Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Perkembangan » 13 Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Jiwa Remaja

13 Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Jiwa Remaja

by Arby Suharyanto

Salah satu bagian perkembangan masa remaja yang terselit adalah penyesuaian terhadap lingkungan sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan interpersonal yang awalnya belum pernah ada, juga harus menyesuaikan diri dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah.

Untuk mencapai hubungan pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat penyesuaian baru. Ia harus mempertimbangkan pengaruh kelompok sebaya, perubahan perilaku sosial, membentuk kelompok sosial baru, dan nilai-nilai baru dalam memilih teman. Berikut Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Jiwa Remaja.

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. Umur 4 – 6 tahun dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri menurut jenis kelamin, peranan ibu dan ayah atau orang –tua pengganti ( nenek, kakek dan orang dewasa lainnya ) sangat besar. (Baca juga mengenai teori dalam psikologi lingkungan).

Peran sebagai “ wanita “ dan “ Prias” harus jelas. Dalam mendidik, ibu dan ayah harus bersikap konsisten , terbuka, bijaksana, bersahabat, ramah, tegas, dan dapat lancar, maka dapat timbul proses identifikasi yang salah. Masa remaja merupakan pengembangan identitas diri, dimana remaja berusaha mengenal diri sendiri, ingin mengetahui bagaimana orang lain menilainya, dan mencoba menyesuaikan diri dengan harapan orang lain. (Baca juga mengenai faktor psikologi dalam lingkungan).

2. Pola Asuh Keluarga

Proses sosialisasi sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga.

  • Sikap orang-tua yang otoriter.
  • Sikap orang-tua yang “permisif “. (Baca juga mengenai pengaruh lingkungan terhadap emosi remaja).
  • Sikap orang-tua yang selalu membandingkan anak-anaknya.
  • Sikap orang-tua yang berambisi dan selalu menuntut anaknya.
  • Orang-tua yang “ demokratis “.

3. Kondisi Keluarga

Hubungan orang-tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak sebaliknya, Orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan “ melarikan diri “ dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. (Baca juga mengenai teori budaya dalam psikologi).

4. Pendidikan Moral dalam Keluarga

Pendidikan moral dalam keluarga adalah upaya menanamkan nilai–nilai akhlak atau budi pekerti kepada anak dirumah. Penanaman nilai-nilai budi pekerti dalam keluarga dapat dilakukan melalui keteladanan orang-tua atau orang dewasa. Bacaan yang sehat , pemberian tugas, dan komunikasi efektif antar anggota keluarga. (Baca juga mengenai cara menyikapi budaya asing).

sebaliknya, apabila keluarga tidak peduli terhadap hal ini, misalnya membiarkan anak tanpa komunikasi dan memperoleh nilai diluar moral agama dan sosial, membaca buku dan menonton VCD porno, bergaul bebas, minuman keras, merokok akan berakibat buruk terhadap perkembangan jiwa remaja.

5. Lingkungan Sekolah

Pengaruh yang juga cukup kuat dalam perkembangan remaja adalah lingkungan sekolah. Umumnya orang-tua menaruh harapan yang besar pada pendidikan di sekolah, oleh karena itu dalam memilih sekolah orang–tua perlu mempertimbangkan hal hal yang berhubungan dengan remaja.

6. Susunan Sekolah

Prasyarat terciptanya lingkungan kondusif bagi kegiatan belajar mengajar adalah suasana sekolah, Baik buruknya suasana sekolah sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, sarana pendidikan dan disiplin sekolah Suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja yaitu dalam hal :

7. Kedisiplinan dan Kebiasaan

Sekolah yang tertib dan teratur akan membangkitkan sikap dan perilaku disiplin pada siswa. Sebaliknya suasana sekolah yang kacau dan disiplin longgar akan berisiko, bahwa siswa dapat berbuat semaunya dan terbiasa dengan hidup tidak tertib, tidak memiliki sikap saling menghormati, cenderung brutal dan agresif.

Suasana sekolah yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar akan berpengaruh terhadap menurunnya minat dan kebiasaan belajar. Akibatnya, prestasi belajar menurun dan selanjutnya diikuti dengan perilaku yang sesuai dengan norma masyarakat, misalnya sebagai kompensasi kekurangannya di bidang akademik, siswamenjadi nakal dan brutal.

8. Bimbingan Guru

Di sekolah remaja menghadapi beratnya tuntutan guru, Orang tua dan saratmya kurikulum sehingga dapat menimbulkan beban mental. Dalam hal ini peran wali kelas dan guru pembimbing sangat berart.i Apabila guru pembimbing sebagai konselor sekolah tidak berperan, maka siswa tidak memperoleh bimbingan yang sewajarnya. Untuk menyalurkan minat, bakat dan hobi siswa, perlu dikembangkan kegiatan ekstrakurikuler dengan bimbingan guru.

9. Lingkungan Teman Sebaya

Remaja lebih banyak berada diluar rumah dengan teman sebaya, Jadi dapat dimengerti bahwa sikap, Pembicaraan, minat, Penampilan dan perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga misalnya, jika remaja mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk dapat diterima oleh kelompok menjadi lebih besar Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol.

10. Rokok dan Zat Adiktif

Rokok atau zat adiktif lainnya, maka remaja cenderung mengikuti tanpa mempedulikan akibatnya. Didalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan dirinya. Disini ia dinilai oleh teman sebayanya tanpa mempedulikan sanksi–sanksi dunia dewasa. K elompok sebaya memberikan lingkungan yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dimana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman seusianya,

11. Kelompok Negatif

Disinilah letak berbahayanya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negatif, akan lebih berbahaya apabila kelompok sebaya ini cenderung tertutup (closed group), dimana setiap anggota tidak dapat terlepas dari kelompok nya dan harus mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan kelompok, sikap, pikiran, perilaku, dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya.

12. Lingkungan Masyarakat

Dalam kehidupanya, manusia dibimbing oleh nilai-nilai yang merupakan pandangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harus diikuti, dianut, sedangkan yang buruk harus dihindari, sesuai dengan aspek rohaniah dan jasmaniah yang ada pada manusia, maka manusia dibimbing oleh pasangan nilai materi dan nonmateri.

13. Peran Masyarakat

Apabila manusia hendak hidup secara damai di masyarakat, maka sebaiknya kedua nilai yang merupakan pasangan tadi diserasikan akan tetapi kenyataan dewasa ini menunjukkan bahwa nilai materi mendapat tekanan lebih besar daripada nilai non-materi atau spiritual. hal ini terbukti dari kenyataan bahwa sebagai tolok ukur peranan seseorang dalam masyarakat adalah kebendaan dan kedudukan.

Lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya dan masyarakat menjadi memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dan kesehatan jiwa.pada remaja. Karena pada dasarnya remaja sangat peka terhadap apa yang terjadi pada lingkungan sekitar sehingga hal tersebut dapat mempengaruhinya. Jika remaja berada pada lingkungan yang baik maka jiwa dan mentalnya pun akan terbentuk dengan baik pula.

Demikian yang dapat disampaikan penulis, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat untuk anda. Terima kasih.

You may also like