Perkembangan psikologi konsumen semakin pesat. Selain banyak pengusaha dan juga perintis yang menyadari pentingnya suara konsumen. Psikologi konsumen membantu menjelaskan sebuah ilmu yang membuat penjual bisa melihat lebih jelas dan lebih baik, bagaimana usaha mereka bisa menguasai pasar dan diterima oleh banyak orang. Simak penjelasan panjang mengenai perkembangan psikologi konsumen berikut.
Karena ilmu psikologi ini datang dari konsumen yang mana adalah manusia maka ilmunya akan terus berkembang. Dasar dari teori psikologi konsumen menurut para ahli tersebut mungkin sudah dijelaskan dan berasal dari Analisa dan isu yang ada. Namun bukan berarti hanya diam ditempat. Karena subjek yang digunakan yaitu manusia, maka perkembangan juga turut bertambah seiring dengan perubahan sikap, kebiasaan bahkan alur yang dijalankan konsumen.
Perkembangan psikologi konsumen juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Selain konsumen sebagai tokoh dan hal utama yang diperhatikan, psikolog merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan manusia. Penggunaannya bisa jadi melebar, dan manfaat atau tujuan dari psikologi konsumen bisa meningkat.
Bukan hanya memahami kebutuhan konsumen, namun sarana pengusaha bisa meningkatkan marketing, memperluas jangkauan usaha, meningkatkan kualitas dari produk sesuai saran dan suara konsumen serta hal lainnya.
Berikut perkembangan psikolog konsumen dari tahun ke tahun
1. Tahun 1920an
jika berbicara mengenai perkembangan maka kita akan membahas mengenai sejarah psikologi perkembangan. Awalnya perkembangan psikologi dimulai dari tahun 1920an dimana orang-orang mengambil ilmu dari dunia industri untuk bisa menemukan cara mempromosikan produk dan memasarkan produk menjadi lebih pesat.
Di tahun 1920an, psikolog bernama Ernest Dichter mendalami konsep psikologi konsumen ke dalam dunia jual beli khususnya pemasaran. Dichter memutuskan untuk mempelajari perilaku konsumen dan mewawancara mereka. Misalnya saja melakukan observasi, wawancara dan pengujian psikologis. Selain itu, mereka juga mencoba membuat teori dan juga menerapkan berbagai ilmu untuk membuat pembeli semakin tertarik dan yakin.
Sejarah lain mencatata ada tokoh penting lain dalam perkembangan psikologi. Sebut saja Walter Dill Scott yang populer sebagai bapak psikologi iklan. Di era yang sama, ia mencoba untuk memanfaatkan penemuan dan berhasil memasarkan produk. Bahkan memperkenalkan konsep psikologi iklan yang dapat menarik perhatian pembeli, serta merancang menjadi teori yang efektif. Setelah teori ini ditemukan, penjualan bahkan meningkat jauh lebih tajam. Sehingga teori ini disebut sebagai teori yang berhasil karena pada prakteknya terbukti benar.
2. Tahun 1940an
Berdasarkan sejarah, di tahun 1940an pasca perang menjadi titik perkembangan lain dari psikolog konsumen. Karena pada tahun tersebut semakin meningkat tajam, dan diterapkan di berbagai industri yang menggunakan iklan sebagai pemasarannya. Sebut saja Psikolog Konsumen Vance Packard dan William H yang menjelaskan mengenai perilaku konsumen.
Mereka menulis buku yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan startegi pemasaran dalam psikologi konsumen dan pembelanjaan. Selain itu, peran iklan dalam pengaruh yang bisa meningkatkan jual beli secara langsung dan signifikan. Walaupun produk/barang yang dijual bukanlah tipe barang yang umum, misalnya produk makanan atau obat-obatan. Karena prioritas akan berbeda untuk masing-masing tahun, termasuk pasca perang di tahun 1940.
3. 1950 & 1960
Ilmu semakin berkembang, begitupun psikologi konsumen yang semakin baik dan melibatkan lebih banyak peneliti serta ahli pemasaran. Apalagi, ilmu marketing/pemasaran juga terus meningkat mengikuti pola hidup masyarakat yang berubah dari hari ke hari.
Konsep memasarkan produk dengan menggunakan efek merek, warna pada promosi hingga perilaku konsumen yang menggambarkan kebutuhan serta kontek sosial yang semakin beragam. Sebut saja jika kosmetik di tahun 1950 dan 1960 akan semakin ramai diikuti dengan tren pakaian yang populer di tahun tersebut.
Peneliti yang menggunakan ilmu pemasaran-pun memanfaatkan waktu yang tepat untuk mempromosikan warna kosmetik yang walaupun pada saat itu masih menggunakan televisi dan media visual berwarna hitam dan putih. Namun pemasaran langsung tidak akan terganggu.
4. Era Milenial dan 2010an
Psikologi industri dan organisasi menjadi salah satu ilmu yang memayungi psikologi konsumen. Sehingga perkembangannya bisa dikatakan pesat. Hal ini juga berkaitan dengan bisnis, industri jual dan beli yang terus berkembang dari hari ke hari. Sebut saja media dari pemasaran yang meningkat, dulu pengusaha atau produsen bisa memasarkan via radio dan televisi.
Cara memasarkan kedua perangkat itu jelas berbeda sehingga produsen harus membuat konsep untuk keduanya. Setelah itu, di tahun millennial dan 2010an seperti saat ini media sosial berkembang pesat. Adanya interaksi kedua belah pihak antara pengiklan dan penerima iklan menjadikan sistem pemasaran menjadi lebih unik dan berbeda.
Teori dan ilmu yang digunakan sebelumnya pasti tidak akan 100% bisa digunakan lagi, sehingga kita harus merubah beberapa cara dan pendekatan pada konsumen agar lebih menarik dan berbeda. Selain itu, di tahun yang sudah modern ini psikologi konsumen menjadi elemen yang sangat penting dan utama.
Semua konsumen sudah bisa menyuarakan keresahan, kontra dan pro dari produk yang dijual. Sehingga review atau ulasan yang diberikan oleh orang banyak bisa menjadi pertimbangan pembeli lain ketika melihatnya. Alasan itu juga yang mengharuskan pengusaha memperhatikan sistem promosi, bahkan memanfaatkan hal ini untuk kedua belah pihak. Baik untuk konsumen maupun untuk usaha yang dijalankan.
Efek Perkembangan Psikologi Konsumen
Perkembangan psikologi konsumen di Indonesia juga bisa dikatakan pesat. Misalnya saja, sejak dulu penjualan difokuskan pada produk yang dipajang di toko sehingga pembeli sudah bisa melihat langsung barang yang diinginkan dalam bentuk fisik. Namun seiring berjalannya waktu, pembeli tidak lagi memiliki waktu untuk bepergian dan juga mengunjungi toko tertentu. Sehingga mereka lebih memilih menggunakan sistem online walaupun tidak bisa menyentuh produk yang diinginkan.
Kenyataan ini menjelaskan bahwa perkembangan konsumen di Indonesia juga mengikuti pasar yang ada. Sehingga efeknya online shop menjadi lebih besar dibanding sebelumnya. Walaupun ditengah perjalanannya, ada banyak masalah yang terjadi misalnya saja penipuan, ketidaksesuaian produk dan barang yang dianggap sebagai resiko dari pembelian secara online.
Dengan berbagi efek yang ditimbulkan tentu ada sisi baik namun ada juga sisi buruk yang muncul. Sehingga sebagai pelaku usaha ataupun konsumen, ada baiknya menimang dan menggunakan ilmu psikologi sosial dengan sebaik-baiknya dan sesuai kebutuhan.