Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Cinta » 6 Fakta Psikologi Tentang Cinta Dalam Diam

6 Fakta Psikologi Tentang Cinta Dalam Diam

by Raehatul Jannah

Jatuh cinta merupakan perasaan yang lumrah dialami oleh semua orang, baik itu laki-laki ataupun perempuan. Perasaan cinta itu akan muncul apabila seseorang melihat lawan jenis dengan tatapan kagum, rasa ingin memiliki, ingin bertemu setiap saat, atau ingin terus menjadi pribadi yang baik agar bisa bersanding dengan seseorang yang disuka.

Biasanya, apabila seseorang sudah merasa jatuh cinta, ia akan mengutarakannya pada orang tersebut. Akan tetapi, tidak semua orang secara gamblang mengutarakan perasaan cintanya. Karena ada juga seseorang yang lebih memilih untuk mencintai dalam diam dan memendam cintanya sambil terus memperbaiki diri agar kedepannya memiliki kepribadian yang lebih baik lagi.

Setiap orang memang berbeda-beda dalam mengekspresikan cintanya, termasuk salah satunya adalah seseorang yang memilih untuk mencintai dalam diam. Dan terkadang, seseorang bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Karena kalau memang cinta, lantas mengapa harus memendamnya?

Oleh karena itu, berikut ini merupakan beberapa fakta psikologi tentang jatuh cinta dalam diam.

1. Belum siap memulai suatu hubungan

Salah satu yang mendasari seseorang lebih memilih cinta dalam diam adalah karena belum siapnya seseorang tersebut untuk memulai suatu hubungan. Ada berbagai macam alasan yang membuat orang tersebut berlaku demikian, seperti misalnya trauma karena cintanya pernah di tolak.

Atau bisa jadi orang tersebut pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan yang membuatnya mengalami hal traumatis dalam menjalin hubungan. Lalu, ketika mereka mulai menyukai seseorang lagi, mereka perlu berpikir panjang untuk memulai suatu hubungan yang baru dan berakhir dengan memilih memendam perasaannya.

2. Insecure

Rasa tidak percaya diri juga bisa menjadi salah satu alasan mengapa seseorang lebih memilih mencintai dalam diam. Saat mereka sedang insecure, mereka merasa bahwa seseorang yang mereka taksir akan sulit untuk digapai karena si dia terlalu sempurna dibandingkan Anda yang masih memiliki banyak kekurangan.

Dan pada akhirnya, perasaan tersebut akan membuat seseorang yang jatuh cinta menjadi overthinking akan sebuah penolakan-penolakan yang akan di dapat apabila dia mengutarakan perasaannya.

3. Mencari informasi

Tidak mengatakan kata-kata yang romantis atau mengajak memulai suatu hubungan dengan orang yang di cinta, bukan berarti seseorang yang sedang jatuh cinta akan diam saja tanpa beraksi apapun. Karena nyatanya, bisa jadi dia sedang mencari segala informasi mengenai orang yang sedang di taksirnya.

Misalnya, sudah memiliki pasangan atau belum, menanyai hal apa saja yang di suka dan tidak di sukai kepada temannya, atau apa saja harapan atau keinginan yang sedang diinginkannya. Tujuan tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah orang yang sedang di taksir itu bisa di gapai atau tidak.

4. Introspeksi diri

Tujuan ini biasanya dilakukan untuk memikirkan apakah dia akan menjadi pasangan yang cocok untuk orang yang sedang di taksirnya, atau mungkin apakah dia sudah bisa membuka hatinya untuk seseorang yang baru dan menjaganya sebaik mungkin.

Biasanya saat sedang melakukan metode introspeksi dalam psikologi yang sedang dipelajarinya, seseorang akan merenungkan hal tersebut sendirian. Dan terkadang, apabila masih kebingungan, cara pandang dan pendapat teman mengenai kepribadian dia akan sangat di butuhkan.

Dan apabila sudah menemukan kelebihan dan kekurangannya, orang itu akan lebih meningkatkan kualitas dirinya dengan terus memperbaiki diri agar bisa percaya diri dan merasa pantas saat sudah bersanding dengan pujaan hati.

5. Tidak mau orang lain tahu mengenai percintaannya

Tidak semua hal yang sedang terjadi harus di ketahui orang-orang dan berakhir menjadi konsumsi publik, apalagi yang berhubungan dengan perasaan pribadi. Perasaannya biarlah menjadi urusannya dan orang lain tidak perlu tahu. Sebab, apabila orang lain sudah tahu mengenai kisah cinta kita, mereka akan mulai kepo dan menganggu kita dengan pemikiran-pemikirannya yang sok tahu.

Anda pasti tidak akan merasa nyaman dengan pendapat-pendapat dan komentar-komentar yang terlalu merecoki dan menghakimi mengenai segala tindakan atau perlakuan Anda terhadap orang yang Anda taksir. Hal itu lah yang membuat seseorang biasanya lebih mencintai dalam diam tanpa ada orang lain yang tahu.

6. Percaya pada takdirnya

Biasanya, seseorang yang percaya pada takdirnya akan menyerahkan segala sesuatu yang terjadi pada hidupnya kepada Tuhan. Ketika orang tersebut jatuh cinta, dia akan pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan memilih menjaga cintanya dalam diam.

Dia percaya bahwa segala sesuatu yang telah digariskan dan ditakdirkan oleh Tuhan adalah sebaik-baiknya pengharapan. Oleh sebab itu, jika memang seseorang yang di taksirnya menjadi jodohnya, itu berarti orang itu adalah jodoh terbaik yang di kirim Tuhan untuknya.

Namun sebaliknya, apabila seseorang yang di taksirnya malah menjauh dan tidak ditakdirkan untuknya, maka orang tersebut mungkin bukanlah jodoh yang tepat untuknya. Dan dia percaya bahwa Tuhan akan mengirimkan seorang jodoh yang pantas untuknya.

Pada kenyataannya, mau bagaimanapun seseorang bertindak terhadap cinta yang dirasakannya, sejatinya merasakan jatuh cinta tidaklah salah. Mau diungkapkan atau memendam dan menjadikannya cinta dalam diam, cinta tetaplah cinta yang maknanya sangat luar biasa.

Tapi biasanya, seseorang yang memilih untuk jatuh cinta dalam diam adalah seseorang yang mungkin sedang insecure terhadap dirinya sendiri, trauma akan sebuah hubungan di masa lalu, ataupun orang tersebut terlalu percaya akan takdirnya. Semua itu kembali lagi pada apa alasan sebenarnya seseorang lebih memilih memendam cintanya.

You may also like