Home » Psikologi Remaja » Pengaruh Egosentrisme Terhadap Remaja

Pengaruh Egosentrisme Terhadap Remaja

by Khanza Savitra

Egosentrisme merupakan sebuah sikap ketidak mauan seseorang untuk melihat suatu kondisi dari sudut pandang orang lainnya. Sehingga menyebabkan dirinya sendiri gagal dalam menarik kesimpulan tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilihat oleh orang lain. Sifat egosentrisme memang cenderung sering ditemukan pada usia anak-anak hingga remaja. Pada dewasa, lebih mudah untuk menyesuaikan diri serta mengoreksi pandangannya jika memang dirasa tidak sesuai dengan kondisi lingkungan di sekitarnya maupun relasinya dengan orang lain. Namun meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan jika terdapat sebagian dewasa lainnya yang juga dapat memiliki sifat egosentrisme.

Sifat egosentrisme memang seringkali disamakan dengan kepribadian narsistik, namun keduanya memiliki perbedaan satu sama lainnya. Sama halnya dengan narsisme, orang yang memiliki sifat egosentrisme berpendapat jika mereka lah yang menjadi pusat perhatian serta apa yang menjadi pemikirannya sajalah yang penting. Namun hal yang membedakan dengan sifat narsisme adalah mereka tidak membutuhkan pengakuan orang lain untuk pandangan dan pendapatnya tersebut.

Selain itu, egosentrisme dengan egoisme juga memiliki perbedaan yang harus anda ketahui. Jika egoisme merupakan sikap yang berpusat pada diri sendiri, mencari kepetingan diri sendiri, mementingkan diri sendiri, tanpa memperhatikan orang lain di sekitarnya bahkan terkadang cenderung meniadakan. Sedangkan unuk egosentrisme merupakan sifat yang membuat dirinya sendiri menjadi pusat perhatian dan melakukan segala cara untuk mendapatkan hal yang diinginkannya.

Penyebab Egosentrisme

Lalu apa yang menjadi penyebab egosentrisme bisa muncul dalam diri seseorang? Menurut Nugroho (2008) menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya sifat egosentrisme antara lain adalah:

1. Rasa Takut

Kebanyakan seseorang yang bersifat egois dikarenakan rasa ketakutan pada orang lain. Takut mengalami penolakan ataupun ditinggalkan. Rasa takut tersebut akhirnya tertanam di dalam dirinya sehingga menyebabkan mereka takut untuk bersosialiasi dengan yang lainnya, namun tidak menjadi kepribadian antisosial. Mereka akhirnya hanya peduli dengan dirinya sendiri saja.

2. Sikap Manja

Tanpa disadari, dibalik sikap orang tua yang terlalu memanjakan, melindungi, serta memberikan semunya kepada anak bisa menyebabkan anak berkembang menjadi egois dampak psikologis anak yang tidak diinginkan lainnya. Ada beberapa alasan yang menyebabkan orang tua terkadang memanjakan anak.

  • Orang tua ingin mencegah ketidaknyamanan dan terdorong agar memenuhi segala keinginan anak
  • Orang tua memiliki mas akecil yang serba kekurangan sehingga tidak menginginkan anaknya mengalami hal yang sama
  • Orang tua dulunya tidak mengharapkan anak sehingga akan merasa bersalah serta memunculkan reaksi berlebihan dalam mendidik anak

Kondisi anak yang terlalu manja ini akhirnya memunculkan rasa tidak toleran, egois, dan tidak mampu dalam mengatasi masalah. Mereka hanya peduli pada diri mereka sendiri tanpa peduli dengan orang lainnya.

3. Kepribadian Tidak Matang

Sebagian besar remaja memang terkadang tidak memiliki kepribadian yang matang. Penyebabnya bisa terjadi karena gangguan keterbelakangan, gangguan belajar, dan gangguan bicara. Anak menjadi egois karena belum mempelajari tentang rasa kepedulian pada orang lain. Mereka belum termotivasi untuk belajar memahami bagaimana perasaan orang lain.

Pengaruh Sikap Egosentrisme

Ada beberapa dampak dari sikap egois pada perkembangan kehidupan remaja. Berikut ini beberapa pengaruh sikap egosentrisme yang perlu diperhatikan.

  • Membuat remaja akhirnya menjadi individual yang memiliki pandangan sempit dan tidak mampu berpikir secara luas
  • Mendorong menjadi individual yang mudah rakus serta serakah pada kepentingan sendiri bahkan tidak terbatas
  • Sering menjadikan  orang lain sebagai objek atau alat yang digunakan untuk memenuhi kepentingan pribadi
  • Membuat diri menjadi terlalu sibuk akan dirinya sendiri serta kepentingannya
  • Mengganggu kehidupan sosial, baik kerukunan, persatuan serta kesatuan

Selain itu, sikap egosentrisme juga menyebabkan otak menjadi tidak berkembang. Apalagi di masa remaja merupakan masa-masa emas dimana perkembangan baik otak sangat signifikan. Sehingga sangat disayangkan jika sikap egois seperti ini tetap dipelihara hingga dewasa.

Tentu saja sikap egosentrisme ini dapat memberikan dampak yang buruk bagi perkembangan kehidupan remaja. Cara menghilangkan sifat egois tentu saja dibutuhkan peran penting dari orang tua dalam mendampingi serta menasehati. Terkadang sifat egois bisa saja menurun dari orang tua yang juga berperilaku egois. Orang tua menjadi model dan contoh bagi anak-anaknya, sehingga sudah seharusnya untuk menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya.

Selain itu penting bagi remaja untuk mulai memiliki pola pikiran yang lebih terbuka. Lebih peduli dan tidak menganggap dirinya sebagai orang yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain. Bersikap rendah hati kepada orang lain di sekitarnya. Nah itu tadi pengaruh sikap egosentrisme pada remaja. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.

You may also like