Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Klinis » 17 Pengaruh Psikologis Pada Ibu Hamil

17 Pengaruh Psikologis Pada Ibu Hamil

by Tiffany

Kehamilan merupakan hal yang paling rentan, tidak hanya fisik tapi juga mentalnya. Makanya mengapa kehamilan sangat penting dan juga diutamakan. Masa kehamilan membutuhkan perhatian dan juga kasih sayang yang tinggi, harus menghindar dari stress dan sejenisnya. Menjadi ibu hamil tidaklah mudah, banyak masalah yang harus dihadapi baik dari diri sendiri maupun dari luar. Terkadang masih banyak orang yang tidak mengerti dan tidak mau tahu mengenai kesulitan saat hamil.

Terutama ketika memasuki masa kehamilan yang akan menyebabkan adanya perubahan fisik maupun psikologis. Dengan adanya perubahan ini baik sang ibu maupun sang ayah baru harus bisa mengenalinya dan membedakannya. Hal yang paling utama yakni adanya perubahan pada ibu hamil yang seringkali menyebabkan orang sekitarnya keteran. Berikut ini ada 17 dampak atau pengaruh yang akan dirasakan ibu saat hamil, apa saja ?

1. Ambivalen

Pertama yang akan terjadi pada ibu hamil yaitu Ambivalen. Dimana ambivalen merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan suatu konflik atau permasalahan perasaan yang dirasakan oleh ibu hamil. Umumnya seperti cinta dan benci yang batasannya sangat tipis dalam perasaan manusia, beberapa ibu hamil seringkali mengalami ambivalen ini. Uniknya, hampir setiap wanita hamil memiliki sedikit rasa ambivalen dalam dirinya selama masa kehamilan. Misalnya saja membenci makanan A menjadikan ibu hamil tiba-tiba menyukai makanan A tersebut dan hal lainnya.

2. Perubahan Seksual

Selanjutnya adalah perubahan psikologis dari sisi seksualnya. Banyak wanita yang mengalami penurunan gairah seksual dari awal semester atau 3 bulan pertama. Bukan tanpa sebab selain karena anjurannya tidak diperbolehkan untuk melakukan seks kasar ibu yang baru hamil juga merasa khawatir akan bayi atau janinnya yang baru dikandungnya. Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain., tidak berarti semua wanita hamil memiliki perubahan seksual menurun.

Beberapa justru naik dan memuncak. Namun ibu hamil harus bisa menahan karena janinnya yang masih rentan dan bahaya akan keguguran. tentu anda tahu kan bahwa bayi yang masih belum terbentuk sempurna sangat mudah gugur menjadi darah, dan hal tersebut berbahaya. Adanya penurunan libido dan jikapun terjadi harus dikomunikasikan agar tidak terjadi hal seperti salah paham dengan pasangan anda.

3. Fokus pada Diri Sendiri

Beberapa ibu hamil sangat senang ketika mendapatkan kehamilan, namun kesenangan ini seringkali disalahgunakan. Dimana ketika awal kehamilan beberapa ibu terlalu berfokus untuk dirinya sendiri dan bukan pada janin. Ibu merasa bahwa janin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri ibu, namun meskipun maksudnya baik tentu anda dan janin merupakan dua bagian yang terpisah.

Terkadang karena memikirkan diri sendiri sang ibu menginginkan makanan pedas, maka akan sembarangan memakan makanan pedas. Padahal janin mendapatkan makanan dari sang ibu dan tentu janin akan merasa panas. Kondisi seperti ini tentu menuntut ibu hamil untuk bisa menghentikan rutinitas dan juga melepaskan beban agar tidak merasa tertekan dan membatasi beberapa keinginan dengan mengingat kondisi sang ibu.

