Home » Ilmu Psikologi » 12 Manfaat Estetika dalam Psikologi

12 Manfaat Estetika dalam Psikologi

by Arby Suharyanto

Ilmu psikologi adalah ilmu fisik atau ilmu jiwa. Ilmu psikologi membahas tentang jiwa sedangkan ilmu estetika adalah hasil perilaku dari jiwa tersebut. Ilmu psikologi memiliki beberapa macam seperti ilmu psikologi pendidikan, ilmu psikologi dewasa, ilmu psikologi belajar , ilmu psikologi anak, ilmu psikologi remaja, ilmu psikologi perkembangan dsb.

Kondisi ilmu psikologis untuk belajar memahami peran aspek ilmu psikologi dalam proses penciptaan karya ilmu estetika, serta membuka kreativitas pribadi , dan belajar mempresentasikan karya pribadi secara lebih ekspresif dan produktif serta didasari konsep keindahan. Sebab itu, apa yang ada atau yang diciptakan dalam estetika berhubungan dengan psikologis penciptanya, berikut selengkapnya mengenai 12 Manfaat estetika dalam psikologi.

1. Estetika Dapat Digunakan dalam Psikoterapi

Ilmu estetika dapat dipakai seba­gai terapi bagi penderita gangguan psikologi. Peng­gunaan ilmu estetika dalam psikoter­api merupakan salah satu titik temu ilmu psikologi dengan ilmu estetika. Karena kerasnya kehidupan saat ini maka banyak bentuk gangguan jiwa seperti depresi, stress, kehilangan makna hidup dsb. Adanya masalah masalah seperti itu maka ilmu estetika dimanfaatkan sebagai media untuk penyembuhan melalui karya, di sisi lain mendorong lahirnya terapi ilmu estetika. (Baca juga mengenai terapi estetika dalam psikologi)

2. Memunculkan Bidang Ilmu Baru

Hubungan antara ilmu psikologi dan ilmu estetika telah memunculkan sebuah bidang yang disebut ilmu psikologi estetika (psychology of art). Bidang ini membahas konsep konsep ilmu psikologi yang bisa diterapkan dalam ilmu estetika, jadi merupakan sebentuk ilmu terapan (applied science) dari ilmu psikologi terhadap bidang ilmu estetika. (Baca juga mengenai peran psikologi dalam estetika visual)

Terapi ilmu estetika secara harafiah dapat diartikan sebagai penggabungan dua buah bidang ilmu, yaitu antara ilmu ilmu estetika dan ilmu psikologi. Dengan demikian, istilah terapi ilmu estetika, yang secara verbal terdiri dari kata Terapi dan Ilmu estetika, secara nyata menggabungkan dua jenis bidang ilmu, yaitu Ilmu estetika (Art) dan Ilmu psikologi. (Baca juga mengenai makna warna hitam dalam simbolisme psikologis)

3. Memberikan Pemahaman Tentang Kreatifitas

Ilmu psikologi dan ilmu estetika memberikan penjelasan dan pemahaman tentang  fenomena kreativitas , proses mental artis , serta proses berpikir perseptor. Ilmu estetika adalah jelas sebuah proses kreatif dan dengan demikian proses ilmu psikologis yang mendalam. (Baca juga mengenai hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu lain)

4. Dasar Dari Sastra

Sastra adalah salah satu bentuk karya ilmu estetika. Saat berbicara tentang ilmu psikologi dan sastra, Rene Wellek dan Austin Warren menulis bahwa istilah “ilmu psikologi sastra” mempunyai empat kemungkinan pengertian.

  • Pertama, studi ilmu psikologi pengarang sebagai tipe atau pribadi.
  • Kedua, studi proses kreatif. (Baca juga mengenai hubungan persepsi dengan latar belakang budaya)
  • Ketiga, studi tipe dan hukum hukum ilmu psikologi yang diterapkan pada karya sastra.
  • Keempat, studi tentang dampak sastra pada pembaca (ilmu psikologi pembaca).

5. Estetika Berhubungan dengan Psikoanalisis

Dari empat macam hubungan di atas, hubungan pertama, kedua, dan keempat bisa terjadi pada segala bentuk ilmu estetika. Yang khas sastra mungkin hanya hubungan ketiga, itu pun sastra yang berupa cerita (prosa dan drama). Diantara berbagai aliran dalam ilmu psikologi, psikoanalisis adalah aliran yang paling akrab dengan ilmu estetika.

6. Estetika Menghasilkan Karya dari Kondisi Psikologi

ilmu psikologi seorang pelaku ilmu estetika atau estetika dapat mempengaruhi hasil karya dari ilmu estetika tersebut, setiap ilmu estetika atau pelaku ilmu estetika memiliki ciri khas pada setiap karya ilmu estetikanya, yang berbeda antara ilmu estetika satu dengan ilmu estetika lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh tipe atau kepribadian tiap ilmu estetika yang berbeda serta proses kreatifnya yang berbeda.

