Home » Teori Psikologi » Kepribadian » 2 Jenis Teori Psikologi Kepribadian Karl Gustav Jung

2 Jenis Teori Psikologi Kepribadian Karl Gustav Jung

by Titi Rahmah

Teori psikologi kepribadian manusia berdasarkan psikologi analitis merupakan gabungan dari pandangan teologis dan kausalitas. Perilaku manusia tidak hanya ditentukan oleh sejarah ras individu (kausalitas), tetapi juga oleh tujuan dan aspirasi individu (teologi). Peran psikologi dalam dunia teologi membawa masa lalu individu sebagai kualitas dan masa depan sebagai potensi keduanya memandu perilaku individu.

Menurut Jung, kepribadian seseorang dapat dilihat secara proaktif dan retrospektif. Visi masa depan mengkaji kepribadian di masa depan dengan arah garis perkembangan kepribadian yang akan datang. Pandangan retrospektif adalah tentang masa lalu seseorang.

Menurut Jung, selalu ada perkembangan yang konstan dan seringkali kreatif dalam kehidupan setiap orang, yang membuat seseorang mencari kesempurnaan dan mendambakan kelahiran kembali. Analisis teori psikologi Jung menyatakan bahwa kepribadian manusia dibagi menjadi tiga tingkat kesadaran, yaitu kesadaran dan ego, ketidaksadaran pribadi dan kompleks, dan ketidaksadaran kolektif dan arketipe.

Dari ketiga kepribadian tersebut menurut tingkat kesadaran, mereka memiliki sikap dan tindakan yang bekerja pada tingkat kesadaran, yang memiliki tingkat dominan yang sesuai, yang pada akhirnya dapat membentuk diri, yang merupakan pusat dari keseluruhan kepribadian.

Berikut Jenis Teori Karl Gustav Jung

Energi psikik : opposite, equivalent & entrophy

Perbedaan utama antara konsep Jung dan Freud adalah libido. Jung tidak menerima libido sebagai energi seksual utama. Menariknya, Jung yang meminimalkan fungsi seks dalam teori kepribadian dalam mempertahankan kehidupan seks yang hidup dan bebas stres.

Jung menggunakan konsep libido dalam dua cara, yang pertama adalah difusi dan energi kehidupan umum, yang kedua adalah energi psikik dan menjadi acuan untuk kinerja kepribadian (mirip dengan perspektif teori psikologi kepribadian sigmund Freud).

Jung menyebut kepribadian sebagai “jiwa” karena energi psikik digunakan untuk melakukan fungsi psikologis seperti memahami, berpikir, merasakan, dan menginginkan. Ketika seseorang menginvestasikan energi psikik tertentu dalam gagasan atau perasaan tertentu, gagasan dan perasaan ini dikatakan.

memiliki nilai psikis yang tinggi dan memberikan pengaruh yang kuat pada kehidupan orang tersebut. Misalnya, jika kita termotivasi untuk mencapai kekuasaan, kita akan mencurahkan energi psikik kita untuk mengejar kekuasaan.

Sistem Kepribadian

Jung menganggap keseluruhan kepribadian, atau sebagaimana ia menyebutnya jiwa, merupakan kombinasi dari beberapa sistem atau struktur yang dapat dipisahkan yang saling mempengaruhi. Sistem utamanya adalah ego, ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.

  • Ego

Ego adalah pusat kesadaran, bagian jiwa yang berhubungan dengan penerimaan, berpikir, merasakan dan mengingat. Kesadaran diri kita bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas kehidupan normal. Ego beroperasi secara selektif dan menerapkan kesadaran hanya pada bagian stimulus yang dapat ditemuinya.

  • Ketidaksadaran pribadi (Personal Unconscious)

Ketidaksadaran pribadi dalam konsep Jung sama dengan konsep prasadar Freud. Ini adalah tempat penyimpanan materi yang sebelumnya dikenali tetapi kemudian dilupakan atau disembunyikan karena terlalu remeh atau mengganggu. Ini seperti lalu lintas dua arah antara ego dan ketidaksadaran pribadi.

Misalkan perhatian kita mengembara di antara halaman ini dan ingatan yang kita buat kemarin. Semua pengalaman disimpan di alam bawah sadar pribadi. Bisa jadi, misalnya, lemari. Butuh upaya mental untuk mengeluarkannya dari lemari, melihatnya sejenak dan mengembalikannya. Setelah disimpan untuk nanti, kita dapat mengingatnya.

