Sebelumnya, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak yang ditimbulkan dari strict parents ini. Ada baiknya Anda mengetahui dulu mengenai pengertian dan ciri-ciri dari strict parents. Berikut ini silakan disimak pengertian, ciri, dan dampak dari strict parents.
Pengertian Strict Parents
Seperti apa yang telah dijelaskan oleh ahli Psikolog klinis, Diana Baumrind dalam jurnal American Psychological Association mengatakan bahwa dalam sisi psikologi strict parents adalah orang tua yang ketat dan menempatkan standar serta tuntutan yang tinggi kepada anak-anak mereka. Biasanya, orang tua yang memiliki sifat strict parents (orang tua yang ketat) memiliki pola asuh yang otoriter. Menurut mereka yang menggunakan gaya pola asuh strict parents atau otoriter percaya bahwa dengan menerapkan gaya pengasuhan yang seperti itu akan akan membentuk perilaku anak dan menjadikannya orang hebat.
Sebenarnya strict parents ini bisa bersifat otoritatif yang membuat anak menjadi pribadi yang baik sebab orang tua memberikan mereka kasih sayang dan dukungan yang tinggi. Tapi kebanyakan dari dari mereka—para orang tua— yang memiliki gaya pengasuhan strict parents ini lebih condong ke gaya pengasuhan otoriter. Biasanya, strict parents yang otoriter ini memiliki perilaku yang dingin, tidak responsif dan suportif terhadap anak-anaknya, dan peraturan dan pengaturan yang mereka sebagai orang tua buat harus diikuti oleh anak-anaknya. Mereka tidak memberikan anak sebuah kebebasan berpendapat dan tidak menerima penolakan atau sanggahan mengenai keputusan yang telah mereka sebagai orang tua putuskan.
Tapi tahukah Anda bahwa dengan memiliki gaya pengasuhan yang seperti itu akan berdampak buruk pada kesehatan mental anak? Yaa.. walaupun itu tergantung pada keyakinan disiplin orang tua dan daya tanggap mereka terhadap kebutuhan anak-anaknya.
Ciri-ciri Strict Parents
Setelah Anda memahami penjelasan mengenai pengertian strict parents, selanjutnya yang harus Anda pahami adalah tentang bagaimana ciri-ciri dari orang tua yang menggunakan pola asuh yang ketat atau strict parents.
- Terlalu menuntut anak dan banyak aturan. Orang tua yang memiliki sifat strict parents ini biasanya mempunyai aturan yang ketat yang harus selalu diikuti oleh anak-anaknya. Orang tua juga tidak segan-segan untuk menghukum anaknya jika memang tidak mengikuti aturan yang diterapkan olehnya. Mereka terlalu mengatur dan mengekang anak disegala kondisi, baik itu di rumah atau di tempat umum. Terkadang, peraturan yang mereka buat tidak mereka sampaikan pada anak, yang membuat anak tidak mengetahui bahwa ada peraturan seperti itu untuk mereka. Namun, ketika anak berbuat salah karena tidak mengetahui adanya peraturan itu, orang tua akan marah dan menganggap anak tidak mau mengikuti setiap peraturan yang telah dibuat oleh orang tua.
- Kurangnya kasih sayang. Orang tua yang ketat atau strict parents biasanya akan sangat minim menunjukkan kasih sayangnya secara terang-terangan. Mereka biasanya lebih sering bersikap dingin, kasar, dan jauh dari anak-anaknya. Mereka juga jarang sekali memberikan pujian atau dukungan kepada anak-anaknya. Sebaliknya, mereka akan lebih sering berteriak dan mengungkin kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh anak. Dilansir dari Very Well Mind, strict parents lebih mementingkan kedisiplinan dibandingkan kesenangan anak dalam cara pengasuhan mereka. Orang tua juga menganggap bahwa kepatuhan anak pada orang tua nya merupakan sebuah kasih sayang.
- Biasanya orang tua dengan pemikiran strict parents ini tidak memiliki komunikasi yang terbuka terhadap anak-anaknya. Mereka cenderung memutuskan segala sesuatu atau aturan secara sepihak tanpa melibatkan sang anak.
- Orang tua dengan ciri strict parents terkadang dapat kerap mempermalukan anak di tempat umum. Mereka beranggapan bahwa membicarakan kelemahan atau kekurangan anak di tempat umum sama saja dengan memacu dan memberikan dorongan semangat motivasi untuk anak agar lebih baik lagi kedepannya. Alih-alih memberikan rasa percaya diri, hal itu justru malah membuat anak menjadi rendah diri.
- Karena seringnya mengambil keputusan sepihak. Orang tua menjadi tidak mempercayai anak-anak mereka dalam membuat dan mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri. Orang tua tidak percaya dan tidak memberikan anak mereka kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka bisa mengambil keputusan yang baik dan benar dalam langkah hidupnya.
