Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Industri dan Organisasi » Psikologi Konsumen : Pengertian, Faktor, Ruang Lingkup, dan Contohnya

Psikologi Konsumen : Pengertian, Faktor, Ruang Lingkup, dan Contohnya

by Titi Rahmah

Psikologi konsumen adalah studi bisnis yang mengkaji distribusi sikap, tindakan atau perhatian antara segmen pembeli barang atau jasa. Psikologi konsumen adalah faktor dimana konsumen dapat menemukan, memilih dan menentukan pembelian yang diinginkan.

Tentu saja, pembeli juga tidak ingin dipusingkan saat membeli barang atau jasa yang diinginkan. Psikologi konsumen juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari individu, kelompok atau organisasi mengenai semua kegiatan yang berkaitan dengan pembelian, penggunaan atau pembuangan barang atau jasa.

Pengertian psikologi konsumen

Psikologi konsumen ini dapat berupa respons emosional, mental, atau hal lain yang menjadi faktor kunci dalam cara konsumen bertindak. Padahal, psikologi konsumen menyebabkan kepuasan yang diperoleh konsumen ketika mereka telah memperoleh barang atau jasa yang memenuhi harapannya.

Konsumen tentu memiliki pertimbangan tertentu ketika memutuskan apa dan bagaimana membeli suatu barang atau jasa. Keputusan pembelian konsumen tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Umumnya konsumen pasti memiliki pandangan tentang apa yang akan dibeli, mungkin mereka memilih karena kualitasnya bagus dan harganya tidak masalah.

Kita juga dapat mempertimbangkan harga tanpa memikirkan kualitas dari apa yang tersedia. Oleh karena itu, konsumen memiliki karakteristik dan prinsip tertentu dalam melakukan pembelian. Sangat penting bahwa produsen atau penjual dapat melihat, menganalisa dan mengevaluasi bagaimana strategi pemasaran yang baik sehingga tepat dan dapat meningkatkan penjualan.

Studi tentang perilaku konsumen tidak hanya didasarkan pada aspek psikologis, tetapi juga pada sisi sosial dan budaya yang berlaku di lingkungan tertentu.

Peran Psikologi Konsumen

1. Menarik perhatian konsumen

Peran pertama psikologi konsumen adalah slogan. Kita harus tahu bahwa agar konsumen mau membeli produk kita atau tidak, kita harus membuat pesan yang mengundang untuk mereka. Padahal, ini membutuhkan trial and error dan membutuhkan materi promosi yang tepat.

Tetapi ketika kita mendapatkan formulanya, pemasaran jauh lebih efektif dari sebelumnya. Dengan ajakan atau tindakan yang tepat akan menarik perhatian konsumen, semakin banyak orang akan mulai membeli produk kita. Pasti ada yang mau membeli produk kita karena call to action meyakinkan mereka.

2. Mengetahui target pasar

Pada dasarnya, setiap bisnis memiliki target pasarnya masing-masing. Tidak semua perusahaan dengan produk yang sama memiliki target pasar yang sama. Beberapa fokus pada kelas menengah ke bawah, sementara yang lain fokus pada kelas menengah ke atas. Tentu tidak ada salahnya memilih target pasar yang kita inginkan.

Namun untuk mendapatkan penjualan yang lebih baik, kita perlu mengetahui sifat pasar sasaran. Mengetahui sifat pasar sasaran, materi pemasaran yang dihasilkan juga harus lebih tepat dari sebelumnya. Kita juga dapat menyesuaikan gaya bahasa, gaya iklan, dan lainnya.

3. Memberikan penawaran menarik produk

Materi promosi untuk pemasaran harus mengandung kata-kata yang menyampaikan kesan penawaran. Ini juga merupakan bagian dari peran psikologi dalam konsumen. Proses penawaran dalam psikologi konsumen dengan kata-kata seperti mudah, cepat, dan enak sering digunakan.

Kata-kata tersebut memiliki tawaran yang kita berikan kepada konsumen yang membacanya. Seolah-olah menawarkan produk nyata melalui promosi pemasaran. Akhirnya, mereka akan tertarik untuk membeli produk.

4. Menyesuaikan kebutuhan konsumen

Beberapa perusahaan saat ini mendapatkan penghasilan yang cukup dari defisit mereka. Salah satunya adalah bisnis sepatu lokal. Ketika permintaan pasar tinggi, persediaan barang manufaktur tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar. Alasan utamanya adalah bisa menjadi langka, terus dicari oleh konsumen dan akhirnya menjadi berita dimana-mana. Cara ini terbukti efektif karena merupakan lompatan nilai perusahaan yang sangat signifikan.

