Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Industri dan Organisasi » 10 Gaya Kepemimpinan dalam Psikologi Industri

10 Gaya Kepemimpinan dalam Psikologi Industri

by Tiffany

Apa yang anda ketahui tentang kepemimpinan ? dalam sebuah organisasi kepemimpinan merupakan hal yang penting. mengingat kehidupan ini sebenarnya organisasi, bahkan keluar yang kecil sekalipun merupakan sebuah organisasi. ketika anda menjadi orang tua khususnya ayah maka anda adalah pemimpinnya. Jika anda anak maka anda yang dipimpin atau bisa disebut anggota.

nah dalam artikel ini kita akan membahas mengenai organisasi dan jenis kepemimpinan secara keseluruhan dalam organisasi dengan area yang luas atau besar.

  1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya kepemimpinan pertama yang bisa dipahami oleh psikologi industri adalah pemimpin dengan tipe otoriter atau gaya otokratis. Biasanya mereka menggunakan hukuman dan ancaman untuk memaksa menyamaratakan pemikiran baik ide mereka ataupun bawahan dan timnya. Gaya ini biasanya dinilai negatif dan menakutkan. Namun ada juga yang senang dan merasa bahwa mereka dibawa ke arah yang lebih baik.

Umumya jika anda melihat gaya seorang pemimpin seperti ini maka mereka merupakan orang yang cukup egois. Seringkali para pemimpin otokratis berusaha untuk menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk kecenderungan yang menggunakan bawahannya seperti layaknya alat dalam organisasi, seperti mesin, sehingga dianggap kurang martabat. Selain itu pengambilan keputusan dilakukan secara sepihak dan seringkali memaksa.

  1. Kepemimpinan Birokrasi

Selanjutnya adalah Birokrasi dimana kepemimpinan ini biasanya diperlukan dalam organisasi industri ataupun sebuah perusahaan. Karena mereka mengikuti kebijakan dan prosedur yang sudah ada. Tugas pemimpin yang birokrasi untuk memastikan semua karyawannya lurus-lurus saja dan melakukan kegiatan rutin sehari-hari yang sesuai.

Mereka juga menginginkan bahwa sikap karyawan atau bawahannya teladan dan memberikan prestasi tertinggi. Sayangnya kelemahan dari kepemimpinan ini adalah tidak adanya ruang untuk berkreatifitas atau mengekspresikan diri. Penerapan Psikologi Dalam Kepemimpinan untuk jenis birokrasi cukup banyak yang menyukai.

3. Gaya Kepemimpinan Lezess Faire

Selanjutnya masuk ke gaya kepemimpinan Faire atau biasa disebut sebagai liberal. Dimana banyak para pemimpin yang mencoba mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk bisa mencapai tujuannya. Selain itu pemimpin ini hanya akan terlibat dalam kuantitas yang kecil saja mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

Adapun ciri-cirinya, pertama tidak ada pengawasan, selanjutnya pemimpin hanya berkomunikasi jika dibutuhkan dan melimpahkan wewenang kepada bawahan yang menyebabkan mereka terlihat tidak bertanggung jawab. Pentingnya Kesehatan Mental Dalam Dunia Kerja salah satunya adalah tanggung jawab.

4. Gaya Kepemimpinan Demokratif atau Partisipatif 

Gaya Kepempimpinan demokratif masuk kedalam gabungan antara otoriter dan demokratis dimana mereka akan menganalisis masalah dan mengusulkan tindakan pada bawahan. Jika melihat gayanya pemimpin akan menitik beratkan pada usaha mereka untuk melibatkan bawahan yang bekerja secara tim.

Selain itu, staf juga diminta saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf pada usulannya tersebut. Aplikasi Psikologi Industri Dan Organisasi Dalam Pekerjaan memang besar peranannya dan demokrasi termasuk salah satunya.

Khusus untuk gaya partisipatif mengarah ke pengembangan kepercayaan serta loyalitas pada bawahan kepada pemimpin dan karena pemimpin membawa kepada pertimbangan penuh, maka menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka serta menjadikannya ilmu atau masukan.

