Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 15 Alasan Pentingnya Manajemen Emosi Bagi Ibu

15 Alasan Pentingnya Manajemen Emosi Bagi Ibu

by Devita Retno

Menjadi orang tua bagi anak kecil adalah sebuah pengalaman emosional yang intens bagi orang tua, terutama ibu. Walaupun ada kesenangan murni yang didapatkan dari berpelukan, bermain, tertawa, melihat anak bereksplorasi dan melihat pertumbuhan sehari – hari anak serta penemuannya, ada juga tantangannya. Itulah saat – saat dimana stres, kemarahan, frustrasi dan kebencian ketika tidak memahami mengapa si bayi menangis dan bagaimana menenangkannya, tuntutan si batita yang tidak rasional, atau perilaku agresif dari anak yang lebih tua kepada bayi baru di rumah. Pengalaman – pengalaman ini secara alami akan memicu perasaan kuat bahwa hal – hal tersebut terlalu berat untuk ditangani.

Akan tetapi kebanyakan perilaku yang dianggap sebagai ujian tersebut adalah bagian dari proses tumbuh kembang, dan tidak dimaksudkan sebagai perilaku yang jahat. Itu adalah usaha anak untuk mengatasi situasi yang sulit atau perasaannya. Dengan begitu, anak membutuhkan bantuan kita dan bukan kemarahan. Jadi sangat penting untuk selalu terhubung dan mengatur perasaan kita, karena bagaimana ibu bereaksi pada saat – saat ini akan mempengaruhi secara mendalam kepada kemampuan anak – anak untuk mengatur dirinya sendiri, mengontrol, dan keseluruhan kesehatan emosional hingga ke masa depannya.

Pengaturan Emosi Ibu

Bagaimana reaksi orang tua termasuk ibu akan mempengaruhi tumbuh kembang anak secara mental dan emosional terhadap berbagai situasi. Pentingnya manajemen emosi bagi ibu bisa disimak dalam beberapa pembahasan berikut.

1. Mengurangi resiko masalah perilaku anak

Sebuah penelitian mengenai parenting menemukan bahwa semakin besar kontrol emosional dan pemecahan masalah yang dimiliki seorang ibu, maka anak – anaknya juga akan semakin berkurang kemungkinannya memiliki masalah perilaku seperti melemparkan barang atau berkelahi.

2. Mengurangi kekasaran verbal pada anak

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa ibu yang dapat mengontrol emosinya lebih berkurang resiko melakukan kekerasan verbal pada anak. Anak yang selalu mendapatkan kekerasan verbal dari orang tua terutama ibu akan beresiko mengalami masalah perilaku. Ada kemungkinan kelak jika dewasa ia akan meniru ucapan kasar tersebut atau mengalami krisis kepercayaan diri.

3. Tidak menjadi orang tua yang mengontrol

Para ibu yang tetap dapat mengontrol dirinya secara kognitif lebih tidak beresiko untuk bersikap sebagai orang tua yang terlalu mengontrol. Gaya parenting yang mengontrol juga diasosiasikan dengan masalah perilaku anak. Selain itu, anak yang merasa terlalu terkekang bisa jadi tumbuh menjadi sosok yang memberontak ketika dewasa kelak, atau menjadi anak yang tidak kreatif.

4. Menjadi orang tua yang lebih tenang

Pentingnya manajemen emosi bagi ibu akan bermanfaat agar ibu dapat bersikap lebih tenang ketika si kecil sedang membuat ulah. Pembawaan yang tenang akan memudahkan ibu berpikir dengan kepala dingin dan mampu menyelesaikan masalah pada anak dengan lebih proporsional dan solusi yang tepat, tanpa melibatkan emosi yang bisa mengaburkan penilaian logis mengenai satu situasi yang sedang dihadapi.

