Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Perkembangan » 10 Aspek Psikologi dalam Perilaku

10 Aspek Psikologi dalam Perilaku

by Arby Suharyanto

Psikologi berasal dari kata-kata yunani: psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah psikologi berarti ilmu jiwa. Psikologi berkaitan erat dengan kehidupan manusia.  Manusia merupakan makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. (Baca juga mengenai cara memahami seseorang menurut psikologi).

Terdapat studi khusus yang mempelajari tentang tingkah laku manusia, yaitu psikologi  kepribadian. Psiologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. (Baca juga mengenai teknik flooding dalam modifikasi perilaku).

Interaksi Kepribadian Manusia

Menurut Freud perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsitem dalam kepribadian manusia : (Baca juga mengenai hubungan psikologi dengan kriminologi)

1. Id, bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), ingin memenuhi kebutuhannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat manusia hewani.

2. Ego, berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas dunia luar. Ego adalah mediator anatara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego dapat menundukan manusia terhadap hasrat hewaninya.

3. Superego, adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Superego adalah hati nurani (conscience) yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakatnya.Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar. (Baca juga mengenai cara menyikapi fanatisme ekstrim).

Aspek Psikologi dalam Perilaku

Ialah berbagai motif dan hal hal yang berhubungan dengan perilaku, yaitu sebagai berikut,

1. Motif ingin tahu

Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Kita memerlukan kerangka rujukan untuk mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai. Karena kecendrungan untuk memahami dan memberi arti pada apa yang dialami, bila informasi yang diperoleh bersifat terbatas, maka orang akan mencari jawaban sendiri. (Baca juga mengenai manfaat psikologi pendidikan bagi anak usia dini).

Orang akan menarik kesimpulan sendiri tanpa menunggu informasi itu lengkap terlebih dahulu. Misalnya bila hujan tiba-tiba turun dengan lebat siang ini, maka orang akan menafsirkannya karena tadi  pagi Pak Ali yang dermawan meninggal dunia.

2. Motif kompetensi

Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Perasaan mampu ini sangat bergantung pada perkembangan intelektual, sosial, dan emosional. Motif kompetensi ini berhubungan erat dengan kebutuhan akan rasa aman, misalnya kita ingin memproleh jaminan masa depan, jaminan bahwa anak kita bisa sekolah dengan baik. Bila orang sudah memenuhi kebutuhan biologinya, yakin bahwa  masa depannya akan lebih baik, maka ia dianggap sudah memenuhi kebutuhannya akan kemampuan diri (kompetensi).

3. Motif cinta

Perasaan dan kemampuan mencintai dan dicintai adalah hal yang esensial dari perkembangan kepribadian manusia. Setiap orang ingin diterima di dalam kelompoknya sebagai anggota secara sukarela. Berbagai penelitan membuktikan bahwa kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi akan menimbulkan perilaku manusia yang kurang baik; orang akan menjadi agresif; kesepian; pendiam, dan bahkan bisa bunuh diri. Konsep utamanya adalah keterasingan/alienasi. Jika seseorang merasa terasing dari lingkungan di mana dia berada, maka akan berakibat buruk pada kepribadian dan perilakunya.

4. Motif harga diri dan kebutuhan akan identitas

Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi di dunia. Kita ingin kehadiran kita di manapun kita berada diperhitungkan oleh orang-orang di sekitar kita. Hilangnya identitas diri akan menimbulkan perilaku yang patologis seperti gelisah, impulsif, mudah terpengaruh, dan sebagainya

5. Kebutuhan akan nilai dan makna hidup

Dalam kehidupannya, manusia memerlukan nilai-nilai yang berguna untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya. Nilai adalah sesuatu hal yang berguna atau berharga bagi manusia sebagai subyek, dalam rangka mencapai tujuan dalam hidup dan kehidupannya. Nilai itu sangat luas dan bisa mengacu pada apa saja seperti perjuangan, kasih sayang, solidaritas, kesopanan, ekonomi, sahabat, dan sebagainya.

6. Kebutuhan akan pemenuhan diri

Manusia bukan saja ingin mempertahankan kehidupannya, akan tetapi ia juga butuh peningkatan kualitas kehidupan. Kebutuhan akan pemenuhan diri ini dilakukan melalui berbagai yakni menggunakan dan mengembangkan segenap potensi kita dengan cara kreatif konstruktif, misalnya dengan seni, musik, lukis, dan lain-lain.

Juga memperkaya kualitas kehidupan dengan memperluas rentangandan kualitas pengalaman serta pemuasan, misalnya dengan piknik, jalan-jalan ke tempat wisata, atau berkunjung ke tempat-tempat yang bersejarah. Membentuk hubungan yang hangat dan berarti dengan orang-orang lain di sekitar kita, misalnya bersikap ramah dan toleran pada orang lain. Berusaha ”memanusiakan” diri, dalam arti menjadi pribadi/person yang didambakan orang dan berarti bagi orang lain, atau mampu membahagiakan orang lain.

7. Sikap dan Emosi

Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling banyak didefinisikan. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi dan relatif  lebih menetap. Sikap mengandung aspek avaluatif yang berarti mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan,Sikap timbul dari pengalaman , tidak dibawa sejak lahir.

Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-gejala kesadaran, keprilakuan, dan proses psikologis. Emosi tidak selalu jelek, emosi memberikan bumbu kepada kehidupan, tanpa emosi kita sering gersang. Ada empat fungsi emosi (Coleman dan Hammaen): Emosi adalah pembangkit energi (energizer), Emosi adalah pembawa emosi (messenger), Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga membawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita.

8. Kepercayaan

Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis. Kepercayaan adalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar, atau salah, atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman,atau intuisi. Sesungguhnya isi dari pengetahuan adalah juga kepercayaan, hanya bobot dari kepercayaan itu lebih kuat dan mendalam dari hanya sekedar pengetahuan

9. Kebiasaan

Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan. Kebiasaan mungkin merupakan hasil pelaziman yang berlangsungpada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi seseorang berkali-kali

10. Kemauan

kemauan erat kaitannya dengan tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan kemauan sebagai tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Perilaku manusia merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Dengan perilaku yang baik maka manusia dapat  menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran di lingkungan sekitar dan dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat luas.

 

You may also like