7. Estetika Mengatasi Problem Psikologi Manusia

Pemanfaatan ilmu estetika se­bagai terapi ini dilatar bela­kangi oleh semakin kompleksnya permasalahan ma­nusia moderen. Kehidupan moderen yang ditandai oleh kompetisi yang terkadang tak mengenal rasa kemanusiaan sering terjadi dalam kehi­dupan ini. Karena kerasnya kehidupan itulah, maka bermunculan berbagai bentuk gangguan psikologi, seperti stres, de­presi, alienasi (keterasingan),

kehilangan makna hidup, dsb. Adanya prob­lem problem manusia moderen itu di satu sisi dan adanya kemungkinan memanfaatkan karya karya ilmu estetika dalam upaya penyembuhan gangguan psikologi manusia moderen di sisi lain mendorong lahirnya apa yang disebut sebagai terapi ilmu estetika.

8. Estetika Memberikan Terapi untuk Ketenangan Psikologi

Di Eropa dan Amerika, ilmu estetika sebagai terapi sudah berkembang sedemikian rupa. Saat ini dikenal apa yang disebut terapi drama, terapi tari, terapi musik, terapi lukis, bahkan terapi fotografi, terapi humor, dan tentu saja terapi estetika puisi. Terapi terapi ini digunakan di rumah sakit, klinik psikologi, maupun di rumah praktik spe­sialis ilmu psikologi dan psikiatri.

9. Estetika Memberikan Kesembuhan Bagi Psikis yang Sakit

Di Indonesia, terapi ilmu estetika juga telah dikenal dan dimanfaatkan kegunaannya. Di Kota Ma­lang, Jawa Timur, tepatnya di Klinik Psikologi Romo Jansen, terapi estetika sudah menjadi ba­gian dari upaya penyembuh­an bagi penderita gangguan psikologi.

10. Estetika Berhubungan dengan Emosi

Dengan demikian, terapi estetika dapat dipandang se­bagai sebuah alternatif dari terapi terapi ilmu lain yang telah ada selama ini. Bahkan, tera­pi estetika dapat pula disebut se­bagai bagian dari terapi te­rapi ilmu psikologi yang telah ber­kembang selama ini, seperti terapi psikoanalisis, terapi perilaku, terapi kognitif, terapi humanistik, terapi kelompok, terapi Gestalt, terapi rasio­nal emotif, dsb.

11. Estetika Sesuai Psikis Subjektif

Ilmu estetika dianggap bidang subjektif, dimana menyusun dan memandang karya ilmu estetika dengan cara yang unik yang mencerminkan pengalaman individu, pengetahuan, preferensi, dan emosi. Pengalaman keindahan meliputi hubungan antara penampil dan obyek ilmu estetika. Dalam hal artis, ada keterikatan emosional yang mendorong fokus ilmu estetika.

Seorang estetika harus benar benar paham dengan objek ilmu estetika untuk memperkaya penciptaannya. Sebagai karya ilmu estetika berlangsung selama proses kreatif, begitu juga Ilmu estetika.  Keduanya tumbuh dan berubah untuk memperoleh makna baru. Jika ilmu estetika terlalu emosional atau kurang kompatibilitas emosional dengan sebuah karya ilmu estetika, maka ini akan berdampak pada produk jadi negatif.

12. Estetika Berhubungan dengan Proses Psikis Jiwa Seseorang

Di mata psikolog Gestalt Rudolf Arnheim, ”pengalaman keindahan ilmu estetika menekankan hubungan antara seluruh objek dan bagian individu”. Ia dikenal luas untuk fokus pada pengalaman dan interpretasi karya ilmu estetika, dan bagaimana mereka memberikan wawasan ke dalam kehidupan masyarakat. Ia kurang peduli dengan konteks budaya dan sosial dari pengalaman menciptakan dan melihat karya ilmu estetika.

Di matanya, sebuah objek secara keseluruhan dianggap kurang pengawasan dan kritik dari pertimbangan aspek tertentu dari entitas tersebut. Karya ilmu estetika mencerminkan individu “Pengalaman hidup” dari / hidupnya.

Arnheim percaya bahwa semua proses ilmu psikologis memiliki kognitif, emosional, dan motivasi kualitas, yang tercermin dalam komposisi setiap ilmu estetika. Memang ketika kondisi stres kita tentu membutuhkan keindahan estetika sebagai pemebri obat untuk membahagiakan jiwa ya sobat,

begitu juga dengan orang yang terbiasa melihat keindahan estetika, maka ia cenderung jauh dari stres dan masalah psikis, sebab itulah estetika berhubungan erat dengan psikologi. Demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like