Dampak Strict Parents
Strict parents ini, jika sudah sangat menjurus pada lola pengasuhan yang otoriter ada baiknya Anda sebagai orang tua untuk menghindari gaya pengasuhan ini. Sebab strict parents akan bersampak buruk pada psikis atau kesehatan mental anak. Menurut sebuah penelitian di University of Georgia dalam jurnal Developmental Psychobiology mengatakan bahwa strict parents menyebabkan stres pada anak. Mengutip dari apa yang yang dipublikasikan Michigan State University, banyak orang tua yang menjadi strict parents karena faktor kebangsaan, budaya, atau latar belakang etika mereka. Mereka yang memiliki paham strict parents beranggapan bahwa mendidik anak dengan ketat adalah cara terbaik untuk menjaga anak-anak selalu dalam pengawasan dan pengendalian orang tua.
Adapun, dampak buruk dari strict parents adalah sebagai berikut:
- Tidak bahagia dan depresi
Menurut sebuah studi yang dirilis dalam The Journal of Psychology menyatakan bahwa anak-anak yang diasuh oleh strict parents biasanya cenderung tidak bahagia dan menunjukkan gejala-gejala depresi pada remaja. - Anak merasa terkekang dan merasa tidak memiliki kebebasan hidup sendiri
Masa remaja biasanya adalah masa-masa peralihan dimana anak selalu banyak ingin tahu, mengeksplor segala hal, dan mencoba mencari jati diri dengan banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Jadi, dengan Anda sebagai orang tua terlalu mengekang dan memberikan banyak aturan pada anak Anda, mereka malah akan memberontak sebab merasa bahwa mereka tidak memiliki kebebasan dalam bertindak mengenai kehidupannya sendiri. Hal ini juga lah yang membuat anak merasa tidak bahagia dan stres. - Membuat anak menjadi suka berbohong
Ketika anak mendapat pola pengasuhan strict parents yang terlalu mengekang, sering membentak, dan kurang menunjukkan rasa kasih sayang, dapat membuat akan terkadang merasa takut salah dan berujung untuk memilih menyembunyikan masalahnya kepada orang tua. Hal itu mereka lakukan untuk menghindari hukuman yang akan diberikan oleh orang tua kepada mereka. Jadi, mereka anak memilih berpura-pura baik dan menurut jika sedang berhadapan dengan orang tuanya, dan akan bersikap yang sebaliknya jika sedang berada di luar rumah dan tidak dalam pengawasan orang tuanya. Karena di masa remaja nya ini mereka sudah mulai menyadari bahwa mereka juga memiliki hak kebebasan dalam hidupnya, sehingga pengaturan yang terlalu ketat tidak cocok untuk mendidik mereka. - Menjadikan anak seorang perusak atau pembully
Orang tua yang terlalu keras dalam mendidik anaknya secara tanpa sengaja malah menjadikan anak memiliki sifat tukang bully dan merundung orang lain. Anak-anak akan belajar dan mengikuti contoh yang diberikan orang tua kepada mereka, dan untuk orang tua yang selalu menghukum anak-anak nya dengan kekerasa akan menimbulkan anak tersebut melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Hal ini dijelaskan oleh sebuah penelitian yang dimuat dalam American Psychological Association yang mengungkapkan bahwa pola asuh otoriter dapat membuat anak menjadi tukang bully atau berteman dengan orang-orang yang suka membully. - Membuat anak menjadi tidak percaya diri
Dikutip dari sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Adolescence, remaja perempuan yang dididik oleh orang tua dengan pola pengasuhan otoriter tidak mampu membuat keputusan sendiri saat diberikan kesempatan. Hal ini terjadi karena mereka yang kurang percaya diri. Memiliki orang tua dengan gaya strict parents membuat mereka terbiasa didikte. Mereka merasa tidak percaya diri dalam mengambil keputusan sebab dirasa takut salah dan berakhir mendapat hukuman dari orang tuanya. Sebuah penelitian dari University of Georgia menemukan bahwa anak-anak yang orang tuanya tegas lebih cenderung bertingkah. Mereka juga kurang mampu untuk mengatur diri sendiri dan megecahkan masalah begitu mereka dewasa. Orang tua yang terlalu mengatur bahkan ketika anak-anaknya menginjak masa remaja akan membuat mereka tidak bisa mengatur perilakunya sendiri karena belum pernah belajar hal itu dari orang tuanya. Yang membuat mereka tidak memiliki keterampilan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
Dengan demikian, itulah tadi penjelasan mengenai pengertian, ciri-ciri, dan dampak buruk strict parents bagi anak-anak terutama yang sedang berada dalam fase remaja. Terutama bagi para orang tua yang memilih cara mendidik yang ketat dan otoriter, malah akan berdampak buruk bagi masa perkembangan anak-anaknya. Semoga penjelasan diatas dapat menambah informasi dan wawasan Anda untuk bagaimana caranya mendidik anak yang baik agar terhindar dari strict parents atau pola pengasuhan yang salah, dan bijaklah dalam memilih pola pengasuhan yang tepat bagi anak yang dalam masa remaja nya sedang semangat-semangatnya mencari jadi diri dan kebebasan dalam hidup.