Home » Gangguan Psikologi » 12 Penyebab Imsomnia Secara Psikologis

12 Penyebab Imsomnia Secara Psikologis

by Arby Suharyanto

Imsomnia ialah penyakit kurang tidur yang menyebabkan seseorang menjadi sangat lelah di pagi hari karena jam tidur kurang dan dapat berujung pada beragam masalah kesehatan, imsomnia terjadi karena beragam hal, baik itu masalah kesehatan atau karena psikologi, nah sobat, pada kesempatan kali ini penulis mengulas lengkap mengenai 12 Penyebab Imsomnia Secara Psikologis, berikut selengkapnya.

1. Memiliki Jam Tidur Berbeda (Misal pada Karyawan dengan Kerja Shift)

Jiwa Penyebab penderita imsomnia secara psikologis membutuhkan konsistensi. Jika Penyebab penderita imsomnia secara psikologis menjaga jadwal tidur yang sama selama hari kerja, namun terbiasa pergi tidur lebih larut selama akhir pekan, jangan harap untuk dapat terlelap tepat waktu mengikuti jadwal tidur di hari biasa saat minggu malam.

Kebiasaan ini dijuluki sebagai “social jet lag” oleh para psikolog, karena Penyebab penderita imsomnia secara psikologis secara efektif memaksa jiwa penyebab penderita imsomnia secara psikologis untuk beralih antara dua zona waktu yang berbeda setiap minggu. (Baca juga mengenai perbedaan simpati dan empati dalam psikologi)

2. Tidur Lebih Cepat dari Jam Tidur Normal

Penyebab penderita imsomnia secara psikologis insomnia tidur terlalu cepat dari jadwal biasanya. Walaupun kedengarannya tidak efektif, tapi terjaga sedikit lebih lama akan mengirimkan sinyal kepada sistem homeostatik jiwa bahwa Penyebab penderita imsomnia secara psikologis memerlukan lebih banyak tidur. Jadi, saat penderita imsomnia secara psikologis benar benar tidur, secara psikologis akan terlelap lebih cepat. (Baca juga mengenai perbedaan perasaan dan emosi dalam psikologi)

3. Tidak Punya Rutinitas Menjelang tidur

Seringnya, begitu penderita imsomnia secara psikologis merasa lelah setelah beraktivitas seharian, Penyebab penderita imsomnia secara psikologis cenderung untuk langsung tertidur begitu saja tanpa persiapan apapun untuk menabung lebih banyak waktu tidur. Yang tidak disadari, rutinitas kecil menjelang tidur ternyata bermanfaat untuk mempersiapkan jiwa beristirahat. (Baca juga mengenai perbedaan motif dan motivasi dalam psikologi)

4. Metabolisme Jiwa yang Tidak Wajar

Penyebab penderita imsomnia secara psikologis masih tertinggal dalam sistem jiwa, sehingga minum terlalu banyak kopi di penghujung hari mungkin secara tidak sengaja menghambat nyenyak tidur penderita imsomnia secara psikologis. Terlebih lagi, metabolisme jiwa terhadap kafein akan semakin melambat seiring usia. Jiwa penderita imsomnia secara psikologis tidak dapat memproses  dan tidak membawa pengaruh apapun. (Baca juga mengenai perbedaan takut dan cemas dalam psikologi)

5. Beranjak Saat terbangun Tengah Malam

Saat penderita imsomnia secara psikologis terbangun di malam hari, sebaiknya tetap berada di tempat tidur dan jangan beranjak pergi. Jika penderita imsomnia secara psikologis merasa santai dan tenang, tidak apa untuk sekadar berbaring sejenak menunggu untuk tertidur kembali, dibandingkan harus bangkit dari tempat tidur merasa frustrasi, yang pada akhirnya hanya akan menyegarkan jiwa dan membuat imsonia. (Baca juga mengenai perbedaan sikap dan perilaku dalam psikologi)

6. Gelisah

Penyebab penderita imsomnia secara psikologis terbangun di tengah tidur adalah merasa cemas dan dipenuhi oleh ratusan pikiran yang berjalan bolak balik dalam bayangan. Tapi, yang paling menentukan seberapa baiknya penderita imsomnia secara psikologis beristirahat adalah apa yang di lakukan setelahnya. Harus dilakukan terapi dulu untuk membantu meminimalisir kecemasan yang sering dirasakan oleh penderita imsomnia.

