Manusia tercipta dengan kesempurnaan panca indera dan juga kemampuan fungsi organ yang lengkap, namun ada beberapa kasus yang sebaliknya bisa saja terjadi pada kondisi tertentu. Salah satu sifat dasar manusia adalah sama, hanya kondisi fisik yang berbeda. Salah satu contohnya pada sikap keegoisan manusia, bagi orang dengan tingkat spiritual tinggi sifat ini tentulah berbeda dengan orang biasa. Berikut ini pengaruh egosentrisme terhadap remaja yang perlu diketahui.
Adakalanya orang mampu menahan sifat egois dalam dirinya, namun ada yang tidak mampu. Apabila sifat egois ini tidak dibehani dan diatasi dengan pola didikan yang baik tentu dapat berdampak secara psikologis. Nah, berikut ini kenali beberapa konsep egosentrisme kognitif yang mendasarinya :
1. Adanya Rasa Takut
Salah satu bentuk setiap orang bersikap egois diakibatkan karena rasa ketakutan, contohnya ketakutan terhadap kedekatan dengan orang lain, adanya penolakan, ditinggalkan atau dicampakkan sehingga hal tersebut menjadi rasa ketakutan secara menyeluruh terhadap proses kehidupan. Akibat rasa takut inilah yang tertanam dalam diri seseorang dan akhirnya menyebabkan ia takut untuk berhubungan dengan orang lain atau keluarganya, sehingga hanya merasa peduli pada keselamatan dirinya sendiri. Penjelasan mengenai teori lingkungan dalam psikologi perkembangan dalam tahap kemajuan perilakunya.
2. Kepribadiaan Yang Kurang Matang
Konsep egosentrisme kognitif yang mendasar lainnya yaitu peranan orang tua yang terlalu memanjakan anak dengan terlalu melindungi dan memberikan segala hal yang ia mau. Akibatnya anak yang manja menjadi tidak toleran, tidak mampu untuk mengatasi masalah, sangat bersikap egois dan egosentris. Anak dan seseorang hanya peduli pada orang yang mempedulikan mereka, sikap yang kurang sabar, serta tidak toleran pada orang lain, rasa kurang percaya diri, memiliki fantasi merasa lebih hebat dari orang lain dan selalu ingin menjadi pusat perhatian dilingkungan sekitarnya. Berikut ini teori perkembangan dalam psikologi pendidikan.
3. Sifat Manja dan Kekanak – kanakan
Pada beberapa anak belum memiliki tingkah laku matang bahkan untuk tingkat yang paling sederhana dan mendasar. Penyebabnya yaitu karena keterbelakangan, gangguan proses bicara dan gangguan pada tahap kembang belajarnya. Sebab itu, anak menjadi egois karena belum mampu memahami dan belajar rasa peduli terhadap kepentingan orang lain. Serta anak belum termotivasi untuk mengetahui bagaimana merasakan perasaan orang lain serta belum mampu mempelajari nilai kepedulian pada diri orang lain dan sekitarnya. Contoh beberapa langkah dan cara menghilangkan sifat egois dalam diri seseorang.
4. Intelegensi
Konsep egosentrisme kognitif dapat dilihat dari intelegensi konsep abstrak, yang diukur secara tidak langsung dalam mencakup contoh pada kemampuan verbal, keterampilan memecahkan suatu masalah, kemampuan belajar serta kemampuan menyesuaikan diri terhadap pengalaman hidup sehari-hari. Salah satu perilaku yang merupakan indikasi inteligensi dapat berbeda-beda antara satu budaya dengan lainnya, hal inilah yang menumbuhkan egois muncul dan akan bertambah jika tidak diatasi dengan didikan dan pengetahuan yang baik. Pentingnya peran orang tua dalam menanamkan nilai agama sejak usia dini.
5. Karena Merasa Menjadi Superior
Umumnya anak karena merasa superior, maka anak egosentris berharap orang menunggunya, memujinya, dan percaya diri tinggi akan peran sebagai pimpinan. Hal ini menjadikan mereka merasa sok berkuasa, tidak peduli terhadap orang lain dan sekitarnya, sulit untuk bekerjasama dan sibuk berbicara mengenai diri sendiri. Hal ini tentu menjadi satu gejala bahwa ia memiliki rasa egois yang tinggi. Berikut ini beberapa peran etika dalam pergaulan remaja yang harus dikenali.
6. Merasa Dirinya Inferior
Salah satu sfat egois yang bisa dilihat pada anak yaitu menjadi individu yang memfokuskan semua permasalahan kepada diri sendiri. Anak yang demikian biasanya sangat mudah untuk dipengaruhi dan selalu mau disuruh oleh orang lain. Karena dirinya merasa bahwa tidak memiliki kemampuan yang baik dalam kelompok bermain dan belajar. Hal ini yang menjadi penyebab anak seringkali merasa diabaikan atau bahkan mereka tidak disukai. Berikut pnejelasan tentang perkembangan emosi usia dewasa dalam tahap tumbuh kembang kepribadian.
7. Merasa Dirinya Adalah Korban
Satu lagi contoh konsep egosentrisme kognitif yaitu adanya perasaan tidak diperlakukan secara adil sehingga mereka marah kepada semua orang. Akibatnya, anak akan menunjukan kemarahannya secara agresif dan berlebihan, baik terhadap orangtua, dan lingkungan sekitarnya. Hal ini tentu harus diatasi dengan pola pendidikan, teladan dan pengetahuan yang baik dan tepat. Contoh beberapa aspek psikologi dalam perilaku yang bisa Anda kenali.
Demikian contoh tentang konsep egosentrisme kognitif, semoga menjadi manfaat dan pengetahuan untuk Anda.