Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 7 Karakteristik Anak Disgrafia Yang Perlu Diperhatikan

7 Karakteristik Anak Disgrafia Yang Perlu Diperhatikan

by Agil Antono

Perkembangan setiap anak tentu berbeda dengan anak lainnya, namun secara umum harusnya kemampuan motorik maupun sensoriknya dapat dilihat apakah normal atau tidak. Ada beberapa anak yang memiliki masalah dalam belajar sehingga mengalami kondisi kesulitan tertentu. Dalam ilmu psikologi pendidikan, ada beberapa jenis kesulitan belajar yang berbeda beda tergantung dari kondisi yang dialami oleh anak tersebut.

Salah satu bentuk kesulitan belajar pada anak disebut sebagai disgrafia. Secara definisi, disgrafia adalah kondisi dimana seorang anak memiliki keterbatasan dan ketidakmampuan dalam menulis. Ketidakmampuan untuk menulis tersebut disebabkan oleh karena kelainan bahasa akibat gangguan motorik pada otak anak. Anak dengan digrafia dapat dikenali melalui karakteristik yang dibangunnya. Berikut ini beberapa karakteristik anak disgrafia yang perlu dipahami dengan baik.

  1. Lambat dalam pelajaran menulis

Karakteristik anak dengan kondisi disgrafia sebagai salah satu jenis gangguan belajar pada anak yang pertama adalah seringnya anak memiliki masalah terhadap aktivitas menulis namun komunikasi secara verbalnya sangat lancar dan baik. Anak dengan disgrafia akan sangat sulit mengikuti pembelajaran menulis dan merangkai kata.

  1. Sulit merangkai dan mengeja kata

Sulit dalam merangkai dan mengeja kata merupakan bentuk karakteristik anak disgrafia sebagai salah satu hambatan psikologi dalam belajar lainnya yang dapat dengan mudah dikenali ketika sedang mendapatkan tugas untuk menulis. Kesulitan mengeja tersebut berbanding terbalik dengan kemampuannya untuk berbicara. Anak disgrafia lebih mudah mengeja dengan berbicara dibandingkan menulisnya.

  1. Menulis dengan lambat

Karakteristik lain yang juga dimiliki oleh anak anak dengan kondisi ketidakmampuan untuk menulis adalah lambatnya mereka dalam menulis hanya beberapa kalimat saja. Kondisi lambat dalam menulis ini kerapkali menjadi keadaan yang tidak baik ketika anak mengikuti ujian yang mengharuskannya menjawab pertanyaan dengan cara menjabarkan jawabannya sendiri dalam tulisan.

  1. Sering mengulang kalimat yang sama

Kondisi anak disgrafia juga kerap kai mengulang kalimat dan perkataan yang sama dalam tulisannya. Selain itu, ketidaktauan akan tanda baca dan struktur kalimat juga akan terlihat dengan jelas pada anak dengan kondisi gangguan disgrafia tersebut. 

  1. Sulit memahami pertanyaan

Anak anak dengan kondisi disgrafia memang harus mendapatkan cara belajar yang khusus agar perkembangan kecerdasannya tetap terjaga. Salah satu karakteristik yang dapat ditujukan oleh anak dengan disgrafia adalah kesulitan memahami pertanyaan dengan baik sehingga jawaban yang diberikan tidak sesuai pertanyaannya.

  1. Sering typo saat menulis

Typo atau menulis secara tidak lengkap dalam satu kata sehingga ada satu atau beberapa hurup yang salah posisi maupun tidak ada merupakan kebiasaan dalam menulis. Namun untuk anak dengan kondisi disgrafia kerapkali melakukan typo terlalu sering dalam tulisannya.

  1. Sering berbicara sendiri saat menulis

Kondisi lain yang kerap kali terjadi pada anak disgrafia sebagai bagian dari karakteristiknya adalah sering berbicara sendiri saat menulis untuk membantunya menghasilkan tulisan yang benar.  Selain sering berbicara saat menulis, biasanya anak disgrafia juga akan sangat serius dalam memperhatikan tangannya ketika menulis.

Itulah beberapa karakteristik anak disgrafia yang perlu dipahami dengan baik dan benar. Melalui pemahaman karakteristik yang ada dari kondisi gangguan belajar pada anak tersebut maka dapat dilakukan upaya yang benar untuk mengatasinya melalui peran psikologi dalam mengatasi kesulitan belajar

You may also like