4. Stress

Merasa stress atau tertekan bisa saja terjadi pada ibu hamil, terutama mereka yang sedang melewati trimester pertama. Hal ini bisa jadi memberikan dampak yang baik atau buruk. Karena stress cukup mempengaruhi aktifitas kegiatan dan juga  bersifat intrinsic dan ekstrinsik. Stress intrinsic berhubungan dengan tujuan pribadi ibu, dimana dia berusaha untuk membuat sesempurna mungkin kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya, dan ini banyak terjadi pada ibu hamil masa sekarang. Stress ekstrinsik timbul karena factor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi. Berikut ini terdapat Cara Mengatasi Stres Berat juga Cara Mengatasi Stres dan Depresi.

5. Sering melamun

Beberapa ibu hamil seringkali mengalami hal seperti istirahat terlalu lama karena tubuhnya lelah dan juga kegiatan yang sudah tidak banyak bisa dilakukan. Namun karena hal ini menjadikan ibu hamil tidak memiliki kegiatan dan mengerjakan apapun. Sehingga seringkali melamun dan juga menjadikan ibu hamil memiliki banyak waktu. Informasi buruknya, melamun sangat tidak baik untuk janin maupun psikologis sang ibu.

6. Sensitif

Ibu hamil seringkali merasa sensitif dan juga merasa bahwa apa yang dilakukan orang menyinggung. Padahal banyak orang yang tidak bermaksud begitu. Sifat sensitif ini bukan hanya mempengaruhi banyak orang namun juga mood ibu tersebut.  Namun tidak separah mereka yang mengalami Gangguan Mood Dalam Psikologi atau mereka yang Kepribadian Sanguinis.

7. Bahagia

Kehamilan merupakan hal yang paling ditunggu oleh banyak ibu, terutama jika itu kehamilan pertama sehingga tak ada salahnya jika sang ibu akan selalu merasa bahagia. Apalagi jika mereka yang sudah menantikan kehamilan anak sejak lama atau mengalami (kosong) kehamilan sejak lama. Maka pengaruh psikologis yang akan dirasakan sang ibu akan selalu bahagia, meskipun beberapa hal mungkin cukup menyakitkan dan merepotkan. Misalnya sakit pada perut, kelelahan, mual dan sebagainya. Namun perasaan bahagia yang lebih utama dan tidak mengganggu apapun.

Baca juga : Cara Membahagiakan Diri Sendiri

8. Sering merasa khawatir

Ibu hamil seringkali mendapatkan bayangan akan hal buruk kehamilannya, sehingga sangat alamiah bila seorang ibu hamil mengkhawatirkan segala hal yang ada, bahkan kegiatan normal seperti minum, duduk, berdiri dan sebagainya. Bagi mereka jangan sampai apa yang dilakukan menyebabkan kesalahan dan menjadikan kehamilannya bermasalah apalagi sampai kehilangan janin dan lainnya. Namun jangan takut jika ibu hamil mengalami kekhawatiran, dimana sangat normal ketika ibu mengkhawatirkan sang buah hati dengan baik.

9. Ketakutan berlebih

Ketakutan berlebih bisa menjadi hal yang paling sering dialami oleh ibu hamil. Terkadang, ibu mengalami beberapa hal yang tidak tahu alasannya apa. Namun tiba-tiba seperti mengalami mengalami gejala serangan panik tertentu, seperti jantung berdebar kencang, pusing, gemetar, dada terasa nyeri, maupun sulit bernapas. Ketakutan berlebih ini akan menjadi masalah jika benar-benar mengganggu kegiatan dan juga mengganggu pandangan ibu akan kehamilan. Selain mengganggu takutnya itu berkembang menjadi baby blues,atau Ciri-Ciri Depresi Terselubung.

10. Melakukan hal yang tidak disukai

Hampir sama seperti yang ambivalen tadi, ibu hamil seringkali memiliki perasaan seperti halnya melakukan hal A yang jelas tidak ia sukai ketika tidak hamil namun berubah ketika hamil. Atau paling sering terjadi adalah makanan dimana ia sangat membencinya namun ketika hamil berkebalikan menjadi suka atau favorit.

11. Apapun serba salah

Banyak ibu hamil kewalahan dengan pengaruh psikologis yang satu ini. Mereka tidak tahu apa yang salah atau tidak tahu apa yang buruk, namun dalam berbagai kegiatan, masakan dan juga penampilan rasanya apapun serba salah. Jika sudah seperti ini sang suami harus bisa sabar dan memberikan pengertian besar. Mengingat itu terjadi bukan karena keinginan melainkan hormon dari sang ibu.

12. Mimpi buruk

Ketika hamil sang ibu seringkali merasakan hal yang mungkin terlihat berlebihan namun psikologis mereka memang sedang rapuh tanpa keinginan. Maksudnya mereka merasakan tersebut bukan karena ibu hamil ingin namun mereka memang karena hormon. contoh kecilnya adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan kemudian sang ibu tidak mungkin berhenti bekerja atau menghentikan aktifitas, namun di sisi lain ia mengkhawatirkan dapat membahayakan janin.

Bisa jadi rasa khawatirnya itu terbawa kedalam mimpi dan menjadi ketakutan tersendiri. Mimpi yang muncul saat tidur, bukan tak mungkin merupakan representasi dari kekhawatiran dan ketakutan tersebut, atau bahkan muncul sebagai mimpi buruk. Memimpikan ketakutan memang hal yang wajar, dimana setiap manusia memang mendapatkan atau mengalami hal tersebut.

13. Sebal pada suami

Kondisi lucu namun menyedihkan ini sebenarnya tidak terjadi pada semua ibu hamil, hanya beberapa saja. Namun, jika ibu mengalami perubahan perasaan terhadap suami, bisa jadi alasan utamanya adalah adanya perubahan emosi yang bergejolak dan berdampak pada orang lain, dan yang paling dekat adalah suami. Perlu diingat ayah harus bisa menjadi suami yang sigap meskipun mereka seringkali membenci anda.

Terkadang mereka hanya merasa  kurang percaya diri ibu karena perubahan fisik yang dialami, sehingga muncul keraguan apakah suami masih tertarik padanya dan berbuah rasa marah atau kesal. Implementasi dari perubahan dan gejolak emosi ini bisa beragam dan salah satunya adalah benci.

14. Ngidam

Sampai sekarang beluma da penelitian yang bisa menjelaskan kenapa bisa terjadi ngidam. Dimana beberapa penjelasan yang coba diberikan adalah terjadinya perubahan hormon dalam tubuh. Meskipun anehnya terkadang terjadi juga pada sang ayah yang tidak ikut hamil. Mungkin ini lucu,namun jika sudah ngidam yang aneh akan sulit memenuhinya. Ngidam sering disebut sebagai cara seorang ibu membciarakan perasaan yang kepada anak dan tentu suaminya dengan cara yang unik.

15. Ragu-ragu

Ragu biasanya terjadi pada ibu yang mengalami kehamilan pertama. Ragu apakah benar ada janin atau tidak, ragu sudah layak menjadi ibu atau sebagainya. Hal ini wajar mengingat janin merupakan calon manusia lain yang memiliki nyawa sehingga mereka mungkin merasa takut, dan juga ragu namun disisi lain bahagia.

16. Merasa Bersalah

Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester kedua ibu akan merasakan perut membuncit, masa menyakitkan seperti mual hilang dan sebagainya sehingga ibu bisa menganalisa dan berpikir apakah kebutuhannya sudah cukup, apakah ia sudah memberikan yang terbaik dan apakah janin cukup berkembang dengan baik. Seringkali jika tidak sesuai, terutama kesehatan membuat sang ibu bingung dan merasa bersalah.

  1. Tidak Nyaman dan Merasa Jelek

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, dan bidan.

Demikian penjelasan terkait apa saja pengaruh psikologis pada ibu hami y ang sering dirasakan baik secara sadar ataupun tidak sadar. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu orang sekitar dan orang terdekat untuk bisa memahmai kondisi psikis daripada ibu hamil.

You may also like