  1. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Selanjutnya adalah gaya kepemimpinan ini bekerja pada prinsip yang memang menandatangani kontrak untuk bisa berpartisipasi dalam proyek tertentu.

Selain itu semua keputusan pemimpin mereka sebagai otoritas tertinggi. Apabila kinerja bawahan baik maka akan dihargai dan jika kinerja mereka di bawah standar yang telah diharapkan dan ditetapkan sesuai dengan sanksi kontrak tertulis. Cukup jarang gaya kepemimpinan ini diterapkan dalam organisasi atau industri besar.

  1. Gaya Kepemimpinan Visioner

Selanjutnya masuk ke gaya kepemimpinan visioner, dimana pemimpin ini mengartikulasikan kemana kelompok tersebut akan berjalan dan apa resiko yang akan terjadi di depan.

Namun bagaimana cara mencapai tujuan untuk membebaskan orang yang berinovasi, bereksperimen serta menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan sejak jauh-jauh hari. Pemimpin ini juga memikirkan bagaimana anak buahnya kedepan dan bahaya apa yang akan datang.

Adapun ciri yang menggunakan inspirasi bersama dengan tritunggal EI, yaitu kepercayaan diri, kesadaran diri, dan empati, dimana pemimpin ini dapat mengartikulasikan tujuan atau baginya merupakan tujuan sejati dan selaras dengan nilai bersama orang – orang yang dipimpinnya.

Baca juga :

  1. Gaya Kepemimpinan Paternalistik

Pemimpin selanjutnya adalah paternalistik dimana biasanya kepemimpinan ini tetap ada dalam bahasa psikologi industri, namun penerapannya bersifat tradisional dan hanya beberapa suku saja. Salah satu ciri utama masyarakat yaitu rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota. Selain itu mereka yang menjadi panutan seperti orang tua atau dituakan.

Pemimpin seperti ini kebapakan dan menjadi panutan masyarakat. Biasanya tokoh adat para ulama dan guru. Pemimpin seperti ini mengembangkan sikap kebersamaan yang banyak disenangi oleh anggotanya. Terutama jika ada masalah besar yang menimpa keluarga atau sebuah organisasi tersebut.

Jika dilihat dan dinilai kebersamaan itu, dalam organisas iyang dipimpin oleh seorang pemimpin yang paternalistik kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat menonjol pula.

  1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Sebelum masuk ke gaya kepemimpinan maka akan kita bahas mengenai Kharisma diartikan “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya” selain itu gaya kepemimpinan ini dinilai berdasarkan kualitas kepribadian.

Kesuksesan bawahan dapat diwujudkan apabila pemimpin memiliki sifat yang juga terpuji. Jika tidak maka akan membahayakan karena efeknya bawahan akan menuruti apa yang dikatakan oleh pemimpinnya.

 9. Gaya Kepemimpinan Militeristis

Masuk ke kepemimpinan militer dimana mirip seperti otoriter yang memaksakan kedisplinan. Selain itu sifat dari tipe kepimimpinan ini banyak menggunakan sistem perintah komando dan keras. Kaku dan seringkali kurang bijaksana.

Selain itu menghendaki kepatuhan mutlak yang berasal dari bawahan, menyenangi formalitas serta upacara yang besar-besaran. Bagi sebagian orang dengan adanya militeris menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, Komunikasi hanya berlangsung searah

10. Gaya Kepemimpinan Agamis

selanjutnya yang banyak dilakukan di beberapa negara meskipun tidak resmi yaitu gaya kepemimpinan yang sangat agamis. apakah anda merasakan di Indonesia ? mungkin termasuk, padahal sudah jelas dikatakan sebagai negara yang umum.

karena negara yang agamis cenderung memihak atau mengikuti aturan salah satu agama. Sedangkan Indonesia terdiri dari ragam agama dan juga kepercayaan. Dalam organisasi sendiri jika itu organisasi berbasis agama mungkin kepemimpinan ini dibutuhkan sekali namun tidak bagi organisasi umum.

Baca juga:

You may also like