Gangguan Psikologi

Gangguan Mental Organik – Jenis – Penyebab

Psikosa merupakan gangguan mental yang disebabkan adanya disorganisasi kognitif, diorientasi waktu, ruang, orang, serta adanya gangguan emosional. Kondisi tersebut menyebabkan adanya gangguan kepribadian dan perilaku yang menyimpang dikarenakan terputusnya hubungan dirinya dengan kenyataan. Kondisi ini juga mempengaruhi hubungan sosialnya. Pada beberapa kasus gangguan psikosa juga disertai adanya halusinasi atau delusi dimana penderita menyatakan sesuatu yang tidak ada seperti ada.

Menurut kartini kartono, 1989 bahwa psikosa dibagi menjadi dua golongan yaitu psikosa organik dan psikosa fungsional. Psikosa organik disebabkan adanya kerusakan ataugangguan pada faktor fisik, seperti kerusakan pada sel saraf pada otak, sehingga menyebabkan gangguan pada ingatan, fungsi pengenalan, perasaan, dan disorientasi kemauan diri. Berikut ini merupakan penjelasan lebih detail tentang gangguan mental organik.

Pengertian

Gangguan mental organik merupakan gangguan akibat disfungsi bagian otak yang bisa bersifat temporer atau permanen. Kerusakan fungsi sel otak ini bisa diakibatkan oleh banyak faktor seperti penuaan atau penyakit kelebihan produksi zat zat tertentu di dalam otak.

Choca, 1980 mengelompokkan gangguan mental organik menjadi 8 berdasarkan karakteristiknya yaitu: (1) Demensia: gangguan fungsi intelektual. (2) Delirium: gangguan konsentrasi dan kesadaran. (3) Sindrom amnestic: gangguan memori. (4) Sindrom delusi organik :munculnya imajinasi atau khalayan. (5) Halusinasi organik: munculya halusinasi. (6) Sindrom mental organik: gangguan fungsi emosi. (7) Intoksikasi: gangguan intelektual dan fungsi motorik. (8) Withdrawals: gangguan intelektual dan fungsi motorik.

Kerusakan pada struktur atau bagian tertentu pada otak akan menyebabkan gangguan yang berbeda beda tergantung fungsi apa yang terganggu. Kerusakan pada area yang sama juga tidak selalu menunjukkan gejala yang sama dipicu seberapa besar kerusakan yang terjadi. Semakin luas kerusakannya maka akan semakin berat gejala yang muncul. Begitu juga apabila apabila kerusakan terjadi pada area motorik, maka gangguan yang muncul adalah seperti gangguan berbicara, dan lainnya. Kemungkinan penyembuhan gangguan mental organik akan lebih maksimal apabila diobati sejak dini, ketika awal gejala ditemukan.

baca juga:

Penyebab

Penyebab umum munculnya gangguan mental organik yaitu oleh kerusakan sel atau trauma pada otak, bisa juga disebabkan oleh penyakit atau ketidakseimbangan nutrisi. Gambaran utama dari penyebab gangguan mental organik, antara lain:

  1. Gangguan fungsi kognitif: Meliputi gangguan daya ingat, atau memori, daya pikir, konsentrasi, daya belajar.
  2. Gangguan sensorium: Gangguan kesadaran, perhatian atau kesulitan memfokuskan pikiran.
  3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol: Adanya halusinasi, delusi, waham, perubahan emosi yang tidak stabil, depresi.

Ciri-Ciri

Berikut ini adalah ciri ciri umum gangguan mental organik menurut Rathus & Nevid, 1991:

  1. Penurunan fungsi intelektual dan ingatan.
  2. Gangguan dalam berbicara dan berbahasa.
  3. Disorientasi ruang, waktu, dan orang.
  4. Adanya gangguan motorik.
  5. Mengalami gangguuan dalam membuat keputusan.
  6. Emosi dan perasaan menjadi tidak stabil.
  7. Kepribadian yang berubah dan menyimpang.

baca juga:

Jenis Gangguan Mental Organik

Berikut ini adalah beberapa jenis dari gangguan mental organik yang umum terjadi, antara lain:

A. Delirium

Delirium merupakan kondisi mental yang kacau dan kesulitan untuk berkonsentrasi atau memusatkan perhatian akibat adanya kerusakan fisik di otak atau pasca penggunaan zat zat psikoaktif.

