Beberapa anak memiliki resiko mengalami gangguan dalam belajar terutama berpotensi memiliki beberapa belajar dalam psikologi pendidikan. Salah satu jenis kesulitan belajar dalam ilmu psikologi yang berkaitan dengan pendidikan adalah disgrafia atau kesulitas untuk menulis. Anak dengan kondisi disgrafia tentu akan mengalami masalah terhadap kemampuannya dalam menulis sebagai salah satu dasar yang harus dimiliki.
Kondisi anak yang mengalami gangguan disgrafia dalam belajarnya memiliki ciri ciri tertentu yang dapat dikenali. Beberapa ciri dan karakteristik anak disgrafia tersebut diantaranya seperti seorang anak yang sering tidak konsisen ketika menulis baik bentuk maupun ukurannya yang tidak beraturan, sering mencampur pemakaian huruf kecil dan huruf besar,kemampuan memegang alat tulis yang kurang baik, dan lainnya. Untuk mengatasi kondisi tersebut, berikut penjelasan beberapa cara dalam metode pembelajaran anak disgrafia di bawah ini.
- Metode pra menulis
Strategi atau cara pertama yang dapat dilakukan untuk secara efektif memberikan pembelajaran pada anak dengan kondisi disgrafia adalah dengan metode pra menulis. Metode ini dilakukan dengan cara melatih anak untuk memulai mengenal alat alat tulis dengan baik. Beberapa bentuk latihan tersebut seperti melatih untuk memegang pensil atau bulpoin dengan benar, mengatur posisi duduk dan jarak mata dengan buku. Gunakan pensil grip atau pensil segitiga dan mulailah melatih anak untuk mencoret coret secara bebas.
- Metode menjiplak huruf
Metode selanjutnya yang dapat dilakukan untuk membantu mengajarkan anak disgrafia sebagai salah satu jenis gangguan belajar pada anak memiliki kemampuan menulis yang cukup baik adalah dengan menjiplak huruf. Metode ini dilakukan dengan cara menjiplak atau menulis diatas bentuk huruf yang sudah disediakan secara terus menerus untuk membantu anak memiliki kebiasaan yang baik dalam menulis setiap huruf. Sebelum menjiplak huruf, anak dapat diajarkan untuk membuat garis dan bangun bangun datar terlebih dahulu.
- Metode menulis huruf balok
Metode pembelajaran untuk anak disgrafia selanjutnya adalah metode menulis huruf balok. Penulisan dengan huruf balok ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas pada anak. Metode ini dilakukan dengan cara pertama tama menyebutkan huruf pada anak sambi menunjukan gambar cara cara menulisnya. Anak kemudian diberi lembar yang berisikan huruf untuk ditulis ulang atau dijiplak yang secara beurutan ketebalan dari huruf yang harus dijiplak dikurangi lalu berubah menjadi titik titik.
- Metode menulis bersambung
Metode terakhir yang juga dapat dilakukan untuk pembelajaran anak disgrafia adalah metode menulis bersambung. Metode ini dilakukan dengan cara setiap kata ditulis dalam huruf balok lalu huruf balok tersebut dihubungkan dengan garis menggunakan pensil warna, lalu anak mencoba menelusuri huruf utama dan garis sambungnya. Jika anak sudah terbiasa maka anjarkan untk menulis bersambung yang sebenarnya atau yang biasanya dilakukan secara normal. Melalui penulisan bersambung ini anak akan terbiasan menulis kata demi kata untuk membentuk sebuah kalimat.
Itulah beberapa metode pembelajaran untuk anak disgrafia yang perlu diperhatikan dengan baik dan benar. Dalam setiap metode yang ada harus dilakukan secara perlahan dan terus menerus agar anak terbiasa dalam menulis huruf dan kata untuk membentuk sebuah kalimat dengan jelas. Mengetahui anak memiliki kondisi disgrafia sebagai salah satu kesulitan belajar dalam psikologi pendidikan akan lebih mudah mengatasinya.