Home » Gangguan Psikologi » 12 Pengaruh LGBT dalam Psikologi

12 Pengaruh LGBT dalam Psikologi

by Arby Suharyanto

Perilaku menyimpang LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) merupakan masalah besar yang sangat mengkhawatirkan banyak umat manusia secara psikologi. Ajaran agama dan norma sosial pun banyak melarang dengan tegas perilaku menyimpang ini karena tidak sesuai dengan fitrah manusia.

Dalam kehidupan sehari hari, mungkin tidak bisa disalahkan bagi orang yang menganut perilaku tersebut, sebab merupakan perilaku psikologis yang kadang berasal dari hatinya dan secara nurani ia tak bisa menolak, ada juga yang terjadi karena faktor lingkungan dan pengalaman dalam hidupnya,

sesungguhnya orang yang melakukan perilaku menyimpang tersebut perlu untuk mendapat perilaku psikologi secara khusus agar mengembalikannya dalam keadaan normal layaknya manusia pada umumnya. Nah sobat, perilaku tersebut memang memberikan pengaruh secara psikologi, yakni sebagai berikut, 12 Pengaruh LGBT dalam Psikologi.

1. Mengubah Jalan pikiran

Pengendali kehidupan orang yang menganut pengaruh LGBT dalam psikologi di dunia ini adalah otaknya. Jika hendak mempengaruhi dan mengubah seseorang maka serang pikirannya. Pikiran yang telah dibius oleh informasi tertentu selama beberapa waktu dan terus menerus akan mempengaruhi sikap secara perlahan tapi pasti.

Bisa dikatakan bahwa kaum yang mengikuti pengaruh LGBT dalam psikologi adalah mereka yang pikirannya kosong (bodoh, tidak ada kerjaan dan atheis) yang terus menerus terpapar oleh informasi yang salah selama beberapa waktu (menahun). (Baca juga mengenai pengertian LGBT menurut para ahli)

2. Tidak Peduli akan Dosa atau Norma

Ada beberapa orang yang sifatnya tomboy dan ada lelaki juga agak kebanci bancian. Sebenarnya hal ini bukanlah masalah besar melainkan ini hanya soal gaya hidup saja. Akan tetapi ketika seorang perempuan yang tomboy dan lelaki yang ada bencong bencongnya mengisi pikirannya dengan membaca tulisan, gambar,

video dan karya karya lainnya yang khas dengan pengaruh LGBT dalam psikologi maka kisah hidup mereka kelak akan terjerumus pada dosa dosa yang tragis dan mereka tidak mempedulikannya karena hanya menginginkan kebahagiaan secara psikologis. (Baca juga mengenai jenis gangguan perilaku seksual pada remaja)

3. Ingin Mendapat Pengakuan

Orang yang menganut pengaruh LGBT dalam psikologi yang gila pujian cenderung bisa diseret oleh orang lain untuk menjadi sesuatu. Ia ingin agar tindakan LGBTnya tersebut diakui dan diperbolehkan serta tidak dipandang buruk sehingga ia memiliki ketenangan dalam psikologi ketika melakukannya tidak takut akan cacian orang dsb, namun tentunya hal itu akan menjadi sulit kecuali di negara negara tertentu yang memang sudah memperbolehkannya. (Baca juga mengenai gangguan seksual dalam psikologi)

4. Merasa Tertekan dengan Agama dan Norma Sosial

Jaman sekarang, semakin minim negara yang merestui pernikahan pengaruh LGBT dalam psikologi. Hanya negara tertentu yang masih mengizinkan pernikahan sejenis. bagaimana nasib hubungan pasangan pengaruh LGBT dalam psikologi ini kedepannya bila dua organisasi terbesar di dunia tidak mendukungnya? tentu secara psikologi mereka akan merasa tertekan dan depresi. (Baca juga mengenai jenis jenis cinta dalam psikologi)

5. Sering Berganti Pasangan

Hubungan antara dua orang yang menganut pengaruh LGBT dalam psikologi yang dari awalnya tidak sah maka kedepannya pun akan berjalan terpontang panting (pincang) sebab ada beberapa pihak yang tidak merestuinya termasuk lembaga pemerintah dan lembaga keagamaan.