Adapun tanda dan gejala dari delirium, yaitu:

  • Gangguan kesadaran: orang dengan delirium mengalami gangguan kesadaran, bisa tiba tiba pingsan, kesadaran berkabut bahkan sampai koma.
  • Gangguan perhatianPenderita memiliki penurunan kemammpuan dalam memusatkan, perhatian, sehingga memiliki kesulitan dalam mengikuti pembicaraan orang lain yang berganti ganti topik pada waktu yang bersamaan. Penderita  juga menurun sensitifitas perhatiannya terhadap lingkungan.
  • Gangguan kognitif umumPenderita mengalami halusinasi, ilusi, atau kesalahan dalam interpretasi stimulasi sensori. Penderita tidak dapat mengorganisasikan pikirannya, berbicara melantur, dan bisa dengan atau tanpa adanya waham yang bersifat sementara.
  • Gangguan psikomotorPenderita mengalami hipoaktivitas atau hiperaktivitas yang tidak terduga. Penderita memiliki waktu untuk bereaksi atau memberikan respon lebih panjang, arus pembicaraan bertambah atau berkurang, reaksi terperanjat meningkat, melakukan gerakan gerakan tidak bermakna, tanpa tujuan dan tidak tenang misalnya seperti memukul mukul objek tertentu.
  • Gangguan siklus tidur –bangunPenderita seringkali mengalami kesulitan tidur atau insomnia. Pada kasus berat, penderita sama sekali tidak tidur. Siklus tidur juga bisa terbalik dimana pada malam hari tidakmengantuk dan mengantuk pada siang hari. Gejala gejala lainnya akan semakin memburuk ketika tidak bisa tidur. Sering mimpi buruk dan bangun di malam hari. Mimpi buruk bisa berlanjut pada halusinasi setelah terbangun dari tidur.
  • Gangguan emosional:  Penderita mengalami kecemasan berlebih, mudah marah, emosi tidak stabil dan berubah ubah, apatis terhadap lingkungan, dan kehilangan akal.

Penyebab Delirium

Delirium disebabkan gangguan menyeluruh oleh proses metabolisme otak dan gangguan neurotransmitter pada otak. Delirium terjadi secara tiba tiba akibat trauma otak atau adanya luka di kepala. Delirium bisa berkembang secara cepat ataupun bertahap akibat suatu penyakit. Secara umum delirium disebabkan oleh: (1) Infeksi yang ditandai adanya demam tinggi yang tidak turun turun, (2) trauma pada kepala: luka atau trauma menyebabkan kerusakan pada sel atau bagian otak, (3) Gangguan metabolisme akibat organ lain seperti liver, ginjal, efek pembedahan, intoksikasi, zat psikoaktif, dan lainnya (Rathus dan Nevid, 1991).

Pengobatan Delirium

Delirium bisa diobati dengan maksimal pada awal tahap munculnya gejala, semakin awal pengobatan dimulai maka akan semakin efektif terhadap tingkat penyembuhan. Delirium bisa diatasi dengan tepat berdasarkan pada kondisi organiknya. Penanganan delirium ini bisa sangat singkat berkisar satu minggu, atau sebulan. Namun apabila terlambat, kondisi fisik bisa memburuk dan terjadi koma atau kematian. Pengobatan delirium biasa dilakukan di Rumah Sakit sehingga dapat dipantau perkembangannya dan diberikan terapi obat (tranquilizers) untuk mengurangi gejala gejala yang muncul dan mendapatkan dukungan emosional dan sosial dari lingkungannya.

baca juga:

B. Demensia

Demensia berarti gangguan mental atau gangguan kognitif dengan ciri yang menonjol yaitu adanya kemunduran ingatan yang progresif dan terganggunya kemampuan berbahasa dan motorik. Menurut PPDGJ-III, demensia merupakan sindrom akibat gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple yaitu daya ingat, daya pikir, orientasi, berhitung, belajar, berbahasa, dan daya nilai. Pada awalnya gejala muncul diawali dengan adanya gangguan pada emosi, perilaku dan juga motivasi hidup.