7. Tidak Merilekskan Otak

Penyebab penderita imsomnia secara psikologis adalah otak tidak rileks karena gadget dsb. Memang nonton tv sebentar sebelum tidur dinilai banyak membantu bagi sebagian orang, namun aktivitas yang melibatkan interaksi seperti membalas email, main IG, nge-tweet, atau sekadar chatting sebelum tidur akan mencegah otak penderita imsomnia secara psikologis dari beristirahat rileks dan dapat memicu gejala insomnia.

8. Khawatir Berlebihan

Jika sebelum tidur penderita imsomnia secara psikologis terus memperhatikan jarum jam yang berjalan, maka akan segera menghitung berapa lama lagi waktu yang dimiliki sampai bangun pagi. Hal ini akan membuat penderita imsomnia secara psikologis tambah cemas dan gelisah, sekaligus meningkatkan produksi adrenalin dan kortisol, sehingga semakin susah tidur.

9. Merasa Harus Tidur Banyak

Individu dewasa pada umumnya tidak membutuhkan dan tidak mendapatkan delapan jam waktu tidur setiap malam. Beberapa individu butuh tidur malam selama sembilan jam, namun tidak mendapatkannya karena merasa terlalu lama,

sementara beberapa lainnya termasuk individu yang dapat tidur selama enam jam saja, tapi merasa tidak cukup. Jika Penyebab penderita imsomnia secara psikologis bisa terbangun di pagi hari dan tidak merasa lesu kemudian, penderita imsomnia secara psikologis mungkin sudah menjalani jumlah tidur yang tepat.

10. Akibat Ketidaknyamanan

Setiap kondisi yang membuat penderita imsomnia secara psikologis terperangkap dalam ketidaknyamanan dapat menganggu nyenyaknya tidur misalnya ialah penyakit seperti, nyeri pinggang atau punggung, gangguan asam lambung, dan banyak nyeri kronis lainnya dapat membuat penderita imsomnia secara psikologis semas hingga terjaga di malam hari. Terlebih lagi, kehilangan jumlah tidur dapat membuat rasa sakit semakin memburuk.

11. Obat yang Beprengaruh Misal Obat Penenang

Berbagai obat yang digunakan untuk mengatasi bermacam macam kondisi, mulai dari tekanan darah tinggi, pilek dan flu biasa, hingga asma dapat menyebabkan insomnia sebagai efek sampingnya. Bahkan jika penderita imsomnia secara psikologis sudah membatasi konsumsi kopi di siang hari supaya tidak menganggu tidur malam, beberapa obat obatan dapat mengandung kafein atau zat stimulan lainnya,

Beragam obat dikenal sebagai pengganggu kualitas tidur, mulai dari menghambat tidur REM, memblokir produksi melatonin, merusak kadar alami enzim atau jalur lain dalam jiwa. Untungnya, banyak alternatif obat yang menimbulkan sedikit gangguan untuk tidur penderita imsomnia secara psikologis, maka harus konsultasi dengan dokter jika penderita imsomnia secara Psikologis Sedang Menggunakan Obat Obatan Tertentu Dan Mengeluh Kesulitan Tidur.

12. Kondisi Kesehatan Mental

Masalah kesehatan mental yang mendasari sering dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, misalnya gangguan kecemasan klinis atau depresi yang dapat menyebabkan kekhawatiran dan kecemasan berlebih yang dengan konsisten mengganggu tidur penderita imsomnia secara psikologis. Berita buruknya, jika Penyebab penderita imsomnia secara psikologis memiliki gangguan kecemasan, mengkhawatirkan pola tidur dapat semakin menyulitkan maka penderita imsomnia secara psikologis semakin sulit untuk tidur nyenyak.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, memang mengatasi imsomnia harus dilakukan berdasarkan penyebabnya ya sobat, sehingga dieprlukan konsultasi pada pihak yang tepat, misalnya pada dokter jiwa atau dokter spesialis sesuai sebab awal. Sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, Terima kasih.

You may also like