Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Industri dan Organisasi » Mengenal Hal yang Dipelajari dalam Psikologi Industri Secara Lebih Dekat

Mengenal Hal yang Dipelajari dalam Psikologi Industri Secara Lebih Dekat

by Gendis Hanum Gumintang

Psikologi Industri dan Organisasi atau biasa disingkat dengan PIO merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Secara umum, bidang psikologi ini mempelajari tentang tingkah laku dan proses mental manusia yang berada dalam suatu organisasi. Definisi PIO menurut para ahli adalah sebagai berikut:

  • Bidang ilmu psikologi yang menggunakan prinsip-prinsip ilmu psikologi dalam organisasi (Amodt, 2010).
  • Penerapan teori-teori dalam ilmu psikologi di tempat kerja (Levy, 2010).
  • Ilmu yang mempelajari hal-hal seputar manusia dalam suatu organisasi, termasuk perilaku efektif serta kepuasan dan kesejahteraan kerja baik pada individu dalam organisasi maupun organisasi itu sendiri (Katz & Kahn, 1978).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa PIO adalah aplikasi atau penerapan ilmu psikologi pada organisasi atau orang-orang yang berada di dalamnya.

Terdapat banyak hal berkaitan dengan hakikat Psikologi Industri dan Organisasi, terutama ketika dilihat dari manusianya melalui sudut pandang ilmu psikologi. Hal tersebut tentu saja berguna untuk pengembangan organisasi sehingga mampu berkembang lebih baik lagi melalui 10 aplikasi psikologi industri dan organisasi dalam pekerjaan. Berikut adalah 11 hal yang dipelajari dalam Psikologi Industri dan Organisasi:

1. Motivasi kerja 

Motivasi kerja adalah sikap dan nilai-nilai yang mendorong individu untuk mencapai tujuan kerjanya baik pada arah perilaku maupun kekuatan perilaku (Izzati & Mulyana, 2019). Dengan adanya motivasi kerja, individu dapat lebih bersemangat dan memberikan upaya terbaik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Pada materi ini, dipaparkan mengenai teori-teori motivasi yang berisikan penjelasan proses munculnya motivasi pada individu. Di antaranya, Teori Hierarki Kebutuhan, Teori X dan Y, Teori Kebutuhan McClelland, Teori Harapan, dan sebagainya. Juga pendekatan dalam motivasi, seperti pendekatan tradisional, pendekatan hubungan manusia, pendekatan sumber daya manusia, serta pendekatan kontemporer.

2. Sikap kerja 

Secara umum, sikap merupakan cara individu merespons stimulus yang diterimanya baik secara positif maupun negatif. Secara khusus, sikap kerja didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan individu berdasarkan keinginannya atau tuntutan kepadanya yang bertujuan mendapatkan hasil sesuai dengan usahanya (Osada 2020; Kaswan, 2017).

Sikap kerja mempelajari komponen sikap, seperti pembentukkan sikap melalui nilai, faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap, proses pembentukan dan perubahan sikap, serta pengaruh sikap terhadap perilaku individu dalam organisasi.

Tidak hanya itu, jenis-jenis sikap kerja juga akan dipelajari. Misalnya job involvement (perasaan bahwa bekerja adalah bagian dari harga dirinya), organizational commitment (identifikasi diri terhadap organisasi), serta employee engagement (keterlibatan karyawan).

3. Komunikasi organisasi

Komunikasi secara umum merupakan proses penyampaian pesan dari komunikan kepada komunikator berupa perkataan atau simbol lainnya yang menunjukkan isi pikiran, ide, gagasan, atau pendapat dengan tujuan supaya dapat memahami satu sama lain. Dalam suatu organisasi, terdapat bentuk-bentuk komunikasi, komunikasi dalam organisasi serta media komunikasi dalam organisasi yang dipelajari agar dapat terjalin hubungan yang harmonis antarindividu.

4. Perbedaan individu dalam organisasi 

Dalam suatu organisasi, pasti terdiri dari lebih dari satu orang dan setiap individu di dalamnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dengan kondisi biografis, kepribadian, pengalaman, serta nilai-nilai yang dipercaya. Oleh karena itu, perilaku sebagai bentuk respons masing-masing individu bisa berbeda.

Perbedaan individu dalam organisasi dapat dipelajari melalui kepribadian berdasarkan determinan kepribadian dan dimensi kepribadian. Lalu, kemampuan individu melalui kemampuan intelektual, kemampuan fisik, serta kemampuan emosional juga dapat menunjukkan perbedaan individu. Terakhir, perbedaan dapat dilihat dari nilai-nilai dalam setiap individu yang dapat menunjukkan hubungan positif atau negatif antarindividu.

