Agresivitas dapat diartikan sebagai salah satu atau bentuk perilaku yang hampir dimiliki oleh setiap orang. Namun agresivitas juga bisa kita kelompokan menjadi targetnya, misalnya diri sendiri ataupun orang lain. Untuk berdasarkan dilakukannya bisa berupa fisik, gangguan kepribadian pasif agresif, verbal dan bisa secara langsung dan juga tidak langsung, serta penyebab dari agresivitas tersebut misalnya dengan cara medis. Freud Mc Dougall dan Lorenz (dalam ekawati, 2001) menyatakan bahwa manusia memiliki dorongan bawaan atau pun bisa dikatakan naluri untuk berkelahi. Hal ini juga berupa pengalaman fisiologisnya ketika sedang dalam keadaan lapar, harus atau bisa juga berhubungan dengan sebuah dorongan seksual. Hal inilah yang bisa dibuktikan dengan manusia yang memiliki naluri bawaan berupa agresif.
Agresivitas juga telah banyak dikemukakan oleh para ahli, bahkan banyak faktor agresif pada remaja yang mempengaruhinya. dengan banyaknya definisi tersebut memang seringkali dijadikan sebagai bahan penelitian. Baik secara fisik maupun psikis. Seperti yang diungkapkan oleh Berkowitz (1995) yang mendefinisikan bahwa agresi sebagai sebuah bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang, baik itu dengan fisik ataupun mental. Untuk definisi lainnya dapat dijelaskan pada penjelasan berikut
- Medinnus dan jhonson (1976)
Mengemukakan bahwa agresi merupakan sebuah perilaku yang bersifat menyerang, dapat juga berupa serangan fisik, serangan terhadap objek, serangan verbal, dan juga dalam melakukan pelanggaran terhadap hak milik atau menyerang daerah orang lain. Mereka berdua juga mengemukakan bahwa terdapat sebuah rangkaian tindakan atau tingkat laku yang bermaksud atau melukai. - Harley dan smith (1977)
Agresivitas bisa terjadi kapan dan juga dimana saja, tidak memandang waktu dan juga bahkan tidak mempedulikan siapa yang akan jadi korban. - Kartono 2002
Menyatakan bahwa agresivitas merupakan reaksi primitive dalam bentuk kemarahan hebat dan juga ledakan emosi tanpa kendali. Serangan kekerasan tingkah laku dan kegila-gilaan san sadisitas. - Brial carrol (2004)
Mengemukakan bahwa perilaku agresif ini merupakan perilaku verbal maupun non verbal yang menyalahkan atau melabel orang lain dengan menggunakan kata- kata yang berlebihan, mengkritik berlebihan/ dengan tajam meremehkan orang lain.
Baca juga :
Ciri-Ciri Agresivitas
Bower dan bower (dalam psychemate, 2007) mengungkapkan beberapa perilaku atau ciri-ciri agresifitas :
- Biasanya seseorang yang berperilaku agresif akan mengekspresikan perasaannya tanpa mengindahkan ataupun menyinggung perasaan orang lain.
- Banyak berbicara dan dengan cara yang cepat, serta banyak membicarakan hal- hal yang berkaitan dengan dirinya.
- Mata nya tidak ekspresif, merendahkan orang lain dan selalu memalingkan muka
- Saat dipuji orang tersebut biasanya selalu membanggakan dirinya dan juga membuat seseorang memujinya malah merasa tersinggung
- Memiliki sikap yang ingin menang sendiri dan “sok tahu” memberikan sebuah opini atau juga sebuah pendapat mengenai banyak hal, namun tanpa berpikir dan memiliki bukti akan itu semua.
- Melakukan penyerangan terhadap orang lain yang biasanya tidak memiliki satu pendapat dengan dirinya, selalu mengintimidasi seseorang, mendominasi dan juga terlalu mengontrol.
- Selalu menyatakan ketidaksetujuannya dengan menyerang, mengintimidasi dan bahkan bisa saja sampai membuat orang lain merasa sangat tersinggung.
- Selalu menyampaikan sesuatu dengan amarah dan juga meledak- ledak.
