Home » Ilmu Psikologi » 12 Penyebab Marah Menurut Psikologi

12 Penyebab Marah Menurut Psikologi

by Arby Suharyanto

Pernahkah sobat merasa sebal akan sesuatu hingga merasa emosi dan marah? Jika sobat menjawab tidak pernah, mungkin sobat berbohong ya.. dimana marah tentunya pernah dialami setiap individu karena adanya hal tertentu yang tidak sesuai atau tidak sejalan dengan keinginannya,

marah juga bisa terjadi karena merasa tersakiti atau merasa terganggu. Nah sobat, secara umum, itulah yang menyebabkan marah, namun dalam ilmu psikologi, ada hal yang lebih spesifik yang menjadi alasannya, selengkapnya yuk simak dalam artikel berikut, 12 Penyebab Marah Menurut Psikologi.

1. Dampak dari Emosi

Beberapa psikolog mendefinisikan penyebab marah menurut psikologi, emosi yang muncul karena adanya persepsi ketidakadilan, psikolog lain mengatakan penyebab marah menurut psikologi terjadi ketika individu tidak mendapatkan pengakuan (Baca juga mengenai dampak psikologis dari penderita kanker)

dan penerimaan bahwa seharusnya individu pantas untuk mendapatkan suatu hal. walaupun banyak definisi yang diungkapkan para psikolog, setiap individu menyepakati bahwa penyebab marah menurut psikologi adalah perasaan negatif yang membuat ketidaknyamanan bagi yang merasakan.

2. Menyalahkan Orang Lain

Penyebab marah menurut psikologi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yaitu faktor perilaku dan sosial. Semua ini harus didefinisikan dalam konteks keluarga, sosial, dan teman sebaya. Menyalahkan individu lain merupakan salah satu indikator munculnya penyebab marah menurut psikologi. (Baca juga mengenai dampak psikologis dari gegar otak)

3. Tipe Kepribadian Tertentu

Faktor internal yang mempengaruhi penyebab marah menurut psikologi diantaranya adalah tipe kepribadian, kurangnya ketrampilan penyelesaian masalah, ingatan tidak menyenangkan, efek hormon, kecemasan, depresi, permusuhan, tekanan, agitasi, masalah pada sistem saraf. Kehadiran kondisi tidak menyenangkan dapat memperkuat rasa penyebab marah menurut psikologi dan kemampuan untuk mengontrol pribadi. (Baca juga mengenai makna warna hitam dalam simbolisme psikologis)

4. Penyebab dari Sekitar

Sedangkan faktor eksternal meliputi, pengasuhan individu tua yang negatif, situasi dan faktor lingkungan (kemacetan, gonggongan anjing, sura berisik, dan lain sebagainya), efek teman sebaya dan media, status sosial ekonomi, tekanaan sosial. Beberapa emosi negatif dapat berubah menjadi penyebab marah menurut psikologi, terutama rasa tidak aman dan ketakutaan. (Baca juga mengenai mkana hujan dalam psikologi)

5. Merendahkan Pribadi

Rasa rendah pribadi yaitu menilai pribadinya lebih rendah dari yang sebenarnya. Individu ini akan mudah sekali tersinggung karena segala sesuatu dinilai sebagai yang merendahkannya, akibatnya wajar ia mudah terkena penyebab marah menurut psikologi. (Baca juga mengenai pengaruh gadget pada anak)

6. Rasa Sombong

Sombong yaitu menilai pribadinya lebih dari kenyataan yang sebenarnya. Individu yang sombong sangat menuntut banyak pujian bagi pribadinya. Jika yang diharapkan tidak terpenuhi, ia mudah sekali mengalami penyebab marah menurut psikologi.

7. Mementingkan Diri Sendiri

Egoistis atau terlalu mementingkan pribadinya, yang menilai pribadinya lebih penting melebihi kenyataan. Individu yang bersifat demikian akan mudah mengalami penyebab marah menurut psikologi karena selalu terbentur pada pergaulan sosial yang bersifat apatis (masa bodoh), sehingga individu yang egoistis tersebut merasa tidak diperlakukan dengan semestinya dalam pergaulan sosial. Mereka biasanya diselimuti rasa penyebab marah menurut psikologi yang berkepanjangan.

