Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 6 Jenis Gangguan Belajar pada Anak

6 Jenis Gangguan Belajar pada Anak

by Arby Suharyanto

Jenis gangguan belajar pada anak belajar kerap kali dijumpai pada anak anak.  jenis gangguan belajar pada anak ini bisa timbul di sekolah maupun di luar sekolah. Anak yang mengalami jenis gangguan belajar pada anak belajar biasanya akan mengalami jenis gangguan belajar pada anak tentang pemusatan perhatian (konsentrasi), jenis gangguan belajar pada anak tentang daya ingat,

jenis gangguan belajar pada hal membaca, menulis, berhitung dsb. Yang perlu diingat, bahwa anak anak yang mengalami jenis gangguan belajar pada anak bukanlah mengidap suatu penyakit, tetapi anak hanya mengalami  jenis gangguan belajar pada anak pada proses pembelajarannya dan bisa disembuhkan dengan terapi psikologis, berikut selengkapnya mengenai Jenis Gangguan Belajar pada Anak.

1. Gangguan Membaca (Disleksia)

Anak disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai anak yang susah membaca. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan anak untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah (Baca juga mengenai jenis gangguan abnormalitas pada anak)

yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan anak disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa anak tidak dapat menjawab pertanyaan uraian panjang lebar. Contoh contoh tanda tanda disleksia yang mungkin dapat dikenali oleh orang tua atau guru : (Baca juga mengenai jensi emosi pada anak usia dini)

  • Kurang mampu mengenali huruf atau mengejanya
  • Kurang mampu membuat pekerjaan tertulis secara terstruktur misalnya essay
  • Huruf tertukar tukar, misal ’b’ tertukar ’d’, ’p’ tertukar ’q’, ’m’ tertukar ’w’, ’s’ tertukar ’z’
  • Membaca lambat lambat dan terputus putus dan tidak tepat
  • Daya ingat jangka pendek yang buruk (Baca juga mengenai cara mengatasi rasa takut pada anak)
  • Kurang mampu memahami kalimat yang dibaca ataupun yang didengar
  • Tulisan tangan yang buruk
  • Mengalami kurang mampu mempelajari tulisan sambung
  • Ketika mendengarkan sesuatu, rentang perhatiannya pendek
  • Kurang mampu dalam mengingat kata kata
  • Kurang mampu dalam diskriminasi visual
  • Kurang mampu dalam persepsi spatial (Baca juga mengenai contoh egosentrisme pada anak)
  • Kurang mampu mengingat nama nama
  • Kurang mampu atau lambat mengerjakan PR
  • Kurang mampu memahami konsep waktu
  • Kurang mampu membedakan huruf vokal dengan konsonan
  • Kebingungan atas konsep alfabet dan simbol
  • Kurang mampu mengingat rutinitas aktivitas sehari hari
  • Kurang mampu membedakan kanan kiri (Baca juga mengenai contoh modifikasi perilaku anak tunalaras)

2. Gangguan Menulis (Disgrafia)

Anak disgrafia tidak bisa menyusun huruf dan kata dengan baik. Anak sulit mengkoordinasikan motorik halusnya (tangan) untuk menulis. Gejala ini mulai tampak ketika anak mulai belajar menulis. Anak disgrafia memiliki intelegensia normal, bahkan ada yang diatas rata rata. Ia tidak mengalami jenis gangguan belajar pada anak motorik maupun visual, ia hanya mengalami kurang mampu untuk menulis. Contoh contoh tanda tanda yang bisa dikenali dari anak disgrafia yaitu :

  • Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya
  • Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur
  • Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional
  • Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan
  • Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas
  • Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis
  • Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan proporsional
  • Tetap mengalami kurang mampu meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang sudah

3. Gangguan Berhitung (Diskalkulia)

Diskalkulia yaitu jenis gangguan belajar pada anak belajar yang berkaitan dengan kemampuan berhitung atau aritmatik. Anak anak diskalkulia kurang mampu untuk menyelesaikan soal soal matematika dan sulit menangkap konsep dasar aritmatik. Soal soal yang diberikan sesuai dengan kemampuan usianya, namun sulit untuk dipecahkan oleh anak diskalkulia. Diskalkulia dikenal juga dengan istilah “math difficulty.” Tanda tanda anak diskalkulia yaitu :

  • Sulit menentukan arah ke kiri atau ke kanan
  • Sulit membaca jam, menghitung uang kembalian atau uang yang harus dibayarkan saat belanja. Dampaknya anak tersebut jadi takut melakukan kegiatan apapun yang harus melibatkan uang
  • Sulit melakukan proses proses matematis, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali, dan sulit memahami konsep hitungan angka atau urutan
  • Terkadang mengalami disorientasi, seperti disorientasi waktu dan arah. Si anak biasanya bingung saat ditanya jam berapa sekarang. Ia juga tidak mampu membaca dan memahami peta atau petunjuk arah
  • Mengalami hambatan dalam mempelajari musik, terutama karena sulit memahami notasi, urutan nada, dan sebagainya
  • Bisa juga mengalami kurang mampu dalam aktivitas olahraga karena bingung mengikuti aturan main yang berhubungan sistem skor
  • Sulit membedakan tanda tanda: +,  , x, :, >, <, =
  • Sering salah membedakan angka 9 dengan 6, 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya
  • Sulit membedakan bangun bangun geometri (bangun ruang)

4. Gangguan Pendengaran dan Proses Visual (Auditory and Visual Processing Disorders)

Yaitu jenis gangguan belajar pada anak belajar yang melibatkan jenis gangguan belajar pada anak sensorik. Meskipun anak tersebut mungkin dapat melihat dan atau mendengar secara normal, jenis gangguan belajar pada anak ini menyulitkan anak dari apa yang anak lihat dan dengar. Anak akan sering memiliki kurang mampu dalam pemahaman bahasa, baik tertulis atau auditori (atau keduanya).

5. Ketidakmampuan Belajar Nonverbal (Nonverbal Learning Disabilities)

Yaitu jenis gangguan belajar pada anak belajar dalam  jenis gangguan belajar pada anak dengan visual spasial, motorik, dan keterampilan organisasi. Umumnya anak mengalami kurang mampu dalam memahami komunikasi nonverbal dan interaksi, yang dapat mengakibatkan  jenis gangguan belajar pada anak yang berhubungan dengan sosial.

6. Gangguan Bahasa Spesifik (Specific Language Impairment (SLI))

Yaitu jenis gangguan belajar pada anak perkembangan yang mempengaruhi penguasaan bahasa dan penggunaan bahasa.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan untuk lebih memperhatikan kemampuan dan perkembangan anak anak di sekitar kita agar memiliki perkembangan yang baik dan masa depan yang cerah. Jika anak di sekitar sobat mengalaminya tentu jauh lebih baik untuk segera diambil tindakan dengan konsultasi pada dokter anak atau psikolog, Oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like