  • Ketidaksadaran kolektif (Collective Unconscious)

Tingkat jiwa yang paling dalam dan terakhir ditembus adalah ketidaksadaran kolektif. Ini adalah aspek konsep Jung yang paling langka, paling diperdebatkan, dikritik, dan aneh. Jung percaya hanya setiap orang yang mengumpulkan dan menyimpan file dari semua pengalaman pribadi dalam ketidaksadaran pribadi, dan semua pengalaman spesies manusia kolektif dan spesies proto-manusia dalam ketidaksadaran kolektif sebagai warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Berbagai bentuk pengalaman bersifat universal, itu adalah pengulangan yang hampir konstan untuk setiap generasi, kemudian menjadi bagian dari kepribadian kita. Pengalaman zaman primitif telah menjadi dasar jiwa manusia, membimbing dan mempengaruhi perilaku manusia modern.

Bagi Jung, ketidaksadaran kolektif adalah gudang yang kuat dan mengendalikan pengalaman yang ditransmisikan. Jung mengaitkan kepribadian seseorang dengan masa lalu, tidak hanya masa kanak-kanak, tetapi juga sejarah spesies manusia. Kita tidak secara langsung mewarisi pengalaman ini.

Misalnya, kita tidak pernah mewarisi rasa takut terhadap ular, tetapi kita mewarisi potensi rasa takut terhadap ular. Kita mendasarkan perilaku dan emosi kita pada dasar yang sama dengan orang lain. Meskipun latar belakang ini adalah kenyataan yang bergantung pada pengalaman masing-masing orang dalam menghadapi kehidupan.

  • Kompleks (Complexes)

Berbagai pengalaman hidup yang dialami berlipat ganda dan terakumulasi dalam ketidaksadaran pribadi, pengalaman-pengalaman ini dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok, pengelompokan Jung ini disebut kompleks. Kumpulan perasaan, ingatan, pengamatan dan keinginan, dikumpulkan menjadi satu tema umum.

Misalnya, jika kita mengatakan bahwa seseorang memiliki kompleks kekuasaan, kita melihat bahwa orang tersebut memiliki keinginan untuk menjadi lebih kuat, misalnya menjadi presiden partai politik, atau memiliki ambisi yang kuat untuk menjadi pemimpin dan sebagainya. Dengan mengarahkan pikiran dan perilaku dengan cara yang berbeda, kompleks dapat menentukan bagaimana orang menginterpretasikan dunia mereka.

  • Arketip (Archetype)

Pengalaman lama yang melibatkan ketidaksadaran kolektif muncul sebagai tema atau pola yang berulang, Jung menyebutnya arketipe (Jung, 1974). Dia juga menggunakan istilah gambar primal. Beberapa gambar berasal dari pengalaman universal, seperti kebanyakan orang, melalui pengulangan dalam kehidupan generasi berikutnya. Arketipe tertanam dalam jiwa kita dan muncul dalam mimpi dan fantasi.

Arketipe adalah “pahlawan”, ibu, anak, Tuhan, kematian, kekuatan, atau orang tua yang bijak. Beberapa dari mereka lebih berkembang dari yang lain dan mempengaruhi jiwa secara permanen. Beberapa arketipe utama dari arketipe adalah persona, anima, animus, shadow dan self (me).

  • Sikap : Extraversi dan Introversi

Sebagian besar persepsi sadar kita muncul dari respons psikologi lingkungan yang ditentukan oleh sikap mental yang berlawanan seperti ekstraversi dan intervensi. Jung percaya bahwa energi psikis dapat diarahkan ke luar, ke dunia luar, atau sebaliknya, ke dalam diri sendiri.

Extrovert berarti terbuka, mudah bergaul, percaya diri secara sosial, berorientasi pada orang lain atau dunia luar. Dalam teori identitas sosial orang introvert sering kali menarik diri karena malu memusatkan pikiran dan perasaannya pada diri sendiri. Setiap orang memiliki kapasitas untuk kedua sikap, tetapi hanya satu yang mendominasi kepribadian.

Sikap dominan secara langsung tercermin dalam perilaku dan kesadaran seseorang. Sikap non-dominan tetap berpengaruh, meskipun hanya di alam bawah sadar seseorang, dan mempengaruhi perilaku, misalnya pada situasi tertentu orang introvert memiliki sifat ekstrovert seperti ramah atau lebih mencari perhatian.

You may also like