Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 13 Peranan Pendidikan Agama Dalam Psikologi Sosial

13 Peranan Pendidikan Agama Dalam Psikologi Sosial

by Derina Asta

Pendidikan umumnya bisa di dapatkan dimanapun, kapanpun dan kapan saja waktunya, salah satu hal yang terpenting di dalam bidang psikologi pendidikan adalah pendidikan agama, karena dengan agama kita dapat meningkatkan moral dan juga pembinaan mental, sebenarnya pendidikan moral pun bisa di dapatkan melalui pendidikan agama yang sudah ditanamkan sejak kecil sehingga nantinya tidak akan bisa dipisahkan dari  kepribadian seorang anak hingga dia beranjak dewasa nantinya.

Tanggung jawab moral yang dimilikinya tentu akan berpengaruh terhadap upaya pembinaan mental saat usia remaja, dimana usia remaja sangatlah rentan dan mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif, karena perkembangan mental, pemikiran dan juga emosi yang masih labil membuat remaja kerap kali terbawa arus oleh pergaulan yang seharusnya tidak dia ikuti sejak awal.

Psikologi agama tentunya dapat dilakukan sejak dini ketika usia anak masih sangat kecil, secara umum psikologi agama dibagi menjadi dua kata yaitu psikologi dan agama, psikologi apabila diartkan merupakan ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal (jalaluddin, 1979) sedangkan agama memiliki keterkaitan dalam kehidupan batin manusia. Agama berasal dari kata al din yang berarti undang-undang atau hukum, religi (latin) atau relegere yang berarti pengumpulan dan membaca.

Dari definisi yang telah dijelaskan diatas dalam psikologi agama tentunya dilakukan penelitan dan penelaahan kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar keyakinan agama di dalam sikap dan tingkah laku, serta keadaan hidup pada umumnya, selain itu hal mempelajari pertumbuhan dan juga perkembangan jiwa agama pada seseorang, dan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi keyakinan tersebut  (jalaludin, 2004)

Adapun penjelasan dari peranan psikologi agama dalam kehidupan sosial diantaranya:

  1. Sebagai pendidikan keluarga

Pekembangan agama seperti yang dijelaskan oleh W.H.Clark merupakan sebuah unsur-unsur kejiwaan sehingga sangat suit diidentifikasikan secara jelas, hal tersebut terkait dengan masalah yang menyangkut kejiwaan manusia yang sangat rumit dan kompleksnya merupakan bagaian terpenting dalam psikologi keluarga, akan tetapi dari fungsi jiwa yang dijelaskan diatas masih terdapat kesederhanaan melalu jalinan unsur tenaga keijwaan ini dalam perkembangan agama ( W..H.Clark,1964)

  1. Pendidikan kelembagaan

Di dalam pendidikan kelembagaan bagaimanapun akan dapat memberikan pengaruh dalam pembentukan jiwa keagamaan pada diri seorang anak, akan tetapi dari besar ataupun kecilnya pasti akan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya dalam memaham nilai-nilai agama

  1. Pendidikan masyarakat

Peran psikologi agama memupuk dalam jiwa keagamaan karena masyarakat dapat memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan baik fisik ataupun psikis, biasanya pertumbuhan psikis akan berlangsung cukup lama untuk itu besarnya pengaruh kejiwaan terhadap pertumbuhan nilai keagamaan sangatlah penting.

  1. Dapat meneliti perlaku jiwa keagamaan

Dalam hal ini dapat dikaitkan  dengan perlakuan kejiwaan yang dihadapi oleh seorang individu agar dapat menanamkan psikologi agama di dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Mengembangkan pemikiran

Di dalam psikologi agama tentu kita diajarkan bagaimana cara berfikir untuk mengembangkan  cara berfikir yang lebih logis melalui kebenaran yang terdapat dalam kehidupan sosial setiap individu.

  1. Membimbing

Agama selalu mengajarkan kebaikan, dimana di dalam hal mempelari hal tersebut kita diharapkan dapat menjadi pribadi yang dibimbing dalam kehidupan keagamaan yang baik, dan memiliki nilai positif dalam lingkungan sosial nantinya.