5. Menghindarkan stress

Emosi merupakan jalan tercepat menuju stress, yang tidak pernah jauh dari kehidupan seorang ibu yang mengurus sendiri anak – anaknya. Perilaku anak yang ajaib kerap kali menghabiskan persediaan kesabaran ibu sehingga menjadi stress. Penumpukan stress dan ketegangan juga sangat berbahaya karena bisa keluar dalam bentuk yang sama sekali tidak aman dan merusak mental baik untuk ibu dan anak serta suami dan keluarga lain. Karena itu mengelola emosi adalah jalan untuk mencegah stress yang dialami ibu.

6. Mengajari anak untuk mengelola emosi

Anak akan meniru apa yang dilihatnya dari orang tua, maka jika ibu dapat mengelola emosi dengan baik hal itu akan bermanfaat positif bagi anak yang sangat besar. Ia juga akan belajar menghadapi masalah dengan tenang, seperti apa yang ia lihat ketika ibunya menghadapi masalah di rumah. Anak akan belajar untuk ikut mengelola emosi dan menjadi pribadi yang matang secara emosi pula. Ketahuilah apa saja jenis emosi pada anak usia dini dan perkembangan emosi usia dewasa.

7. Mengajarkan anak untuk berkepala dingin

Pentingnya manajemen emosi bagi ibu juga akan berpengaruh kepada cara berpikir anak. Ibu yang mampu mengatasi semua masalah dengan kepala dingin akan mampu mencari solusi terbaik tanpa melibatkan emosi yang hanya akan memperkeruh suasana. Ibu juga akan memberi contoh kepada anak mengenai bagaimana menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan tidak melibatkan emosi.

8. Belajar menempatkan perasaan dengan tepat

Tidak ada yang salah dengan memiliki emosi, justru hal itulah yang menunjukkan kemanusiaan kita. Akan tetapi emosi tersebut juga perlu dikendalikan agar tidak berlebihan. Dengan belajar mengelola emosi, maka kita juga akan belajar untuk menempatkan emosi sesuai dengan porsinya masing – masing. Dengan demikian, ibu juga dapat menunjukkan emosi yang tepat dengan kadar yang sesuai pada berbagai situasi.

9. Ibu adalah pusat emosi keluarga

Pentingnya manajemen emosi bagi ibu juga berpengaruh kepada emosi keluarga. Apabila ibu memiliki emosi yang positif, maka begitu pula dengan suami atau ayah dan anak. Pengelolaan emosi ibu yang positif juga akan membawa aura yang positif bagi perkembangan rumah tangga dan juga untuk anak. Ibu sangat mempengaruhi keadaan emosional keluarga secara keseluruhan.

10. Menjadi orang yang lebih maju

Pentingnya manajemen emosi bagi ibu akan terlihat dari setiap tindakan yang dilakukan oleh ibu, yang dapat mencerminkan kehidupan keluarga dan dalam pencapaian apapun. Dengan pengelolaan  emosi yang baik maka seorang ibu akan menjadi ibu yang lebih baik pula Tidak hanya itu, seorang wanita dapat memperoleh kualitas lebih sebagai pribadi yang matang, terpisah dari perannya sebagai ibu. Dalam peran yang manapun, pribadi yang berhasil mengelola emosi akan menjadi orang yang lebih maju dalam segi mental daripada sebelumnya.

11. Lebih mudah bergaul

Kemampuan ibu untuk mengelola emosi dalam psikologi juga akan memudahkannya dalam pergaulan sehingga banyak orang yang akan merasa nyaman berada di dekatnya. Mudah bergaul juga akan berdampak positif pada anak ketika ia mulai belajar bersosialisasi. Dengan ibunya yang memiliki banyak kenalan, anak tidak akan mengalami kesulitan ketika berinteraksi dengan orang lain.

12. Memberi contoh baik kepada anak

Keberhasilan mengelola emosi sudah tentu merupakan hal yang baik yang harus dilakukan. Dengan demikian, ibu akan memberikan contoh yang baik kepada anak dalam cara pengendalian emosi diri bahwa kita harus dapat mengelola emosi dengan baik dalam keadaan apapun agar situasi yang dialami tidak menjadi semakin rumit.