Gangguan fungsi intelektual atau kemunduran mental pada demensia lebih mengacu pada gangguan degeneratif otak. Demensia seringkai muncul pada usia lansia yaitu pada usia 65 tahun dan disebut presenile demensia. Gejala gejala mulai muncul dan berkembang pada usia 40 – 50 tahun. Sedangkan demensia yang muncul di atas usia 65 tahun disebut senile demensia yang ditandai dengan kemunduran fisik dan mental secara lamban dan progresif disertai gangguan daya ingat. Namun demensia tidak hanya terjadi pada usia lansia saja, namun bisa juga mengenai semua kalangan umur. Berikut ini gejala umum yang timbul akibat demensia:

  1. Adanya kemunduran mental seperti daya pikir, berfikir akbstrak, gangguan kemampuan pemecahan masalah, daya ingat, gangguan fungsi sosial dan aktivitas harian.
  2. Kehilangan ingatan, pada awalnya hanya ringan meliputi kejadian yang singkat, namun semakin lama semakin parah sehingga tidak mampu mengingat hal hal yang baru. Semakin lama, kondisi akan terus memperburuk, bahkan penderita tidak dapat mengenali dirinya, orang orang disekitarnya, bahkan kehidupannya.
  3. Afasia, merupaka hilangnya kemampuan menggunakan bahasa karena kerusakan pada bagian otak.
  4. Apraxia, merupakan ketidakmampuan melakukan gerakan badan yang terkoordinasi akibat kerusakan pada otak.
  5. Agnoria merupakan ketidakmampuan mengenal objek meskipun penderita mampu mengamatinya.
  6. Tidak ada gangguan kesadaran

Penyebab Demensia

Faktor penyebab demensia meliputi kerusakan otak yang progresif. Penyakit fisik yang bisa menjadi penyebab demensia antara lain: penyakit otak seperti Alzheimer dan Pick, multi- infark demensia (multiple stroke yang terjadi berulang- ulang), infeksi pada otak, intoksikasi, tumor di kepala, dan lainnya.

75% kasus demensia disebabkan oleh Alzheimer dan mengenai lebih banyak pada perempuan. Alzheimer bisa teradi pada usia 40 tahun dan secara progresif berkembang seiring bertambahnya usia. Semakin tinggi usia maka semakin besar pula kemungkinan menderita Alzheimer. Di Amerika, Alzheimer menjasi salah satu penyebab kematian tertinggi.

Multi infark dementia diakibatkan oleh stroke yang terjadi berulang ulang. stroke sendiri terjadi akibat penebalan dinding pembuluh darah pada otak atau adanya sumbatan. Multi infark dementia memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit Alzheimer yaitu adanya gangguan daya ingat dan gangguan berbicara, perubahan emosi yang tidak stabil, ketidakmampuan menjalankan fungsi atau aktivitas harian. Kembali lagi pada konsep sembelumnya, bahka gejala yang muncul tergantung pada area kerusakan yang terjadi dan seberapa luar kerusakannya. Kerusakan pada area tertentu, mengakibatkan gangguan fungsi tertentu.

Gangguan kognitif biasanya tidak merata, mungkin adanya gangguan daya ingat saja, atau dengan daya pikir juga, ataupun adanya gejala neurologis fokal. Namun daya tilik (insight) dan daya nilai atau pemberian keputusan masih relatif menetap dan baik. Onset terjadi lebih lambat dan setiap infark yang terjadi mengalami akumulasi kerusakan pada parenkim otak.

baca juga:

Gangguan mental organik terdiri dari banyak macam lainnya. Pengobatan dari gangguan mental organik ini menitikberatkan pada pencegahan percepatan progresifitas perkembangan penyakit atau kerusakan yang terjadi. Semakin cepat ditangani, maka kerusakan yang terjadi tidak akan meluas dan penyembuhan bisa lebih optimal.

Pada beberapa gangguan, pengobatan mungkin tidak bersifat menyembuhkan, namun hanya memperlambat keparahan kerusakan pada otak, dan juga menekan gejala gejala yang ditimbulkannya seperti menekan emosi yang berubah ubah, atau perilaku yang tidak terkoordinasi. Alzheimer menjadi salah satu penyebab gangguan mental organik yang sampai saat ini masih belum ditemukan pengobatannya. Beberapa penyebab lainnya juga masih belum bisa diketahui pengobatannya, treatment yang ada hanya untuk menekan gejala gejala yang muncul dan memperlambat progres penyakit.

Share
Published by
Ina

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago