Home » Psikologi Remaja » 15 Cara Mengendalikan Emosi Remaja

15 Cara Mengendalikan Emosi Remaja

by Tiffany

Emosi dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang bahkan tindakan. Terlepas dari usia masih mudah, remaja maupun dewasa mereka yang sedang memiliki emosi tinggi dan membara jelas membahayakan jika mengambil keputusan maupun tindakan.

Faktor yang Mempengaruhi Emosi Pada Remaja juga banyak, Khususnya untuk para remaja yang belum berpikir panjang dan kedepan. Mengenai apa saja efek yang akan ditimbulkan dan juga masalah yang dapat ditimbulkan.

Di usia remaja emosi sangat penting dan besar pengaruhnya, untuk itu anda sebagai orang yang lebih dewasa bahkan orang tua harus bisa memotivasi dan mengajarkan baik buruknya serta bagaimana cara mengendalikan emosi yang benar. Untuk anda yang kadang sulit mengendalikan emosi remaja, berikut ini cara ampuh yang bisa anda contek untuk mengendalikan emosi remaja.

  1. Relaksasi

Relaksasi dibutuhkan siapapun, bukan hanya remaja yang ingin mengendalikan emosinya. Namun anda yang sedang emosi dan sudah dewasa sekalipun tetap membutuhkan relaksasi. Tidak pasti relaksasi yang dimaksud mulai dari anda bepergian ke tempat yang tenang atau justru quality time dengan keluarga.

Disebut tidak pasti karena masing-masing orang memiliki selera dan pendapat yang berbeda. Relaksasi juga berjalan ampuh untuk mengendalikan emosi para remaja yang seringkali tidak tertahan dan keluar secara mendadak.

  1. Menghindari Hal yang memicu Emosi

Untuk bisa mengendalikan emosi para remaja sebaiknya jangan menyiram bensin ke api yang sedang berkobar. Anda sebagai orang dewasa harus bisa dewasa dan menyikapi keadaan, jika memungkinkan para remaja semakin merasa emosi baik marah, sedih ataupun lainnya akan sebuah kejadian atau keadaan baiknya dihindari.

Pemicu tersebut akan menjadikan remaja kesulitan untuk mengendalikan emosinya. Meskipun hal tersebut terjadi secara tidak sengaja dan tanpa ditebak. Di sisi lain memang mereka menjadi lebih bijaksana dan juga terbiasa menghadapi masalah, namun jika remaja tersebut belum siap maka akan menambah karakter remaja tersebut menjadi buruk.

  1. Menulis

Menulis dikatakan sebagai kegiatan yang mudah dilakukan ketika para remaja sedang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan masalah atau apa yang mereka rasakan. Terutama untuk para remaja yang sulit sekali berbicara, meskipun dengan teman sebaya atau dengan keluarganya yang dekat dan bersama mereka setiap harinya. Untuk itu menulis dipercaya bisa mengendalikan emosi para remaja.

  1. Bermain Musik

Siapasih yang tidak senang akan musik ? terutama para remaja yang senang akan kegiatan menghibur tersebut. selain itu, musik merupakan media penenang semua orang termasuk para remaja yang merasa kesal ataupun merasa sulit mengendalikan emosinya.

Tidak perlu memainkan jika mereka tidak bisa, cukup terlibat dengan musik mulai dari memainkan alat musik ataupun dengan bernyanyi saja, itupun sudah terlibat dengan musik.

  1. Hobi

Biasanya emosi memang sulit teralihkan, tetapi bagaimanapun remaja masihlah anak yang baru beralih menjadi dewasa. Terkadang dengan mengalihkan ke hal lainnya emosi mereka bisa dikendalikan dengan baik. salah satunya adalah menggunakan hobi, dengan adanya kesukaan dianggap bisa mengendalikan rasa emosi yang meluap terlalu menggebu dan berbahaya. Cara Mengatasi Stres Pada Mahasiswa di Kampus banyak dialihkan dengan hobi dan organisasi.

Hobi bisa dilakukan mulai dari main bola, bernyanyi, jalan-jalan dan makan. Ataupun beberapa anak remaja menyukai hobi yang menantang untuk memberikan kesan yang berbeda dan mengeluarkan energi berlebih yang kemungkinan jadi emosi.

  1. Mengawasi perilakunya

Mengendalikan emosi merupakan pekerjaan yang bisa dikatakan berat untuk anak remaja, namun bukan berarti anda tidak mempercayakan pada mereka atau membiarkan mereka untuk tidak menyelesaikannya.

Anda tinggal mengawasi perilaku mereka ketika mencoba mengendalikan emosi dan menyelesaikan masalah yang mereka buat.

Selain itu sebgai orang dewasa anda masih memiliki tanggung jawab yang besar menjaga mereka. Mengingat emosi terkadang menjebak manusia terlepas dari masih remaja atau sudah dewasa, untuk itu jika perlu terus awasi perilakunya. Bukan membatasi dan mengatur namun lebih kepada mengawasi.

  1. Mengatasi akar masalahnya

Jangan biasakan para remaja hanya melimpahkan emosi mereka, tanpa tahu sebenarnya apa yang terjadi atau masalah apa yang membuat mereka sulit mengendalikan emosi.