Perilaku agresif ini sebenarnya lebih mengarak kepada perbuatan yang negatif, apalagi perilaku tersebut biasanya mengungkapkan pikiran, perasaan dan juga kehendak serta tindakan yang dilakukannya dengan cara yang kasar. Orang tersebut juga biasanya melecehkan dan melakukan penekanan tanpa bisa mempertimbangkan perasaan orang lain. Hal ini juga dikarenakan merasa dirinya lah yang harus dihargai.
Jenis-Jenis Agresivitas
Agresivitas juga dikelompokkan dalam beberapa jenis, dan dari setiap jenis sifat agresif tentunya memiliki dampak yang cukup serius. Diantara jenis- jenisnya:
1. Agresi rasa benci / agresi emosi (hostile aggression) sebagai ungkapan kemarahan
Untuk jenis-jenis agresivitas yang satu ini adalah sebuah ungkapan dari kemarahan seseorang yang ditandai dengan sebuah emosi yang sangat tinggi. Dalam perilaku agresi tersebut dalam jenis ini berpusat pada sebuah tujuan dari sifat agresi itu sendiri. Dan untuk jenisnya sendiri biasanya disebut dengan agresi panas. Cukup banyak dampak yang bisa dihasilkan dari agresi yang satu ini, biasanya seseorang yang tidak begitu peduli dengan apa yang dilakukannya, bahkan bisa menimbulkan kerugian daripada menimbulkan manfaat.
Baca juga :
2. Agresi sebagai sarana dalam mencapai tujuan lain
Pada agresi untuk jenis ini memang tidak disertai dengan emosi. Antara pelaku dan juga korban malah Terkadang tidak ada hubungan pribadi. Dimana dalam agresi ini hanya untuk bisa menimbulkan sebuah tujuan tertentu.
3. Agresifitas dan kekerasan
Dalam istilah yang satu ini biasanya digambarkan dalam sebuah bentuk sifat agresif yang menggambarkan adanya bentuk- bentuk dalam agresifitas yang bisa saja mengalami eskalasi abnormal dan juga patologis. gangguan pasif agresif Untuk perbedaan diantara kekerasan dan juga agrsifitas yang dilakukan secara kuantitatif dimana dalam hal ini kekerasan bisa saja ditandai dengan periode laten serangan yang memiliki frekuensi yang jauh lebih sering.
4. Epidemiologi agresifitas
Untuk jenis yang satu ini berhubungan dengan agresifitas fisik. Untuk jenis agresifitas impulsive dan juga episodic ini bisa juga dengan cara verbal. Gangguan psikiatrik yang seringkali kita jumpai juga berkaitan dengan yang satu ini. Jenis agresifitas impulsive juga sering kita temui pada sebuah gangguan kepribadian seperti contohnya gangguan ambang dan juga antisosial. Mislanya menganiaya pasangan, kehilangan pekerjaan, cedera dan juga hal lainnya.
Pembagian Agresifitas yang Lebih Terperinci
- Perilaku agresif dan yang proposial
Untuk perilaku yang jenis ini seperti contohnya membunuh seorang teroris yang tidak dianggap sebagai sebuah agresif, sementara untuk jenis agresif yang antisosial seperti seorang teroris yang melakukan pembuhuhan. - Perilaku dan perasaan agresif
Dalam hal ini kita harus bisa membedakan meskipun pada kenyataannya memang sedikit sulit untuk dibedakan karena untuk jenis sumbernya adalah ketika pemberian kontribusi yang dilakukan para pelaku. Seperti misalnya bisa ita contohkan orang yang kakinya terinjak mungkin merasa dirinya adalah seorang korban meskipun kakainya kesakitan karena kondisi keadaan penuh sekali. - Perilaku melukai dan maksud melukai
Dalam perilaku yang satu ini seperti ketika menembak seseorang dengan senjata ternyata belum tentu memiliki maksud untuk melukai, tapi sebaliknya adanya maksud untuk hendak menembak seseorang belum tentunya juga berakibat melukai, misalnya senjata yang digunakan bukannya yang sesungguhnya.
Demikianlah pembahasan mengenai jenis-jenis agresivitas dalam diri seseorang menurut ilmu psikologi. Semoga bermanfaat.