  1. Sebagai benteng hawa nafsu

Umumnya manusia selau mengandalkan hawa nafsu, hawa nafsu emosi lah yang terkadang memicu kerusakan tentang kedamaian yang sudah terbentuk, untuk itu dibutuhkan ilmu psikologi keagamaan agar dapat membuat individu lebih dapat membentengi dirinya dari hawa nafsu yang akan merugikan.

  1. Pendidikan moral

Psikologi agama membantu  seorang individu dalam membentuk kepribadian yang mengarah kepada kedewasaan, tentunya pendidikan moral yang terdapat di dalamnya dapat memberikan keyakinan tentang kesadaran diri dan belajar tentang tanggung jawab moral.

  1. Pembinaan mental

Pada usia remaja khususnya dimana masa nya seorang anak dihadapkan dalam sebuah cara menentukan kehidupannya di masa depan, apakah dia akan menjadi seorang anak yang baik atau apakah anak tersebut akan menjadi anak yang bersifat negatif, untuk itu pentingnya psikologi agama dalam pembinaan mental seorang anak.

  1. Motivasi dalam kehidupan

Agama megajarkan seseorang agar jangan mudah menyerah dalam menjalani hidupnya, adapun peranan nya sendiri sebagai pemberi motivasi agar kita dapat menjalani kehidupan yang lebih baik tanpa putus asa

  1. Memiliki rasa tegang rasa

Dalam kehidupan beragama pasti dibutuhkan rasa tegang rasa diantara pemeluk agama masing-masing, dari sini kita dapat mempelajari bagaimana dapat menjadi pribadi yang lebih menerima dan mangayomi dintara pemeluk agama lain, karena  sikap ini merupakan cerminan dari bangsa kita, hal ini berhubungan dengan psikologi sosial.

  1. Dapat hidup saling menghormati

Psikolgi agama mempelajari rasa saling menghormati diantara tiap individu tanpa harus merasa paling penting diantara lingkungan sosial, untuk itu sebagai individu pentingnya menanamkan rasa saling menghormati diantara lingkungan sosial agar menjadi sosok pribadi yang menyenangkan dimata masyarakat

13. Memahami perilaku jiwa

Dalam pembentukan jiwa dan karakter seseorang tentu dibutuhkan pemahaman untuk lebih mengetahui perilaku jiwa dari setiap individu  karena pada dasarnya setiap orang memiliki kehidupan nya sendiri- sendiri.

Ruang Lingkup

Menurut zakiyah drajat, diantara ruang lingkup kajian psikologi  pendidikan agama diantaranya

  1. Memiliki berbagai macam emosi yang menjalar di luar kesadaran seorang individu dalam kehidupan beragama, misalnya saja dalam perasaan tentang, pasrah dan menyerah.
  2. Melihat bagaimana perasaan dan juga pengalaman seseorang secara individual pada tuhannya misalnya kelegaan batin.
  3. Dapat memplajari meneliti dan juga menganalisis tentang pengaruh kepercayaan dengan adanya hidup sesudah mati
  4. Dapat mempelajari kesadaran atas perasaan orang lain terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang memberi pengaruh pada sikap dan juga tingkah laku
  5. Dapat meneliti dan juga mempelari bagaimana pengaruh penghayatan seorang pada ayat-ayat suci kelegaan batinnya, dalam hal itu termasuk dalam kesadaran beragama dan juga pengalaman beragama.

Sejarah psikologis agama sendiri ada sejak kesadaran manusia yang memikirkan mebawa arti hidup yang sebenarnya, perilaku dari manusia telah dilakukan penelitian pada abad ke 19 yang dilakukan melalui psikologi agama, di dunia timur sendiri kajian terhadap psikologi agama sudah sangat banyak dilakukan bahkaan sebelum kelahiran psikolgi agama dengan terbitnya  karya ibnu tufail (1110-1185) hayy ibnu yaqzan, al ghazali (1059-1111) melalui karya al munqidz min al dhalal dan iihya ulum al din dll, namun belum dikembangkan ke dalam psikologi agama.

You may also like