Faktor Psikologi konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2012: 173), faktor yang mempengaruhi psikologi konsumen adalah budaya, sosial, pribadi dan psikologis. faktor Ini adalah dasar pembelian seseorang. Dalam memahami perilaku tidak lepas dari pengaruh budaya, sosial, pribadi dan psikologis, karena setiap orang selalu berinteraksi dan menilai dirinya sendiri untuk mempengaruhi perilakunya. Kotler dan Keller (2012) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian misalnya:

1. Faktor budaya

Terdiri dari budaya, subkultur dan kelas sosial. Di Indonesia, kita memiliki banyak budaya unik yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memahami budaya yang berlaku di wilayah tempat target konsumen tersegmentasi.

2. Faktor sosial

Mencakup yaitu kelompok,lingkungan,keluarga, peran dan status. Saat mereka berkomunikasi dengan keluarga, kolega, dan bahkan orang asing, mereka pasti membawa informasi sugestif sehingga mereka dapat mengubah perilakunya.

3. Faktor pribadi

Adalah umur, pekerjaan, keadaan keuangan, kepribadian dan gaya hidup. Perilaku orang dewasa dengan anak-anak tentu saja berbeda, sebagaimana perilaku orang tidak punya berbeda dengan perilaku orang kaya.

4. Faktor psikologis dalam perilaku konsumen atau psikologi konsumen

Meliputi motivasi, persepsi, belajar dan ingatan. Kemampuan psikologis masing-masing orang juga sangat berbeda, begitu juga dengan reaksi yang berbeda dalam menerima informasi. Ada yang sangat sensitif dalam memperoleh produk tertentu, ada juga yang kurang tertarik dengan produk atau jasa tertentu.

Ruang Lingkup Psikologi Konsumen

Menurut Dwiastuti (2012), pembahasan mengenai ruang lingkup psikologi konsumen ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tingkatan unit analisis dan arah penelitian perilaku konsumen. Unit analisis secara akurat menggambarkan beberapa elemen psikologi konsumen. Pada gilirannya, arah psikologi konsumen menjadi dasar pengembangan dan evaluasi berbagai perilaku konsumen.

Menurut Dwiastuti (2012), ruang lingkup berdasarkan tingkatan unit analisis terdiri dari empat, yaitu sebagai berikut:

1. Masyarakat

Cakupan ini melihat masyarakat secara lebih luas dan beragam dengan berbagai kelas sosial dan budaya yang berlaku di dalamnya. Dalam hal ini harus ada kontrol agar sesuai dengan harapan masyarakat dan budaya penguasa.

2. Segmen pasar

Ruang lingkup ini adalah kesesuaian dan ketepatan barang untuk target konsumen. Misalnya, segmentasi remaja tidak dapat dipaksakan untuk mencapai segmentasi dewasa atau anak. Faktor psikologis pada dasar segmentasi pasar setiap kegiatan atau bentuk pemasaran memerlukan adaptasi terhadap segmen pasar. Hal ini merupakan salah satu bentuk strategi pemasaran dalam psikologi konsumen paling lengkap.

3. Organisasi

Ruang lingkup suatu organisasi dalam psikologi konsumen atau ruang lingkup psikologi industri adalah ketika bersentuhan dengan konsumen yang merupakan kelompok atau komunitas. Tentunya dalam hal ini komunikasi juga dapat terjadi antar institusi, ketika konsumen mengambil keputusan melalui negosiasi dan pertemuan.

4. Individu

Ini adalah area di mana perilaku konsumen didasarkan pada dirinya sendiri tanpa pengaruh eksternal. Perilaku konsumen dalam kasus seperti itu biasanya hanya didasarkan pada kebutuhan biologis atau kepuasan psikologis.

Contoh Psikologi Konsumen

  • Melakukan identifikasi masalah untuk menentukan apakah ada keinginan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi atau tidak terpenuhi.
  • Mencari informasi terkait produk melalui media massa. Misalnya dari website, media sosial, majalah, dan lainnya.
  • Mencari informasi produk melalui kerabat atau orang dekat. Dalam hal ini, tanyakan kepada mereka yang memiliki pengalaman membeli atau menggunakan barang/jasa serupa.
  • Evaluasi pemilihan alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian. Jelaskan apakah bahan habis pakai tersebut dapat memberikan manfaat yang optimal kepada konsumen atau tidak.
  • Lakukan perbandingan harga dan kualitas produk. Untuk memperjelas apakah harga barang/jasa tersebut sesuai dengan kemampuan konsumen itu sendiri.
  • Lakukan pembelian aktual setelah proses keputusan pembelian
  • Menggunakan opsi pembayaran produk. Misalnya menggunakan kartu kredit atau debit.
  • Beri penilaiam produk/layanan yang dibeli.
  • Lakukan pembelian ulang jika konsumen merasa puas dengan produk/jasa tersebut.
  • Mencari informasi produk/jasa langsung dari penjual/dealer/produsen/toko terdekat.

You may also like