Home » Gangguan Psikologi » Trauma » 13 Cara Mengatasi Trauma Setelah Keguguran

13 Cara Mengatasi Trauma Setelah Keguguran

by Arby Suharyanto

Memiliki anak dalam sebuah pernikahan adalah impian semua pasangan, terlebih wanita yang merasa sempurna ketika telah menjadi ibu, dalam proses menjalani kehamilan, wanita lah yang mengalami masa ujian paling kuat, mulai dari perubahan fisik hingga mood dan lingkungan yang turut menjadi pengaruh untuk kesehatannya dan bayi yang dikandung.

Terkadang karena sesuatu hal seorang ibu tidak bisa mempertahankan kondisi kehamilannya, mungkin karena factor kesehatan atau factor stress. Sebab itu setiap ibu hamil selalu dianjurkan untuk melakukan aktifitas yang ringan dan tidak sampai membebani dirinya karena apapun yang terjadi pada ibu tersebut nantinya akan berpengaruh pula pada kesehatan bayi yang dikandung.

Namun tetap saja anugrah Tuhan tidak ada batasnya, tetap akan ada kemungkinan diberi anak lagi dengan usaha dan menghilangkan trauma yang ada, caranya yakni dengan cara sebagai berikut, 13 cara mengatasi trauma setelah keguguran.

1. Kesehatan Fisik

Menghilangkan trauma setelah kegugurantentu saja harus dnegan mengembalikan kesehatan fisik terlebih dahulu, yakni menyelesaikan segala terapi dan tindakan yang harus dilakukan sehubungan dengan gugurnya bayi yang dikandung, kondisi harus benar benar sehat dan segala tindakan dilakukan dengan lancar serta mendapat pernyataan dari dokter terkait bahwa kondisi ibu benar benar telah membaik. (Baca juga mengenai jenis sindrom dalam psikologi).

2. Perbaikan Mood

Selanjutnya ialah memperbaiki mood ibu tersebut, tentu saja akan terjadi kesedihan terlebih jika bayi yang dikandung sudah melewati perjalanan cukup lama seperti 6 bulan yang sebelumnya telah dilewati dengan pergerakan bayi dan sebagainya, mood harus diperbaiki secara psikologi dengan mengingat bahwa bayi yang telah meninggal akan mendapat dunia yang lebih baik dan kelak akan bertemu kembali dengan kedua orang tuanya. (Baca juga mengenai cara melatih anak agar percaya diri).

3. Mindset Positif

Wajib untuk ditanamkan mindset positif sehingga ibu tersebut memiliki semangat untuk kembali melanjutkan hidup dan kembali mencoba untuk memiliki anak kembali dan menanamkan harapan pada diri sendiri bahwa aka nada masa depan yang lebih baik jika mau berusaha. Ibu harus belaar dari pengalaman dan menganggap bahwa hal itu adalah yang terbaik. (Baca juga mengenai gaya komunikasi dalam psikologi).

4. Kasih Sayang Suami

Penting untuk mendapatkan kasih sayang dan dukungan penuh dari suami dalam menjalani masa masa berat setelah keguguran, suami tidak boleh menyalahkan keadaan atau menyalahkan istri, wajib untuk mengerti bahwa apapun yang terjadi sudah dalam kehendak Tuhan dan manusia hanya bisa berusaha, suami harus memberi kasih sayang yang jauh lebih banyak untuk istri. (Baca juga mengenai gejala gangguan jiwa berat pada orang dewasa).

5. Dukungan Keluarga

Orang tua, mertua, atau keluarga yang terdekat juga harus memberi dukungan kepada ibu tersebut dengan menguatkan bahwa semuanya akan dapat diulang kembali dan didapatkan kembali dengan jalan berusaha. Dapat diterapkan pengalaman atau contoh contoh dari orang sebelumnya yang pernah mengalami hal yang sama namun tetap bisa mendapatkan keturunan. (Baca juga mengenai cara melatih empati anak).

