Home » Teori Psikologi » Kepribadian » 4 Teori Psikologi Kepribadia Sigmund Freud

4 Teori Psikologi Kepribadia Sigmund Freud

by Titi Rahmah

Ilmu psikologi yang berkembang pada akhir abad ke-19 awalnya berasal dari filsafat dan fisiologi eksperimental. Di antara kajian dan konsep psikologi yang berkembang adalah teori kepribadian, atau dalam bahasa Inggris disebut “Personality”. Teori psikologi kepribadian manusia pada awalnya  dikembangkan oleh para profesional medis.

Pendiri teori kepribadian (Freud, Jung, Adler dan McDougall) adalah  dokter yang mempraktikkan pendekatan psikoterapi terhadap mental illness. Hubungan historis antara teori kepribadian dan aplikasi praktis berlanjut sepanjang perkembangan psikologi dan merupakan salah satu perbedaan terpenting antara bidang ini dan teori psikologi lainnya.

Secara konseptual, teori psikologi kepribadian memiliki keragaman, karena sebagian besar berasal dari praktik terapis (terapis) dalam pekerjaan profesionalnya. Keberagaman ini dipengaruhi oleh refleksi pribadi, lingkungan sosial, budaya dan filosofi orang yang diamati.

Berikut ini, 3 teori psikologi kepribadia menurut Sigmund Freud

1. Id

Id adalah komponen kepribadian yang primitif dan naluriah. Dalam penjelasan Freud, Id merupakan sumber energi psikis yang menggerakkan fungsi psikis seseorang, karena di dalamnya terkandung naluri, baik naluri hidup (eros) yang bergerak untuk mencapai kebutuhan biologis (seperti makan, minum, tidur, dan seks) serta juga naluri kematian (thanatos), yang mengatur perilaku agresif. Id itu primitif dan tidak logis/irasional.

Id memiliki dua cara untuk mengurangi ketegangan atau menghilangkan kondisi yang tidak menyenangkan, yaitu melalui proses refleks primer, yaitu reaksi mekanis bawaan seperti berkedip, menangis, bersin. Proses primer mencoba meredakan ketegangan dengan membayangkan objek atau aktivitas yang diinginkan, misalnya saat kita lapar, kita membayangkan makanan.

Ketika kita merindukan seseorang, kita bisa membayangkan bertemu dengan orang itu dan seterusnya. Kehadiran objek yang diinginkan dalam bentuk imajiner adalah pengalaman halusinasi dan istilah ini disebut pemenuhan keinginan. Contoh yang cocok untuk menggambarkan ini adalah mimpi. Bagi Freud, mimpi adalah upaya untuk memenuhi keinginan atau keinginan yang tidak terwujud.

2. Ego

Ego adalah sistem kepribadian yang rasional dan berorientasi pada prinsip realitas. Ego berperan sebagai perantara antara id (keinginan untuk mencapai kepuasan) dan kondisi lingkungan atau dunia nyata. Seperti halnya id, ego memiliki keinginan untuk memaksimalkan kepuasan, namun melalui proses yang berbeda dengan id.

Ego menggunakan proses berpikir sekunder, yaitu proses berpikir realistik, yang rasional dan berorientasi pada pemecahan masalah. Di sini, pemikiran sekunder juga mencakup fungsi persepsi, pembelajaran, dan memori. Ego juga merumuskan rencana untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan dan kemudian menguji rencana itu.

Jika orang yang kehausan mencoba mencari air, ego berencana untuk minum dan mencari tempat di mana air ditemukan, maka proses pencarian ini merupakan bentuk pengujian realitas, dalam hal ini berarti menguji keberadaan objek pemuasan. dunia nyata. Mencoba memuaskan dorongan egoistik, mereka seringkali pragmatis dan kurang memperhatikan nilai/norma. Tetapi juga berusaha mencapai tujuan jangka panjang dengan menunda kesenangan/kepuasan sesaat.

3. Superego

Superego mulai berkembang pada usia 3-5 tahun. Pada usia ini, anak-anak dihargai karena kepatuhan dan dihukum karena ketidaktaatan. Keduanya mengarahkan tingkah lakunya sesuai dengan keinginan atau perintahnya (dalam hal ini orang tua). Perilaku yang salah (yaitu tidak sesuai dengan norma) dapat dihukum Peristiwa ini membentuk ego ideal anak.

Superego memiliki beberapa fungsi, yaitu, pertama, menekan dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual dan agresif, kedua, mendorong ego untuk mengganti tujuan realistis dengan tujuan perkembangan moral dalam psikologis tercapai dan ketiga, berjuang untuk kesempurnaan. Ketiga komponen struktur kepribadian tersebut membentuk sistem kepribadian yang berfungsi sebagai sistem yang dikoordinasikan oleh ego.

4. hasrat seksual

Konsep paling terkenal dalam teori Freud adalah bahwa ada pikiran bawah sadar yang mengontrol sebagian besar perilaku. Selain itu, ia menyatakan bahwa dasar perilaku manusia adalah hasrat seksual (eros), yang sejak awal diketahui manusia dari ibunya.

Freud percaya kita selalu mengalami tekanan naluriah dan kita harus terus-menerus menguranginya. Hampir tidak mungkin menghindari stres atau menghindari kebutuhan fisiologis. Naluri selalu mempengaruhi perilaku kita. Setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya secara berbeda.

Misalnya, cara bagi orang yang sudah menikah untuk memenuhi hasrat seksualnya adalah dengan melakukan aktivitas seksual, sedangkan bagi mereka yang belum menikah, cara untuk memenuhi hasrat seksualnya adalah dengan menyalurkannya ke dalam berbagai bentuk aktivitas.

Menurut Freud, energi psikis ditransfer ke objek pengganti, pengganti ini penting dan menentukan perkembangan kepribadian individu. Meskipun naluri adalah satu-satunya sumber energi bagi perilaku manusia, mereka dapat menghasilkan berbagai fungsi.

Kondisi ini dapat menjelaskan perbedaan perilaku manusia. Freud percaya bahwa semua minat, keinginan, dan sikap yang kita tunjukkan sebagai orang dewasa dapat digantikan oleh energi yang berasal dari objek primitif yang dapat memuaskan kebutuhan insting.

You may also like