tersebut akan cenderung tidak memilih pesawat untuk mengantarnya bepergian.
- Jika diteruskan, heuristik ini juga bisa mengarahkan seseorang pada trauma. Contohnya, jika dia sering dicampakan oleh kekasihnya, maka dia mungkin akan memilih untuk tidak memiliki kekasih selamanya. Baca juga cara menghilangkan trauma dalam cinta dan cara mengatasi trauma berkepanjangan.
Itulah 7 contoh heuristik dalam psikologi yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.