5. Kekuasaan dalam organisasi 

Setiap organisasi pasti mendapat pembagian hak, wewenang, kewajiban, dan tugas pada masing-masing anggotanya. Pembagian ini juga berkaitan dengan kekuasaan sebab setiap individu cenderung berusaha memberi pengaruh pada sikap atau perilaku anggota lainnya melalui kekuasaan yang dimiliki (Greenberg & Baron, 2000). Kekuasaan ini juga berkaitan dengan kompetensi atau potensi yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.

Pada materi ini, akan dipelajari tipe-tipe kekuasaan, koalisi, hubungan antara kekuasaan dengan wewenang dan kepemimpinan, dan juga pendekatan pada kekuasaan.

6. Kriteria dan prediktor rekrutmen 

Titik awal yang menentukan keberhasilan organisasi adalah ketika masa rekrutmen atau penerimaan pekerja baru di posisi-posisi yang dibutuhkan. Tahap ini sangat penting karena tentu tidak ada organisasi yang mau memiliki karyawan dengan kompetensi yang kurang sesuai. Selain itu, ada pula 7 tujuan seleksi karyawan menurut psikologi.

Dalam Psikologi Industri dan Organisasi, terdapat berbagai ilmu mengenai proses rekrutmen oleh organisasi, khususnya HRD, seperti screening surat lamaran pekerjaan, pengadministrasian psikotes, wawancara dan observasi, analisis potensi, serta merekomendasikan user terkait karyawan yang tepat.

7. Pelatihan

Pelatihan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan karyawan yang output-nya diharapkan karyawan memiliki kemampuan yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, pemberian pelatihan harus sesuai dengan hal apa yang masih perlu ditingkatkan sehingga pelatihan yang dilakukan efektif.

Pelatihan juga merupakan bagian penting untuk keberlanjutan organisasi, sebab jika kualitas pekerja stagnan di satu titik saja, khawatirnya akan ada organisasi lain yang sudah mengembangkan diri sehingga lebih berkompeten. Akhirnya, organisasi tersebut tidak dapat bersaing dan harus mundur dari industrinya.

8. Kepuasan kerja 

Menurut Handoko (2014) dalam Izzati dan Mulyana (2019), kepuasaan kerja adalah kondisi di mana pekerja merasakan emosi yang menyenangkan atas pekerjaan yang ia miliki. Setiap individu memiliki standar kepuasan kerja yang berbeda, tetapi dapat diketahui melalui ilmu-ilmu dalam materi ini.

Hal yang akan dipelajari adalah teori kepuasan kerja, yaitu Teori Ketidaksesuaian, Teori Model dari Kepuasan Bidang/Bagian, dan Teori Proses Bertentangan. Kemudian, aspek-aspek kepuasan kerja, seperti gaji, kesempatan mendapat promosi, tunjangan tambahan, atasan, penghargaan, SOP kerja, rekan kerja, dan lain-lain. Juga faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, seperti pemenuhan kebutuhan, ketidaksesuaian, pencapaian nilai, keadilan, dan watak. Selain itu, masih banyak submateri lain yang dapat dipelajari.

9. Manajemen stres kerja

Sebagai manusia, karyawan sangat mungkin mengalami stres kerja akibat tekanan atau kondisi yang kurang nyaman selama bekerja. Hal ini tentu saja dapat menurunkan kualitas pekerja serta membuat hasil produksi yang kurang maksimal. Adanya Psikologi Industri dan Organisasi membantu baik karyawan maupun atasan untuk dapat melakukan manajemen stres sehingga diharapkan ketika pemicu stres datang, individu tersebut dapat mengendalikannya agar terhindar dari dampak negatif.

10. Hubungan industrial 

Menurut Izzati dan Mulyana (2019), hubungan industrial merupakan kegiatan di antara pelaku bisnis, karyawan, serta pemerintah agar tercipta hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan. Di Indonesia sendiri, hubungan industrial harus berdasar pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Dalam hubungan industrial, terdapat tujuan dari dilakukannya hubungan. Selain itu, dipelajari pula unsur-unsur dalam hubungan kerja yang di antaranya terdapat pelaku hubungan, kerja sama, perundingan bersama, kesejahteraan pekerja serta perselisihan industrial.

11. Penelitian dalam Psikologi Industri dan Organisasi 

Untuk dapat mengembangkan Psikologi Industri dan Organisasi, diperlukan berbagai penelitian. Azwar (2010) mendefinisikan penelitian sebagai serangkaian aktivitas ilmiah untuk mendapatkan kejelasan dari suatu masalah. Dalam penelitian, terdapat konsep, metodologi, serta pemahaman baru yang sangat berguna bagi pengembangan dan peningkatan mutu organisasi. 

Melalui penelitian, seluruh bagian dari organisasi dapat memiliki rujukan atau sumber bukti yang saintifik terhadap suatu kondisi sehingga memudahkan untuk membuat keputusan kerja. Hal yang akan dipelajari, yakni metode-metode penelitian berdasarkan pendekatan penelitian, kedalaman analisis statistik, serta karakteristik masalah.

You may also like