Home » Ilmu Psikologi » 13 Fungsi Berpikir Kritis dalam Psikologi Lintas Budaya

13 Fungsi Berpikir Kritis dalam Psikologi Lintas Budaya

by Arby Suharyanto

Setiap negara pasti memilki budaya yang beragam di setiap wilayahnya yang berbeda-beda. Misalnya di Indonesia yang memiliki banyak ragam budaya. Keragaman budaya tersebut memilki karakteristik yang berbeda-beda dan juga berdampak pada prilaku individunya.

Oleh sebab itulah, penting bagi kita untuk memahami keragaman tersebut yang dilihat dari sisi psikologisnya. Ilmu psikologi yang mempelajari tentang kebudayaan disebut psikologi lintas budaya. Selain itu, karena manusia adalah makhluk yang berakal dan diberikan kemampuan berpikir penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana fungsi berpkir kritis dalam mempelajari psikologi lintas budaya. Mari kita bahas lebih rinci di artikel ini. (Baca juga mengenai pengaruh budaya terhadap gangguan jiwa).

Psikologi lintas budaya merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, kultur, dan bagaimana keduanya saling berpengaruh untuk dapat digambarkan sebagai sebuah dinamika dalam sebuah masyarakat. Dalam psikologi lintas budaya berpikir kritis adalah salah satu hal yang penting. (Baca juga mengenai teori budaya dalam psikologi).

Di Indonesia sendiri perkembangan psikologi lintas budaya dimulai pada sekitar pertengahan tahun 1980an yang ditandai dengan munculnya penelitian disertasi tentang stereotip etnik di dalam budaya-budaya kelompok etnik di Indonesia oleh Prof. Dr. Soewarsih Warnaen. (Baca juga mengenai cara menyikapi budaya asing).

Kepeloporan pengembangan psikologi lintas budaya Prof. Dr. Soewarsih Warnaen dalam bidang psikologi lintas budaya dilanjutkan dalam pengajaran matakuliah psikologi lintas budaya pada program S2 Psikologi Sosial di Universitas Indonesia sejak akhir tahun 1980an. (Baca juga mengenai emosi dalam psikologi lintas budaya).

Sedangkan menurut Seggal, Dasen, dan Poortinga (1990) psikologi lintas budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk, dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Pengertian ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok, yaitu keragaman perilaku manusia di dunia, dan kaitan antara perilaku individu dengan konteks budaya, tempat perilaku terjadi. (Baca juga mengenai konsep psikologi lintas budaya).

Kemampuan berpikir kritis seseorang dipengaruhi oleh dorongan intrinsik dan ekstrinsik. Latar belakang kepribadian dan kebudayaan seseorang dapat memengaruhi usaha seseorang untuk dapat berpikir kritis secara intrinsik maupun ekstrinsik terhadap suatu masalah dalam kehidupan.

Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan tersebar dalam berbagai daerah serta kondisi wilayah yang berbeda pantaslah menjadi sebuah keindahan budaya dan identitas suatu bangsa. Jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 jiwa (BPS, 2010) yang tersebar di lima pulau besar dan memiliki kekhasan penduduk di masing-masing daerah.

Keanekaragaman budaya yang ada pastilah memiliki sebuah pola pikir masyarakat yang berbeda sesuai dengan adat istiadat dan juga demografi masyarakat tersebut. Oleh sebab itulah, berpikir kritis dalam menghadapi perbedaan budaya sangat diperlukan agar tidak terjebak dalam perbedaan budaya tersebut.

Berikut beberapa fungsi dari pentingnya kita untuk berpikir kritis dalam psikologi lintas budaya:

1. Menjadi modal solusi dalam pemecahan masalah dan hal tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan sekitar. Dengan berpikir kritis kita akan mulai berpikir dalam setiap budaya yang berbeda terdapat banyak perbedaan dan bahkan adanya masalah atau perbenturan antara budaya satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah, dengan berpikir kritis kita akan mampu memecahkan masalah kebudayaan tersebut.