13. Menjadi ibu yang berhasil

Sebenarnya tidak ada ukuran yang baku mengenai standar keberhasilan seorang ibu. Tentu saja keibuan tidak dapat diukur dengan apapun, tetapi ibu dapat mengetahui keberhasilannya dalam mengasuh berdasarkan dirinya sendiri dan keinginannya. Berhasil mengelola emosi yang baik juga merupakan salah satu pencapaian yang sangat bagus dalam kehidupan ibu.

14. Melancarkan kegiatan ibu

Tanpa emosi yang meluap, kegiatan kita sehari – hari akan berlangsung jauh lebih lancar. Emosi hanya akan mengganggu kelancaran kegiatan yang sudah disiapkan atau dijadwal setiap harinya sehingga ibu merasa tidak nyaman dan kerap harus mengulanginya di kemudian hari.

15. Hidup lebih tenang

Emosi yang berlebihan sudah tentu akan membuat hidup tidak tenang. Pentingnya manajemen emosi bagi ibu memang  perlu dilakukan agar hidup ibu dan keluarga lebih tenang. Tanpa adanya kekacauan yang terjadi sehari – hari pun ibu sudah rentan mengalami stress, jika ibu dapat mengelola emosi dengan baik maka aktivitas pun bisa dilakukan dengan suasana yang lebih tenang serta lancar.

Tips Mengelola Emosi

Sebagai ibu sudah tentu telah dan masih mengalami berbagai drama dengan anak sehari – harinya, sehingga sangat mudah dan wajar jika ibu cepat emosi. Beberapa tips untuk mengatur emosi ibu berikut ini bisa Anda coba:

  • Mencari tempat tenang

Jika ada orang lain di rumah atau saat anak sedang menguji kesabaran, titipkan anak sejenak kepada mereka. Misalnya kepada ayah atau nenek dan kakeknya. Jika tidak ada orang lain lagi, usahakan untuk mencari tempat tenang yang menjauh dari anak. Pastikan ketika ditinggalkan anak aman dan ibu tidak meninggalkannya terlalu lama.

  • Tarik napas panjang

Salah satu cara mengendalikan emosi adalah dengan menarik napas panjang. Ini bisa dilakukan berkali – kali sampai emosi mereda. Ibu tidak dapat menenangkan anak jika dirinya sendiri belum tenang, justru akan melampiaskan emosinya kepada anak.

  • Berpikir positif

Mengubah pikiran negatif menjadi suatu yang positif akan sangat membantu dalam meredakan emosi diri. Cobalah lihat perilaku anak yang mengesalkan dari sudut pandang yang lain, terutama dari sudut pandang anak dan bagaimana kira – kira cara berpikirnya, apa yang sebenarnya dia inginkan. Cara mengendalikan emosi dan pikiran negatif perlu dilakukan agar mendapatkan ketenangan.

  • Menghadapi anak setelah tenang

Pikiran yang tenang akan lebih jernih daripada ketika kita emosi, maka hadapi anak ketika emosi sudah menyurut dan Anda sudah tenang. Dengan begitu, anak juga akan merasakan suasana hati Anda dan tidak memperpanjang perilaku buruknya. Ketahui juga mengenai perbedaan perasaan dan emosi dalam psikologi.

Pada dasarnya mengelola emosi tidak sama dengan menahannya. Dengan kata lain, pentingnya manajemen emosi bagi ibu bukan berarti membuat diri menahan emosi dan tidak mengekspresikannya, tetapi lebih kepada mengenali dan jujur terhadap apa yang dirasakan sendiri. Sehingga, dengan begitu emosi dapat diekspresikan dengan cara yang lebih baik, sehingga pesan dari emosi yang dirasakan bisa tersampaikan, dan sedapat mungkin kebutuhan emosi bisa dipenuhi. Kita tetap akan merasakan jenis emosi seperti marah, kesal, sedih, bahagia dan lain sebagainya, tetapi akan mampu mengekspresikannya dengan cara yang tepat dan tidak merusak.

You may also like