6. Pengalaman

Jadikan kisah yang telah lalu sebagai pengalaman dan pelajaran, bukan sebagai sesuatu yang membebani dan menciptakan hal negative, setiap ibu tentu pernah berbuat kesalahan dan  hal tersebut dapat dijadikan sebagai jalan pengalaman untuk ke depannya menjadi ibu yang lebih baik lagi, simpan cerita dan ajdikan sebagai bahan kehati hatian di masa depan.

7. Pola Hidup

Pelajaran tentang keguguran akan memberi pelajaran mengenai pola hidup, ibu akan mendpaat pelajaran untuk bisa melaksanakan pola hidup yang lebih baik dan lebih sehat dari sebelumnya sehingga terhindar dari keguguran dan trauma tersebut digunakan sebagai bahan pencegahan agar tidak terulang kembali di masa depan. Ibu bisa belajar bagaimana pola hidup sehat dalam keseharian maupun dalam kehamilan.

8. Penggalian Ilmu

Cara menghilangkan trauma setelah keguguran dapat dilakukan dengan banyak belajar dan banyak membaca ilmu mengenai keguguran dan hikmah yang bisa diambil, misalnya ialah tentang harpaan ke depannya untuk bisa memiliki anak kembali dan sebagai pelajaran bagi suami pula untuk mengingatkan kebaikan dan pola hidup sehat pada istrinya.

9. Masa Depan

Mulai rencanakan dan pikirkan rencana masa depan agar tidak terus menerus berada pada masa lalu, wajib untuk mempertimbangkan dan memikirkan kapan bisa memiliki anak lagi dan kapan bisa melakukan program lagi disertai dnegan pola hidup sehat sambil menunggu waktu yang tepat atau yang terbaik untuk merencanakan kehamilan.

10. Konsultasi

Lakukan konsultasi kepada dokter terkait mengenai maslaah rencana kehamilan tersebut, kapan waktu yang terbaik dan apa saja sarannya, misalnya ialah makanan apa yang terbaik dan aktifitas berat apa yang seharusnya dihindari sehingga di masa depan tidak berada dalam permasalahan yang sama dan tidak mengalami hal yang sama.

11. Menghindari Penyebab

Setelah penyembuhan keguguran tentu sekaligus diketahui apa saja penyebab dari keguguran tersebut, misalnya akrena aktifitas atau karena makanan yang dimakan atau mungkin karena pola hidup yang tidak sesuai, hal itu ke depannya dijadikan sebagai pelajaran untuk dihindari agar mencapai kehamilan yang terbaik di masa berikutnya.

12. Perhatian Penuh

Ibu yang telah mengalami keguguran, untuk menghilangkan trauma yang dialami tentu saja harus mendapatkan perhatian penuh dari semua orang yang terdekat dengannya, terutama ialah dari suami dan keluarga, perhatian tersebut dapat diberikan dengan cara mengajak ibu untuk melakukan hal yang bermanfaat agar tidak terus menerus mengingat masalah yang terjadi dan banyak memperluas pergaulan untuk belajar dari apa yang telah dialami dan orang lain alami.

13. Kesehatan Lingkungan

Lingkunganyang sehat dan kondusif adalah salah satu cara untuk menghilangkan trauma pada ibu yang keguguran, lingkungan yang panas dan penuh polusi atau penuh dengan asap rokok jelas akan memberi pengaruh dan dampak yang berbeda bagi ibu dibandingkan dengan lingkungan yang sejuk, hijau, tenang, dan bebas polusi. Ibu harus berada dalam lingkungan yang tenang yang bebas dari hiruk pikuk dan segala hal yang berkaitan dengan stress, sehingga pikiran akan tenang dan tercipta mindset yang positif.

Demikian artikel kali ini, semoga mudah dipahami oleh anda dapat menjadi wacana yang bermanfaat untuk anda, jangan lupa selalu luangkan waktu untuk membaca artikel kami agar anda selalu mendapat wawasan yang bermanfaat. Terima kasih sudah membaca. Salam hangat dari penulis.

 

You may also like