8. Merasa Diperlakukan Tidak Adil

Individu mengalami penyebab marah menurut psikologi kalau individu telah diperlakukan secara tidak adil, disakiti tanpa sebab, atau dicegah untuk mendapatkan sesuatu yang individu harapkan akan individu capai atau peroleh. Perhatikan penekanan pada keadilan, alasan tindakan, dan harapan. Bukanlah semata mata cedera atau rasa sakit yang membuat individu mengalami marah menurut psikologi melainkan pelanggaran terhadap peraturan dan pengharapan.

9. Merasa Terganggu

Perumpamaan untuk salah satu penyebab penyebab marah menurut psikologi yang paling sering terjadi pada orang orang dan individu dewasa adalah ketika ada individu yang mengganggu apa yang ingin individu lakukan. Apabila individu menganggap gangguan marah tersebut disegaja, bukan tidak sengaja atau diminta, jika kelihatannya individu yang menganggu itu memilih menganggu individu, maka penyebab marah menurut psikologi individu mungkin lebih besar.

Ketika ada individu yang mencoba menyakiti individu secara fisik, maka kemungkinan yang keluar adalah penyebab marah menurut psikologi. Jika ada individu yang mencoba menyakiti individu secara psikologis, menyinggung perasaan individu, mencemooh penampilan atau gaya individu kemungkinan juga menimbulkan penyebab marah menurut psikologi.

10. Rasa Kecewa

Kekecewaan terhadap perbuatan individu lain juga dapat menyebabkan individu marah secara psikologi, khususnya apabila individu tersebut adalah individu yang sangat dia pedulikan. Mungkin terkesan aneh bahwa individu bisa menjadi hal yang membuat marah secara psikologi, tetapi individu ini adalah individu yang bisa menyakiti dan mengecewakan individu lain paling berat.

Kecewa dapat menyebabkan depresi yang juga dapat merasa sangat mudah menegluarkan penyebab marah menurut psikologi, gelisah serta menyebabkan perasaan tidak berharga, malu atau merasa bersalah. Gangguan marah sebenarnya bisa mempengaruhi pertumbuhan otak secara normal serta keterampilan sosial dan komunikasi.

11. Perilaku Pikun dan PMS pada Wanita

Dalam dunia kesehatan psikologi disebut dengan alzheimer, penyakit ini merupakan bentuk demesia atau kepikunan yang memengaruhi fungsi otak termasuk perilaku emosional dan kepribadian individu. Hal ini menjadi hal hal atau penyebab marah menurut psikologi. Sindrom pra menstruasi (PMS) pada wanita terjadi karena tidak

seimbangnya hormon seperti estrogen dan progesteron. Wanita menjadi lebih mudah mengalami penyebab marah menurut psikologi tanpa alasan yang jelas. Menurut American College of Obstetrics and Gynecology, mood wanita bisa berubah selama dua minggu terakhir siklus menstruasi atau dua minggu sebelum menstruasi.

12. Gangguan Psikologi Paranoid dan Schizoid

Paranoid, adalah gangguan marah kepribadian yang didasari dengan rasa ketidakpercayaan yang berlebihan terhadap apa pun. Individu yang memiliki gangguan marah dengan kepribadian paranoid, memiliki kecurigaan yang berlebihan, selalu waspada, berpikiran negatif, sangat sensitif terhadap kritikan dan komentar dari individu lain, mudah tersinggung, sehingga mudah marah menurut psikologi, memandang individu lain sebagai penyebab dari masalahnya, dan memiliki hubungan sosial yang buruk.

Sedangkan schizoid, adalah gangguan marah berupa kepribadian yang didasari dengan kurangnya minat sosial, menarik pribadi dari lingkungan, senang sendri, dan tidak memiliki ekspresi emosional (wajah dan ekspresi datar). Individu dengan gangguan marah kepribadian schizoid kurang memiliki minat sosial dengan lingkungannya, namun biasanya mereka mengalihkannya dengan memberikan kasih sayang mereka terhadap hewan. Beberapa dari mereka memiliki hewan peliharaan dan mencurhakan perhatian serta waktunya untuk hewan peliharaannya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, Terima kasih.

You may also like