Mengenal konsep fitrah dalam psikologi Islam bisa banyak membantu terutama ketika kita akan melihat hakekat manusia itu sendiri. Fitrah bisa diartikan sebagai sesuatu yang asal. Dalam pengertian yang lebih mudah, fitrah bisa kita maknai sebagai sesuatu yang memang menjadi bawaan dari lahir. Islam sendiri selalu mengajarkan mengenai bagaimana fitrah manusia, yakni meyakini dan mempercayai bahwa Allah adalah Tuhannya.
Baca juga:
- Aliran psikologi navistik
- Pengaruh ibadah terhadap mental attitude
- Hakikat manusia dalam psikologi Islam
Di dalam Al Quran sendiri, kata fitrah disebutkan sebanyak 20 kali dan tersebar di 17 surat yang ada. Penggunaannya pun berbeda-beda sesuai dengan latar belakang atau konteks yang sedang dibahas di dalam surat tersebut. Psikologi Islam memberikan gambaran mengenai fitrah manusia ini sebagai salah satu pendekatan praktis untuk mengetahui sebenarnya bagaimana “asal” atau “sejati” dari seorang manusia. Hal ini tentu tidak terlepas dari Al Quran yang senantiasa menyebutkan kata fitrah. Melalui beberapa saduran sumber yang ada, berikut adalah beberapa macam konsep fitrah sesuai dengan fokus dari psikologi Islam:
- Khalifah di Bumi
Al Quran telah menjelaskan bahwa kedudukan manusia di bumi adalah sebagai khalifah atau pimpinan. Ini merupakan fitrah mendasar dari manusia dimana ia dianugerahi kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan ciptaan Allah lainnya. Kita bisa melihat bagaimana hal ini ditunjukkan dengan perilaku manusia yang membangun peradaban di bumi sedemikian rupa. Teknologi dan ilmu pengetahuan dikembangkan sedemikian rupa sehingga manusia bisa membangun kehidupannya di dunia.
- Kecenderungan Dekat dengan Tuhan
Fitrah manusia selanjutnya yaitu kecenderungan untuk dekat dengan Tuhan. Agama sangat diperlukan untuk membuat manusia meyakini bahwa ia ada di bumi ini tentu bukan tanpa alasan. Tuhan menciptakan manusia dan manusia harus selalu yakin bahwa ia memiliki Tuhan. Fitrah ini pula yang membuat kita juga harus sadar bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan kita semata-mata tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. (Baca juga: Contoh pendekatan psikologis dalam studi Islam)
- Kapasitas Inteligensi yang Tinggi
Selanjutnya, manusia juga merupakan makhluk yang berakhlak dan berakal. Akal ini membedakan manusia dengan ciptaan Allah lainnya. Karunia yang diberikan Allah menjadikan manusia memiliki kapasitas inteligensi yang tinggi. Tidaklah heran jika kemudian manusia menjadi khalifah di bumi karena memiliki potensi-potensi yang luar biasa semacam ini.
- Pembawaan yang Mulia dan Bermartabat
Manusia juga dianggap sebagai ciptaan mulia dan bermartabat. Melalui konsep fitrah dalam psikologi Islam ini, kita menjadi tahu bagaimana kita harus saling menghormati dan menghargai antar sesama. Tidak ada manusia yang diciptakan tidak mulia dan bermartabat. Semua orang berhak mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Ketika seseorang direndahkan, maka kita perlu ingat konsep ini.
- Motivasinya Bukan hanya Motivasi Duniawi
Selanjutnya, motivasi manusia dalam melakukan sesuatu tidak semata-mata karena motivasi duniawi saja. Motivasi yang ada dalam diri manusia juga salah satunya untuk mencari ridlo Allah swt. Oleh karenanya, tidak jarang orang berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan demi mendapatkan ridlo dari sang pencipta.
- Potensi Fisik yang Luar Biasa
Sebagaimana telah dijelaskan di awal, sebagai khalifah di bumi, manusia diciptakan begitu kompleks oleh Allah swt. Potensi fisik yang dimilikinya pun benar-benar luar biasa. Seorang manusia walaupun memiliki kekuatan terbatas tetapi bisa menggunakan akalnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mungkin lebih besar dari kekuatan fisik yang ia miliki.
- Potensi Sosial Emosional
Selain potensi fisik, pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial dan memiliki emosi. Manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan kehadiran orang lain di hidupnya. Ia memiliki emosi yang mengatur bagaimana perilakunya, termasuk cara ia dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain. (Baca juga: Konsep ontologi dalam psikologi Islam)
- Potensi Mental Spiritual
Terakhir, fitrah dari manusia ada pada potensi mental spiritual yang dimilikinya. Manusia memiliki sisi spiritual yang akan selalu ia kembangkan sehingga ia juga akan merasa dekat dengan Allah sang pencipta. Perilaku ini pula yang dalam kajian psikologi Islam juga difokuskan untuk mengetahui bagaimana cara manusia dalam berinteraksi dengan Tuhannya.
Itulah tadi sekilas pembahasan mengenai fitrah manusia. Kita bisa melihat bahwa ada banyak hal yang menjadi bawaan dari lahir yang sudah dijelaskan di dalam Al Quran. Setidaknya dengan mengetahui fitrah kita, kita bisa selalu berbuat dan berperilaku sesuai dengan setiap petunjuk yang ada dalam Al Quran. Tidak bisa disangkal pula, orang-orang kadang lupa dengan fitrah mereka sehingga kadang bisa berbuat di luar batas kewajaran. Semoga informasi mengenai konsep fitrah dalam psikologi Islam ini bermanfaat dan selamat membaca posting menarik lainnya.