2. Mampu beradaptasi dengan lingkungan secara baik serta mampu mengembangkan diri. Mempelajari psikologi lintas budaya akan membantu kita dalam beradaptasi dengan budaya baru.

3. Berpikir kritis juga berarti usaha untuk menghindarkan diri dari ide dan tingkah laku yang menjadi kebiasaan. Dengan berpikir kritis, kita akan mengetahui bahwa adanya kebiasaan atau adat istiadat dari budaya tertentu yang menurut kita tidak biasa atau tidak dapat kita terima. Dengan begitu kita akan berusaha untuk menghindarinya.

4. Mampu memahami kekhasan berpikir suatu budaya di masyarakat. Di Indonesia memiliki beragam suku, budaya dan semuanya berbeda-beda. Dengan berpikir kritis akan membantu kita untuk memahami bahwa keragaman tersebut memiliki kekhasan tertentu.

5. Menjelaskan kepribadian individu dapat dipengaruhi dan dijelaskan dalam konteks budaya ataupun sebaliknya. Berpikir kritis akan membantu kita mengenal dan memahami budaya dilihat dari individunya. Karena daam suatu kebudayaan akan membentuk kepribadian dalam individunya.

6. Merupakan sarana untuk menganalisis dan bertindak agar bisa beradaptasi dengan baik. Berpikir kritis akan membantu kita mengenal dan memahami budaya sehingga memudahkan kita dalam beradaptasi dalam kebudayaan tersebut.

7. Untuk melihat manusia dan perilakunya dengan kebudayaan yang beragam dengan kebudayaan yang ada disekitar kita. Berpikir kritis akan membuka mata kita terhadap keragaman budaya yang dapat dilihat dari prilakunya.

8. Menyusun bangunan pengetahuan (body of knowledge) tentang manusia yang berbudaya. Membantu kita untuk lebih mempelajari dan memahami bahwa manusia berhubungan erat dengan kebudayaannya.

9. Untuk melihat kedua perilaku universal dan perilaku yang unik untuk mengidentifikasi bagaimana dampak perilaku tertentu, kehidupan keluarga, pendidikan, pengalaman sosial dan daerah lainnya. Dengan berpikir kritis akan membantu kita melihat adanya dampak-dampak yang diberikan dari prilaku yang dibangun dari kebudayaan, baik itu positif atau negatif.

10. Mengatahui persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu dalam berbagai budaya dan kelompok etnik. Berpikir kritis dalam memahami psikologi lintas budaya akan membantu kita melihat adanya persamaan dan perbedaan dari bernagai budaya terhadap individunya.

11. Menjelajah budaya lain untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai dalam pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas. Mempelajari psikologi lintas budaya akan membantu kita mengenal psikologis yang berbeda-beda dari setiap budaya.

12. Merampatkan dan mencari tahu sebab-sebabnya atau menemukan cara-cara alternatif (yang mungkin khas budaya setempat). Berpikir kritis terhadap budaya akan membantu kita menemukan budaya baru.

13. Membuka mata terhadap aspek-aspek perilaku yang baru walau kita telah mendapat dukungan menarik dari penempatan fenomena yang kita pelajari.

Dari penjelasan panjangan diatas, dapat kita ketahui bahwa mempelajari psikologi lintas budaya sangat penting. Selain itu, penting juga bagi kita sebagi manusia yang berbudaya untuk berpikir kritis dalam memahami keragaman budaya.

Terlebih bagi masyarakat Indonesia yang memiliki banyak budaya yang beragam dengan mempelajari psikologi lintas budaya dan berpikir kritis terhadapnya akan membantu kita lebih memahami dan mengenal perbedaan atau persamaan dari budaya-budaya yang ada. Dan juga dengan berpikir kritis akan membantu kita  dalam menanggapi berbagai masalah terkait keragaman budaya serta menemukan solusinya sehingga dapat menghindari perpecahan atau culture shock (gegar budaya).

Demikian yang dapat disampaikan penulis, semoga menjadi wawasan berkualitas untuk anda. Terima kasih. Salam.

You may also like