Kedepannya pun nasib dua pasangan pengaruh LGBT dalam psikologi ini akan menjadi sangat tidak jelas sehingga tujuan hidupnya pun tidak jelas bahkan rasanya tidak ada lagi arti hidup ini sehingga cenderung gonta ganti pasangan demi berburu hawa nafsu sesaat. konsep seksualitas dalam kajian psikologi)

6. Tidak Mengikuti Aturan Agama

Pengaruh LGBT dalam psikologi berikutnya saat orang yang menganut pengaruh LGBT dalam psikologi memilih untuk menjadi seorang “penyuka sesama jenis” adalah tidak diakui oleh agama manapun khususnya di Indonesia. Tidak mungkin memaksakan diri untuk berkeyakinan jika para petinggi disana saja melarang pengikutnya untuk menjadi pengaruh LGBT dalam psikologi. Akhirnya, penolakan semacam ini akan menggiring untuk menjadi seseorang yang tidak lagi percaya dengan keberadaan Tuhan atau agama lalu menjadi seorang atheis.

7. Memiliki Hati yang Kosong

Biasanya mereka yang terkena pengaruh LGBT dalam psikologi tidak memiliki Tuhan di dalam hati juga tidak memiliki prinsip hidup karena pikirannya sering bahkan selalu dalam keadaan kosong. Inilah juga yang mendorong otaknya mudah dihasut oleh orang lain (orang lain, iklan, televisi dan lainnya) dan pikiran cenderung melayang- layang kemana-mana. Sadar ataupun tidak hal hal semacam inilah yang membuat seseorang yang menganut pengaruh LGBT dalam psikologi cenderung mudah depresi.

8. Tertekan dengan Respon Keluarga

Patut diketahui bahwa beberapa kaum keluarga dan orang tua tidak menyukai perilaku seks yang menyimpang semacam pengaruh LGBT dalam psikologi ini. Walau ada yang merasa tidak masalah namun kemungkinan untuk ditolak sangat besar.

9. Minim Dukungan

Akan muncullah masalah baru dimana penganut pengaruh LGBT dalam psikologi membutuhkan dukungan namun tidak ada kaum keluarga dan orang tua yang datang sehingga Mulai dari sini penganut pengaruh LGBT dalam psikologi menyadari bahwa jalan yang dipilih selama ini telah merusak kehidupan.

10. Memiliki Sedikit Teman

Beberapa orang yang awalnya belum kenal akan tetap ramah di sisi penganut pengaruh LGBT dalam psikologi. Akan tetapi setelah mereka mengetahui kedok sebenarnya maka mulailah menjaga jarak dengan penganut pengaruh LGBT dalam psikologi. Status sebagai pemilik orientasi seksual yang kacau balau akan membuat hidup berantakan. Semua ini telah menjauhkan dari pergaulan sehari hari.

11. Sulit Adaptasi atau Diterima dalam Pekerjaan

Ada juga beberapa tempat kerja yang tidak menyukai kaum pengaruh LGBT dalam psikologi ini, bahkan saat melamar kerja saja maka orientasi seksualnya segera ditanyakan baik secara langsung (wawancara) maupun secara tidak langsung.

12. Rentan Stres

Ini merupakan akibat dari penolakan yang semakin luar biasa terhadap pengaruh LGBT dalam psikologi. Tanpa disadari, tekanan yang datangnya bertubi tubi dari luar telah meluluh lantakkan suasana hati. Jika penganut pengaruh LGBT dalam psikologi terus merenungi dan meratapi rasa sakit itu sehingga stres tidak akan pernah menjauh. Ini akan semakin diperparah jikalau hati belum benar benar siap menerima buruknya situasi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga kita semua jauh dari perilaku menyimpang yang tidak wajar tersebut ya sobat, sebab hanya merusak diri sendiri dan masa depan. Tentu jauh lebih indah hidup normal sesuai agama yang kita anut dan sesuai dengan norma sosial. Oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya, Terima kasih.

You may also like