Sebagai orang dewasa tentu anda bisa memberikan pandangan yang luas dan merata mengenai masalah para remaja tersebut. sehingga anda bisa memberikan masukan yang lebih objektif dan tidak berpihak.

Apakah mungkin terjadi Gangguan Mood Pada Remaja sehingga berefek pada emosi mereka dan pengendaliannya bisa anda telaah.

Jika para remaja bisa mengendalikan emosi mereka dengan minimal tidak lari dari masalah mereka, jelas hal tersebut sudah lebih dari cukup. Namun jika ada masalah berkali-kali anda bisa memberikan nasihat atau masukan untuk mereka agar bisa mengatasi akar masalah yang menyebabkan mereka emosi terus menerus.

  1. Luapkan

Meluapkan berlebihan tidak baik namun menyimpannya rapat juga tidak akan baik. Perlu anda ingat bahwa anak remaja seringkali menutupi masalah yang mereka miliki, dengan begitu masalah ini menyebabkan stres ataupun tekanan yang akhirnya bisa membahayakan para remaja.

Mulai dari perasaan tertekan maupun perasaan tidak suka dengan dunia yang mereka hadapi, karena sedang ada dalam masa peralihan maka tidak akan mudah bukan ?

Untuk itu biarkan mereka untuk meluapkan perasaan atau hal yang dirasa tidak disukai oleh remaja. Emosi memang wajar di luapkan atau dilampiaskan.

Namun arahkan agar tidak melakukan hal yang buruk, misalnya menceritakan kekesalan mereka dan melampiaskannya dengan cara menangis. Sehingga perasaan mereka akan terasa lega dan dapat mengendalikan emosi dengan baik karena merasa di dengarkan.

  1. Pikirkan Perasaan Orang Lain

Emosi apapun yang terlalu menggebu atau terlalu berlebihan tidak akan bagus. Permasalahannya para remaja biasanya tidak memikirkan kedepan atau efek yang akan terjadi, mereka akan cuek dan merasa bahwa emosi yang terluapkan begitu saja membuat mereka lega. Namun faktanya hal tersebut bisa mempengaruhi orang lain dan melukai perasaan orang lain.

Para remaja biarkan untuk terbiasa menghadapi perasaan orang lain. Jika ada teman ataupun orang disekitar para remaja yang merasa tersinggung, tidak enak hati atupun bermasalah dengan emosi yang diekspresikan mereka biarkan dan remaja belajar menghadapinya. Apakah hal tersebut menimbulkan masalah atau tidak agar mereka terbiasa memikirkan perasaan orang lain.

  1. Berikan Hiburan

Hiburan memang tidak pernah gagal untuk mengendalikan emosi para remaja. Hiburan bisa berbentuk apa saja mulai dari jalan-jalan ataupun dengan  obrolan ringan biasa saja bagi remaja sudah cukup.

Karena mereka butuh didengarkan terutama ketika mereka sedang dilanda masalah. Dengan begitu mereka bisa mudah mengendalikan emosi atau perasaan mereka.

Hiburan juga bisa dilakukan dengan hal simpel ataupun hal kecil seperti diperhatikan saja sudah menjadi hiburan tersendiri. Meskipun remaja seringkali gengsi atatu tidak mengungkapkan secara langsung. Hiburan ini jangan menunggu mereka mengalami ledakan emosi atau rasa kesal dul namun anda sudah berinisatif terlebih dahulu.

  1. Introspeksi diri

Ajak remaja untuk melakukan introspeksi diri memang bukan pekerjaan dan hal yang mudah, tetapi jika anda berhasil maka anda sekaligus mendayung dua pulau dan memberikan pendidikan dengan baik pada mereka dengan baik.

Pertama anda menanamkan karakter bahwa di balik rasa emosi yang diluapkan oleh mereka maka para remaja harus instrospeksi diri. Siapa tahu kejadian dan masalah tersebut memang terjadi karena kesalahan mereka.

Selain itu hal ini menanamkan sifat atau karakter rendah hati dan juga mendewasakan karakter serta sifat para remaja. Agar mereka tahu bahwa emosi bukanlah jalan satu-satunya yang menjadikan seseorang didengarkan atau masalah selesai.

Namun hanya akan menimbulkan kepuasan sesaat tanpa adanya perkembangan atau sifat diri yang semakin dewasa dan membaik, anda tidak perlu sulit-sulit dalam mendidik mereka sampai dewasa.

Untuk anda yang seringkali melihat para remaja menggebu-gebu menyampaikan rasa amarah mereka ataupun rasa kesal memang harus bersabar mengajarkannya.

Remaja bukannya tidak mengerti, mereka hanya mencoba mencari jalur ternyaman namun dengan hasil yang maksimal. mengingat kendala para remaja tidak bisa sabar atau menunggu, dengan energi yang tinggi dan terus bergerak remaja jarang bisa sabar dan mendengar panjang lebar nasihat anda.

Selain itu coba untuk jelaskan pada para remaja bahwa bentuk penyelesaian masalah tidak harus menggunakan emosi karena dengan rasa tersebut pikiran tidak akan bisa jernih dan akan sulit menemukan solusi. Memang butuh proses mengajarkannya namun jika anda telaten para remaja ini bisa mengerti.

Baca juga :

You may also like